Jika Sir Brass tetap diam, maka Agatha dan para pelayan lain sedikit berisik. Tentu saja mereka tidak mengerti bagaimana Kuhn bisa mendapatkan kepercayaan untuk langsung menjadi pengawal pribadiku bahkan ditempatkan dilantai yang sama denganku. Sepanjang sore saat aku berkeliling dan berlatih menunggang poniku dengan Kuhn mengikuti dibelakangku, akan selalu ada sosok pelayan yang bersembunyi. Penasaran dan ingin tahu seperti apa Kuhn.
Aku juga penasaran dan ingin tahu.
Aku sudah melihat bagaimana cara para ksatria bertarung saat mereka berlatih bersama Derrick. Aku sudah melihat bagaimana ilmu pedang Reese saat dia melawan sir Brass. Aku sudah melihat Lionel Hovwell yang masuk ke dalam kamarku nyaris tanpa suara. Jadi aku penasaran bagaimana seni pedang seorang Irie.
"Dimana Kuhn?"
"Putri, anda langsung menanyakan dia begitu anda bangun hari ini?"
Agatha mengerucutkan bibirnya.
"Apa kau cemburu?"
Aku tertawa. Jarang melihat Agatha mengubah ekspresinya menjadi lebih manusiawi.
"Sir Kuhn dan pelayan lain mungkin memiliki ide yang salah jika mereka mendengar anda menanyakan keberadaan sir Kuhn dengan rajin."
"Oh ya?"
Aku menggoda Agatha sementara dia membantuku mengganti gaun tidurku dengan gaun 'sederhana' yang direkomendasikan Agatha. Menyelesaikan sarapan dengan cepat dan bersiap keluar.
"Ayo jalan-jalan."
Begitu aku mengatakan ingin mencari Kuhn yang menghilang ke tempat pelatihan ksatria, dengan penuh semangat Hanson mengajukan diri untuk ikut mengawalku. Suasana cukup ramai disana.
"Apa yang terjadi?"
"Para ksatria sedang berlatih pertarungan jarak dekat Putri."
Seorang ksatria yang sedang berjaga menjawab pertanyaanku.
"Benarkah? Apa memang selalu semeriah ini?"
Tanpa menunggu jawabannya aku memasuki aula pelatihan.
Dulu, saat memasuki tempat ini bersama Derrick, biasanya para ksatria akan terbagi dalam beberapa kelompok kecil untuk memulai latihan yang berbeda. Saat ini mereka bergabung menjadi kelompok besar pria yang bertelanjang dada memperlihatkan bentuk tubuh yang sudah dilatih sempurna selama bertahun-tahun. Mereka mengelilingi arena pertarungan dan bersorak pada orang lain yang berdiri berhadapan di tengah arena.
Hanson yang melihat pemandangan ini mengeluarkan batuk yang cukup keras yang mengagetkan ksatria yang berjaga di dekat pintu. Begitu dia menatapku yang berdiri kaku di depan pintu, ksatria muda itu membulatkan mata tapi tetap tenang saat ia mulai berteriak.
"Yang mulia Duchess ada disini. Dimana sopan santun kalian!"
Dia harus berteriak 3 kali sampai dia menarik perhatian beberapa orang untuk menoleh. Seperti efek domino, kepanikan mulai menjalar dari satu orang ke orang lain. Sekali lagi aula pelatihan dipenuhi suara gemuruh saat para ksatria yang panik berlari untuk memperbaiki penampilan mereka.
Di tengah Arena hanya tersisa Sir Brass, Kuhn dan beberapa pemimpin kelompok ksatria yang memiliki pakaian lengkap di tubuhnya.
"Apa yang terjadi?"
Aku bertanya dengan suara ceria.
Saat itu beberapa ksatria sudah kembali dengan pakaian yang menutupi tubuh atas mereka. memiliki sinkron yang baik sehingga mereka bisa segera membentuk barisan yang rapi dan layak.
Begitu mendengar pertanyaanku mereka mulai saling berpandangan.
"Ini adalah aula pelatihan, Putri. Yang kami lakukan adalah berduel untuk mengukur kemampuan masing-masing. Mempelajari lawan untuk menemukan kelemahannya dan mencaritahu kelemahan diri sendiri."
Kuhn menjawab sebelum yang lainnya sempat membuka mulut.
"Benarkah? Itu pasti menarik. Kuhn, bisakah anda memperlihatkan kemampuan anda?"
Dengan segera sebuah kursi kayu ditempatkan di depan arena. Tapi berbeda dari sebelumnya, kali ini tidak ada yang maju menghadapi Kuhn. Sangat jelas keraguan di mata mereka untuk menghadapi seorang pengawal pribadi di depan tuannya.
"Apa ini? Apakah tidak ada yang berani melawan Kuhn?"
Tidak ada gerakan apapun
"Tolong tunjukkan jika para ksatria Calverion tidak akan kalah dari pria asing yang tiba-tiba berdiri disampingku hanya karena dia dekat dengan Duke."
Atas kata-kata motivasiku, beberapa kepala menoleh bingung sebelum akhirnya seseorang melangkah maju kedalam arena. Aku mengenalnya, Roy Dion. Sir Brass merekomendasikannya sebagai kapten tim pengawalku karena kemampuannya dan dia juga beberapa kali menjadi anggota pengawalku setiap kali ke istana.
