Jadi sekarang disinilah kami. Di tengah distrik bangsawan kelas atas.
Seperti saran Khun yang diterima Agatha dengan gegap gempita. Meski aku tetap mengenakan pakaian yang menutupi lengan hingga leherku, dia cukup puas dengan membuatku mengenakan gaun berwarna kuning lembut dengan renda-renda di sepanjang roknya. Hanya ada batu permata hijau besar yang menempel di bagian dada gaun tapi itu sudah cukup menunjukkan seberapa mewah gaunku.
"Ini hampir waktunya makan siang, bagaimana kalau kita mampir di restoran itu putri."
Kami memasuki restoran dan duduk di tempat paling mencolok.
"Khun, apakah kau tidak akan duduk?"
Dia menatapku dengan sorot mata geli.
"Saya tidak boleh, Milady."
Aku beralih menatap Agatha yang duduk di depanku yang balas menatapku dengan pandangan meminta maaf.
Sial, meskipun aku cepat belajar dan terbiasa menerapkan etika dan semua pengetahuan baru dari dunia ini, tidak berarti aku akan mudah melupakan kebiasaan lama. Sebagai gadis yang hidup di era modern yang seumur hidup dibesarkan dengan pola pikir untuk hidup setara, aku sering memperlakukan para pelayanku dengan perasaan hormat sebagai manusia. Tidak apa-apa jika aku duduk di meja yang sama dan makan makanan yang sama dengan para pelayan wanita jika itu kulakukan di Mansion. Tidak apa-apa jika Agatha duduk bersamaku di depan umum karena pada dasarnya dia juga memiliki darah bangsawan sebelum keluarganya jatuh dan dia harus bekerja sebagai pelayan pribadiku. Tapi itu akan berbeda bagi seorang laki-laki.
Laki-laki memiliki tingkat etika dan aturan yang lebih ketat dari pelayan wanita. Sejauh ini hanya Reese yang cukup berani untuk ikut duduk bersamaku.
Ini mungkin baru beberapa hari sejak dia menjadi pengawal pribadiku, jadi aku berharap kami bisa menjadi sedikit lebih akrab nantinya.
Saat aku sedang melihat-lihat daftar menu yang diantarkan, ekor mataku melihat rombongan lain yang masuk. Meskipun mereka menggunakan pakaian biasa, aku bisa mengenali cara bergerak mereka yang terkoordinasi dan sinkron satu sama lain. Itu cara bergerak yang tidak bisa dimiliki oleh pengawal biasa yang bahkan dimiliki oleh bangsawan. Orang-orang itu haruslah ksatria terlatih yang sudah menghabiskan waktu bersama cukup lama sehingga mereka mampu berpindah dengan cara yang sangat alami satu sama lain.
Seseorang yang menjadi pusat rombongan berhenti sebentar sebelum kembali melanjutkan langkahnya dengan pasti ke lantai dua. Aku yakin restoran ini menyediakan ruang-ruang pribadi tertutup untuk tamu yang menginginkan privasi. Mungkin lain kali aku akan mencobanya, tekadku sambil terus menatap lembar menu. Untuk sekarang, mari makan siang dengan cepat, mengunjungi Roan dengan cepat dan kembali ke Mansion dengan cepat sebelum terjadi sesuatu lagi.
"Milady... Anda terus mengangguk. Apakah anda menginginkan semuanya? Itu tidak boleh Putri"
"Oh..."
Aku pasti terlalu memperhatikan sekelilingku dibanding orang-orangku.
"Silahkan makan dengan tenang Milady. Biarkan saya yang mengawasi sekitar anda termasuk rombongan tadi."
Khun menunduk dan berbisik pelan dekat telingaku.
Jaraknya saat berbicara cukup jauh dariku, tapi suaranya yang rendah dan berat terasa menggelitik telingaku. Aku yakin arah kepalaku dan mataku tetap lurus, tapi dia masih tetap menangkap kemana perhatianku teralihkan. Rasanya seperti tertangkap basah mengintip buku harian orang lain.
"Tolong rekomendasikan makanan sehatmu Agatha."
Dengan cekatan Agatha segera memesan 'makanan sehat' yang cocok untuk dietku. Aku bersyukur karena makanan yang mereka sajikan benar-benar sesuai dengan reputasi dan harga mahal yang mereka tawarkan.
"Ah, usahaku sia-sia."
Aku mengalihkan pandangan pada suara itu.
Beberapa gadis muda duduk tidak jauh dari meja kami sambil menikmati kue-kue kecil di atas meja mereka.
"Ini bahkan gaun yang saya pesan khusus untuk hari ini karena Yang mulia."
"Aku ingin sekali bisa melihat wajah Yang mulia pangeran kedua."
"Katanya ia memiliki warna rambut dan mata yang sama dengan Yang mulia Kaisar. Dia pasti tampan sekali."
"Kenapa sih paradenya dibatalkan? Ah, aku kesal sekali."
