Chereads / Be a Princess / Chapter 42 - Nona muda yang memulai bisnis

Chapter 42 - Nona muda yang memulai bisnis

"Para wanita benar-benar menakutkan"

Aku tidak bisa menahan tawa mendengar komentar Khun yang dia lontarkan dengan suara pelan.

Setelah kepergian Lady Adrian dan rombongannya, aku meneruskan makan siangku yang tertunda. Steak-nya sudah mendingin tapi kepuasan yang aku dapatkan setelah menggoda Lady Adrian mampu menutupinya. Tapi berbeda dari sebelumnya, aku tidak makan dengan standar keanggunan ala bangsawan. Agatha mendecakkan lidahnya tidak setuju tetapi tidak berkomentar apa-apa terhadap cara aku makan.

"Apakah ini kali pertama anda bergaul dengan bangsawan, Khun?"

"Yah..."

"Yah?"

"Sebenarnya Yang mulia Duke sudah mengingatkan saya..."

"Tentang percakapan palsu para bangsawan? Bisakah anda berbicara dengan jelas apa yang dikatakan Derrick"

"... Ah. Tolong bicara dengan santai padaku Yang mulia"

"Baiklah. Dan sebagai gantinya berhenti memanggilku Yang mulia"

"Oh, apakah itu keliru? Anda adalah Putri Duke. Dan sekarang anda adalah Duchess"

"Yang benar adalah... Aku hanyalah putri mantan Duke dan aku hanyalah wakil Duke Calverion yang baru"

"..."

"Baik, sekarang katakan apa yang disampaikan Duke Calverion padamu. Aku benar-benar khawatir Duke memberikan gambaran yang salah padamu"

"Siapa anda tidak akan pernah berubah. Tapi Kata-kata anda... Itu terdengar seperti anda akan menghilang suatu hari"

"Kau mengalihkan topik Khun. Tapi aku akan menjelaskan padamu. Gelar ini tidak hanya memberimu banyak kebebasan tapi juga memberimu banyak kekangan. Gelar sebagai bangsawan terkadang membuatmu sulit bernapas seperti yang kau inginkan. Aku harus bertindak dengan banyak tata krama yang menyusahkan ditambah berbagai tugas yang harusnya dilakukan oleh Duke"

"..."

"Putri, saya akan mengikuti anda apapun keputusan anda"

Aku tertawa menanggapi Agatha.

"Aku tidak bermaksud untuk menghilang Agatha. Aku hanya berharap Duke kembali dan mengambil alih semua tugasnya. Aku ingin hidup dengan nyaman dan santai"

"Ohh"

Agatha tertawa malu. Tentu saja aku tidak ingin mati seperti cerita aslinya. Tapi bukan berarti aku akan melarikan diri dari kenyamanan hidup sebagai seorang gadis bangsawan bukan?

Kami melanjutkan tamasya kami ke bengkel Roan. Dia mengklaim tempat itu sebagai tokonya tetapi melihat kondisinya itu sama sekali tidak layak disebut seperti itu. Secara teknis Roan tinggal dan bekerja di tokonya. Apa yang dia jual sebenarnya nyaris tidak ada. Roan pada dasarnya adalah pengrajin pertama yang mengenalkan kerajinan kaca dan logam. Hasil pekerjaannya sempurna dan itu sebenarnya sudah cukup untuk membuat dia menjadi seniman pribadi bagi salah satu keluarga yang sangat kaya untuk membuat dia hidup dengan nyaman.

Masalahnya Roan adalah tipe perfeksionis akut yang tidak ingin mengulang karyanya atau bahkan menolak membuat suatu desain jika dia merasa itu tidak sesuai.

Aku pernah mendengar dia kehilangan kontrak pembuatan perhiasan karena dia terus menerus mengulang sebuah desain hanya karena dia merasa apa yang dia buat sebelumnya kurang sempurna. Akhirnya dia kehabisan waktu untuk menyelesaikan pesanannya. Saat sebuah perhiasan kaca yang dia buat tiba-tiba menjadi populer, pesanan dalam jumlah banyak mulai datang. Tapi dia menolak untuk membuatnya lagi dengan alasan setiap karyanya akan selalu menjadi karya ekslusif yang tidak akan dia tiru kembali. Dia juga pernah menolak membuatkan sebuah perhiasan karena merasa bentuknya yang tidak cocok dengan karakter si gadis. Belum lagi saat dia menolak membuat sebuah desain furniture kaca karena merasa desain itu tidak aman. Pelanggannya beralih ke pengrajin lain dan prediksinya terbukti. Kaca-kaca tersebut melukai sang bangsawan tetapi itu justru membuat dia dihukum karena menciptakan tren yang berbahaya.

Saat dia kembali ke bisnisnya, pengrajin yang mampu mengkreasikan kaca dan logam sudah menjamur. Mereka bahkan akan melakukan tepat seperti apa yang diinginkan para pemesan tanpa mempedulikan kesesuaian dan keamanannya. Sesuatu yang tidak pernah ingin Roan lakukan. Tentu saja dia segera kehilangan pelanggan dan pekerjaannya.