"Anda banyak terlibat pertempuran bersama Yang mulia Duke. Itu pengalaman yang tidak bisa saya dapatkan. Mohon bantuannya untuk menunjukkan kelemahan saya."
Dia sopan. Setidaknya dia tidak menanggapi provokasiku untuk menghina status Kuhn.
"Tentu."
Itu pertarungan dengan menggunakan pedang kayu, tetapi di tangan yang tepat, bahkan bisa digunakan untuk membunuh. Meskipun ini disebut latihan, aku bisa melihat kesungguhan dari Roy maupun Kuhn untuk mengalahkan satu sama lain.
Mereka menghabiskan beberaapa detik saling menatap sebelum akhirnya aku melihat benturan keras dan suara pedang kayu yang saling beradu.
"Sir Brass, apakah ini tidak mengerikan?"
Aku membuka mataku tapi pandanganku terfokus kearah lain.
"Mereka bahkan baru bertukar beberapa tebasan untuk saling mengenal kekuatan masing-masing. Saya mengenal Roy dan dia bahkan belum mengeluarkan setengah dari tenaganya. Dan seperti yang diharapkan dari seorang yang dipilih Duke, Kuhn menangkis dan membalas Roy semudah dia bernapas."
"Itu tangkisan yang terlihat mengerikan."
Aku bisa mendengar suara desahan sir Brass dibelakangku.
"Anda bahkan tidak melihat ke arah mereka Putri."
"..."
Aku terlalu malu untuk mengakuinya. Latihan duel disini sangat berbeda. Ini terlihat senyata film action di TV.
Sementara para ksatria lain bersorak untuk Roy, Hanson jelas bersorak untuk Kuhn. Berkat suaranya yang besar dan bagaimana ia menggambarkan keadaan, kadang-kadang aku mengalihkan pandangan untuk melihat mereka. Secara tiba-tiba Kuhn memutar pedangnya dan menepis pedang Roy hingga terlepas dari genggamannya. Melayangkan tendangan setelah berputar dan menghantam dada Roy sehingga membuatnya terlempar ke luar arena.
"Cobalah untuk lebih rileks. Jangan menggunakan terlalu banyak kekuatan pada genggamanmu, itu hanya akan membuat tenagamu lebih cepat terkuras."
Roy bangkit dari tanah. Mengusap bibir dan hidungnya yang mengucurkan darah tapi mengangguk pada Khun.
"Terima kasih."
Setelah itu Kuhn masih tinggal untuk 'berlatih' bersama beberapa ksatria lagi. Aku menggunakan alasan untuk menyelesaikan pekerjaanku saat melarikan diri dari Aula pelatihan, meninggalkan Hanson yang masih bertahan untuk mengukur dan menilai apakah Kuhn layak menjadi pengawal pribadiku.
"Putri, saya pikir anda yang tergila-gila pada seni pedang. Maafkan saya."
Agatha meminta maaf dengan tulus saat kami berjalan menuju mansion utama.
"Jika kamu sudah menyadari kekeliruanmu, apa yang kau pahami Agatha?"
"Itu Kepala pelayan, Putri. Dia bahkan meninggalkan tugasnya untuk mengikuti anda kesini. Dan sekarang dia mengarang cerita konyol untuk tetap bersama pengawal anda. Saya khawatir sebentar lagi kepala pelayan akan mengajukan diri untuk menjadi ksatria juga."
Aku tertawa dengan lelucon Agatha. Hanson memang menunjukkan minat yang terlalu besar pada seni pedang hanya setelah Kuhn datang.
Aku menghabiskan sepanjang pagi untuk menyelesaikan tugasku sebagai Duchess bagi wilayah Duchy di Ibukota dan mendengarkan pengaturan pengawalan bagiku yang disusun oleh sir Brass.
Seperti yang aku duga, duel latihan hari ini khusus untuk mengukur kemampuan Kuhn. Meskipun mereka mengakui Derrick, tidak berarti para ksatria akan menerima begitu saja keputusan untuk menjadikan seorang yang baru sebagai pengawal pribadiku. Mereka sudah pernah tersisih karena Reese, jadi kali ini mereka mencoba menunjukkan jika Kuhn tidak layak dengan mengajaknya berduel. Sesuatu yang terlalu mudah diatasi oleh seorang Irie. Jadi untuk mengurangi ketidakpuasan para ksatria, mereka yang terbaik bisa menjadi anggota pengawalanku yang akan dipimpin oleh Kuhn dan Roy Dion.
Kuhn muncul tidak lama setelah sir Brass meninggalkan ruang kerjaku.
"Saya akan pergi ke luar. Apakah anda tidak ingin ikut denganku Putri?"
Bahkan Agatha yang sudah berubah menjadi sekretaris paruh waktuku tidak dapat menahan rahangnya jatuh keheranan.
"A-Apakah anda baru saja mengajak Putri menemani anda?"
Agatha tergagap.
"Tidak, saya menyarankan Putri untuk menunjukkan siapa dia. Semua orang harus tahu apa yang bisa dilakukan seorang Calverion."
"Apa kau... Sedang mengajari aku cara mengintimidasi?"
Kuhn mengangguk tanpa ragu.
"Baik. Ajari aku caranya. Agatha, siapkan pakaianku."
"Putri, saya sarankan untuk keluar dengan megah."