Ah, rupanya mereka tengah membicarakan Pangeran Edgar. Tokoh utamanya sudah menghilang, jadi wajar jika parade dibatalkan. Melihat antusiasme para wanita muda ini sekarang aku bisa memahami kenapa dia begitu marah saat itu dan segera berangkat ke perbatasan seolah melarikan diri dari bahaya.
Mereka akan pergi ke perbatasan yang kemungkinan besar harus terlibat dengan beberapa pertempuran berdarah. Mereka mungkin harus kehilangan beberapa orang yang pergi bersama. Tetapi parade yang diatur oleh Ratu Anna benar-benar terlihat seperti festival perayaan. Alih-alih menyusuri jalur langsung keluar Ibukota, para ksatria dengan dipimpin oleh Pangeran Edgar harus melewati jalur-jalur utama untuk menyapa rakyat ibukota sebelum meninggalkan Ibukota.
"Aku dengar itu karena situasi perbatasan yang kembali mencekam. Wilayah pertempuran semakin melebar jadi Yang mulia harus bergegas."
Suara lembut itu menenangkan para gadis.
Untuk mencari alasan pembatalan parade kerajaan, kali ini istana bertindak bijaksana. Aku menyesap jus jerukku sambil mengangguk.
"Saya benar-benar iri pada anda Lady Adrian. Anda sering mengunjungi istana kekaisaran. Anda sering diundang menghadiri pesta-pesta kerajaan, anda tentu sering bertemu dengan para Pangeran."
Itu Lady Adrian? Pantas saja suara itu seperti tidak asing. Aku ingin melihatnya. Bolehkah?
"Jangan mencoba untuk menoleh lagi Putri."
Seperti membaca pikiranku, Agatha sudah melarangku bahkan sebelum aku selesai memutuskan tindakanku.
"Saya akan menjelaskan apa yang saya lihat."
Agatha mengangkat wajahnya dari piring steaknya dan menatapku lekat.
"Itu Lady Adrian beserta teman-temannya. Selain Lady Adrian dan Lady Rana yang pernah menghadiri pesta teh anda, tiga gadis lain adalah putri-putri bangsawan rendah yang kabarnya selalu melekat pada Count Adrian."
Agatha menatap langsung kewajahku tetapi sesekali matanya akan bergerak kebelakangku untuk mendeskripsikan peristiwa di meja para gadis lain.
"Mengenai pernyataan dari gadis terakhir, Lady Adrian tidak meresponnya secara langsung. Dia hanya menyesap minumannya tanpa berkata apa-apa. Ah, gadis ini benar-benar menakutkan. Tingkah ambigunya benar-benar memicu kesalahpahaman. Apa semudah itu menjalin hubungan dengan keluarga kerajaan?"
Agatha masih terus berbicara dengan rajin seperti komentator acara olahraga. Aku tidak bisa menahan sudut bibirku terangkat melihat caranya berbicara. Biasanya dia akan bertingkah sopan dengan etiket sempurna. Tapi yang saat ini ku lihat tidak berbeda dari gadis remaja di duniaku yang lama yang senang bergosip.
***
_Di lantai dua_
"Jadi itu benar-benar dia?"
"Benar Yang mulia. Saya sudah mengkonfirmasinya sendiri."
"Apa yang dia lakukan disini? Apakah dia bermaksud ikut menonton parade?"
"Saya tidak bisa memastikannya Yang mulia. Dia memasuki istana sesaat sebelum Pangeran kedua pergi, jadi agak meragukan jika dia tidak tahu kalau Pangeran sudah pergi."
"Bukankah dia cukup berani untuk berkeliaran di luar seperti ini?"
"..."
"Dan pengawalnya... siapa itu? Apakah itu salah satu ksatria Calverion? Ksatria sebelumnya, apakah dia kembali pada Pangeran kedua?"
"..."
"Cari tahu semuanya. Tempatkan orang untuk mengawasi mansion Calverion jadi kalian bisa mengabariku jika dia melangkah keluar mansion lagi."
"Baik Yang mulia."
"Orang-orang yang sebelumnya menyelamatkan gadis itu, apakah kalian sudah tahu siapa mereka?"
"Kami masih belum tahu Yang mulia. Salah satunya terluka cukup parah, jadi mereka seharusnya mencari dokter. Tapi hingga saat ini tidak ada satupun praktisi kesehatan yang menangani luka seperti itu. satu-satunya kesempatan melihatnya adalah saat dokter keluarga Calverion menanganinya pertama kali."
"Seperti apa dia?"
"Dokter tidak bisa melepaskan topeng yang dia kenakan. Tapi luka itu satu-satunya luka yang dia dapat."
"Para pengawal rahasia sangat loyal tapi mereka tidak akan mengorbankan nyawanya untuk orang yang bukan keluarga kerajaan. Jadi siapa itu? Siapa yang menjaga Niesha Calverion?"