Begitu kami memasuki bengkelnya, kami segera berhadapan dengan Roan yang duduk di satu-satunya kursi kayu yang cukup layak seolah sedang menunggu kami. Dia sama sekali tidak mempedulikan Khun atau Agatha yang berdiri di sampingku sebaliknya terus menatapku tanpa kedip.

"Agatha, tolong buka tirainya. Sepertinya Tuan Roan butuh udara segar"

"Tidak perlu Nona muda. Toh anda akan segera keluar dari tokoku"

"Oh, Apakah anda baru saja selesai memikirkan gairah hidup anda lagi"

Berurusan dengan Roan selalu melelahkan. Dengan sifatnya, aku banyak menghabiskan waktu untuk membujuk dan meyakinkan dia untuk melakukan apa yang aku inginkan. Terkadang aku mulai meragukan apakah dia benar jauh lebih tua dariku.

Agatha tidak pernah menganggap serius kemarahan-kemarahan Roan. Dia lebih banyak memperlakukan Roan seperti anak laki-laki penggerutu. Jadi dia segera menarik tirai-tirai yang menutupi bengkelnya dan dengan segera cahaya serta udara segar berlomba-lomba memasuki ruangan itu. Dengan santai dia membalik sebuah kursi kayu sehingga barang-barang yang ada di atasnya jatuh berhamburan. Menyeret kursi itu ke dekatku, membersihkannya dengan sapu tangannya sendiri lalu melapisinya dengan mantel yang sedari tadi dipegangnya sebelum akhirnya mempersilahkan aku duduk.

Semuanya dilakukan Agatha tanpa peduli pada kedipan mata Roan yang terlalu kaget untuk protes.

"Nona muda, saya menolak untuk melanjutkan kerjasama kita. Saya sudah menyelesaikan pesanan anda jadi silahkan bawa kotak-kotak pesanan anda. Berikutnya tolong jangan menghubungi saya lagi"

Dia akhirnya mendapatkan kembali suaranya setelah menarik napas panjang beberapa kali. Sesuatu yang sudah kuduga akan dia katakan.

"Apakah anda punya alasan yang cukup kuat Sir Roan?"

"Sejak awal anda menjanjikan saya melakukan sesuatu sesuai keinginan saya. Sesuatu yang tidak akan sama satu sama lain"

Aku mengangguk membenarkan saat dia berhenti berbicara seolah menunggu konfirmasi dariku.

"Anda sudah menipu saya awalnya untuk membuat kotak-kotak kaca yang sama. Dan sekarang anda ingin saya kembali membuat kotak-kotak kaca yang sama lagi. Saya menyerah melakukannya"

"Aku tidak tahu itu akan menjadi produk yang sama bagi anda. Bukankah anda sendiri sangat antusias ketika mengukir lambang keluarga yang berbeda pada masing-masing kotak itu?"

Lambang sebuah keluarga bangsawan penuh detail dan makna dalam setiap goresannya. Untuk mengukirnya diatas media kaca yang rapuh adalah keahlian yang membutuhkan ketrampilan dan ketelitian yang tinggi. Tapi itu adalah kemampuan yang masih belum bisa ditiru pengarajin kaca manapun sekaligus merupakan obsesi tersembunyi Roan dalam menciptakan kesempurnaan dalam karya ekslusifnya. Karena itu dia tidak menolak saat aku memintanya membuat kotak-kotak sabun berbahan kaca dengan ukiran lambang keluarga masing-masing dari tamu-tamu undanganku. Sebelumnya dia juga sudah tertarik dengan desain gelas ukur yang kuberikan pada Lise Arlo. Bagaimana aku memintanya membuat berbagai bentuk gelas kaca dengan ketebalan yang paling minimal. Jadi dia mengantisipasi desain-desain unik lain yang akan aku berikan padanya. Tetapi kemudian dia harus membuat ratusan kotak kaca polos tanpa ukiran atau bentuk unik tentu saja membuat dia kesal.

"Itu... saat itu penuh ukiran. Yang ini bahkan bisa saya selesaikan dengan mata tertutup"

Aku mengedarkan pandangan untuk melihat tumpukan kotak kaca yang sudah dia selesaikan dan ditumpuk dengan rapi di salah satu sudut. Bahkan sekilas aku bisa tahu, kualitas produknya masih sehalus produk pertama yang dia selesaikan dengan sukacita.

"Itu bahkan belum selesai"

"Eh?"

"Apakah anda hendak menipuku Sir Roan? Aku menginginkan kotak kaca ekslusif dengan ukiran tertentu tetapi anda justru memberikan kotak polos tanpa tanda apapun"

"Eh?"

"Anda bahkan cukup berani mengatakan sudah menyelesaikan kewajiban anda. Aku mungkin masih muda. Tapi tolong jangan pernah berpikir anda akan terbebas setelah menipu seorang bangsawan"

"Ap-Apa... Apa yang anda katakan Nona muda?"

"Agatha, tolong bacakan kontraknya"