Aku tersenyum mendengarnya.
"Seberapa besar kesetiaan anda pada Calverion, Viscount Medell?"
"Apa maksud anda Putri?"
"Ayahku bukan lagi seorang Duke. Dalam beberapa hal, aku maupun Derrick tidak akan bertindak netral seperti mantan Duke. Di sisi mana kami berdiri mungkin tidak akan membawa keuntungan apapun bagi anda. Anda sudah membuktikan kemampuan dan pengabdian anda pada mantan Duke. Aku tidak akan menahan anda berdiri di sisi Calverion jika anda tidak ingin. Jadi anda bebas untuk pergi"
Aku tahu aku tidak bisa menyembunyikan rencanaku selamanya. Akan ada orang-orang yang cukup peka untuk menyadari apa yang sedang aku kerjakan. Aku adalah orang asing yang tidak benar-benar tahu bagaimana dunia ini bekerja, jadi aku hanya bisa bersandar pada orang lain. Tapi aku ingin tempatku bersandar cukup kokoh. Aku ingin orang-orang yang menjadi tempat sandaranku benar-benar paham setiap risiko yang akan mereka hadapi jika berdiri bersamaku dan aku ingin mereka melakukannya dengan setulus hati. Aku tidak akan pernah dapat menahan kehancuran di kemudian hari jika ternyata mereka memiliki keraguan sedikit saja padaku.
Viscount Medell berdiri dengan wajah pucat. Tangannya yang mengepal di sisi tubuhnya sedikit gemetar sebelum akhirnya tenang. Untuk orang setenang Viscount Medell, ucapanku pasti sangat mengejutkan.
"Putri..."
Aku mendongak saat pria itu sudah berdiri di depan kursi yang aku duduki.
Dengan tiba-tiba dia sudah menekuk salah satu kakinya dan berlutut di hadapanku. Meraih salah satu tanganku dengan erat dan menempatkan wajahnya diatas tanganku.
Ah, aku tahu adegan seperti ini. Ini sering di gambarkan dalam novel-novel bertema kerajaan yang pernah kubaca. Apakah mungkin...
"Saya menyerahkan semua kesetiaan saya pada Anda Duchess Calverion. Silahkan gunakan saya sesuka anda"
Ia mengakhiri ucapannya dengan mencium punggung tanganku lalu mendongak menatap wajahku.
Viscount Medell sudah memberikan sumpah setia padaku.
Meskipun aku menginginkan kesetiaan semua pengikut Calverion, aku tidak menyangka jika Viscount Medell adalah orang yang melakukannya segera setelah aku menanyakannya.
"Sir Medell... aku hanyalah anak perempuan yang masih sangat muda. Apakah anda mau menyerahkan hidup dan kesejahteraan anda dalam tanganku?"
"Saya mempercayai anda sejak saya menyerahkan laporan Calverion untuk anda tangani langsung. Saya hanya menunggu anda untuk memastikan bahwa anda tidak akan berdiri dan menjadi penonton. Jika saat itu datang, saya sudah bersumpah akan berdiri di sisi anda tanpa ragu. Dan inilah sumpah saya Putri"
"Terima kasih Viscount. Keputusan anda akan menjadi sangat berarti bagiku"
Saat aku tersenyum canggung, Viscount Medell membalas senyumku seperti senyuman seorang ayah yang bangga dengan prestasi putrinya.
Dengan sumpah Viscount Medell, menjadi nyaman untukku membahas semua rencanaku. Seperti yang sudah dia duga, serikat dagang yang sedang coba aku dirikan akan memastikan pemasaran produk sabun wangi Count Arlo akan di pegang secara ekslusif. Hanya saja, siapa yang akan berdiri di belakang serikat dagang itu akan tetap menjadi rahasia.
***
"Putri, Lady Arlo ada di sini"
"Tolong antar dia ke taman, Agatha"
Aku baru saja menyelesaikan makan siang yang terlambat bersama Viscount Medell.
Begitu aku memasuki taman, Lise Arlo berdiri menyambutku dengan wajah cerah. Meskipun kami secara aktif sering bertukar surat, ini barulah pertemuan kedua kami.
"Putri..."
"Maafkan aku memanggilmu dengan tiba-tiba, Lady"
"Tidak. Saya sangat senang anda memanggil saya putri"
"Senang rasanya memiliki seseorang yang menyambut kehadirannya dengan tulus"
Wajah Lise Arlo bersemu mendengar perkataanku. Tidak seperti aku yang enggan menghadiri banyak undangan, kudengar Lise Arlo benar-benar seorang yang aktif dan senang menghadiri pertemuan. Aku yakin dia akan banyak mendengar tentang aku di beberapa pertemuan yang dia ikuti.
"Putri, jika ini tidak terlalu memberatkan anda, tolong panggil saya dengan santai"
Lise Arlo lebih tua dua tahun dari Niesha dan seharusnya melakukan debut sosialnya tahun ini. Tetapi Count Arlo baru kembali ke Ibukota belum lama ini jadi dia baru akan melakukannya pada musim semi tahun depan. Terlambat setahun, tapi kurasa itu cukup ideal karena musim semi tahun depan, aku akan membuat Count Arlo menjadi salah satu bangsawan ibukota yang cukup berpengaruh. Dan meskipun statusku lebih tinggi, tidak ada alasan bagiku untuk membiarkan seorang wanita yang lebih tua dan baik padaku untuk tetap memanggilku dengan gelar kehormatan.
"Kalau begitu anda juga dapat memanggil namaku"
"Ah tidak.... itu tidak... itu agak berlebihan Putri"
"Lalu bagaimana mungkin aku memanggil temanku dengan nama kecilnya sementara dia menolak melakukan hal yang sama. Apa mungkin hanya aku yang merasa seperti ini?"
"... tidak... tidak... tidak seperti itu Putri"
Dia tergagap dan meremas gaunnya dengan gelisah.
"Apakah boleh jika saya menganggap Sang putri sebagai teman?"
Begitu aku mengangguk, dia melompat dari kursinya.
"Y-ya. Terima kasih Putri. Aku akan melakukan semua yang anda perintahkan"
Aku mengerucutkan bibirku mencoba bertingkah imut padanya.
"Aku sedih untuk anda"
"Ke-kenapa Putri"
"Yang pertama, Lady Lise baru saja memanggilku Putri lagi. Lalu anda berjanji untuk melakukan semua perintahku. Aku membutuhkan teman, bukan seorang pelayan. Anda bisa menolak jika anda tidak menyukai pemikiranku"
"Baik..."
"Kalau begitu panggil namaku"
Lise Arlo cegukan beberapa kali sebelum akhirnya berhasil menyebut namaku secara langsung. Kupikir dia gadis yang cukup naif.
"Lady Ni-Niesha"
"Namaku terdengar indah saat anda mengucapkannya"
Lise Arlo kembali menunduk dengan pipi bersemu merah. Apakah dia tersipu? Bisakah seorang gadis muda sepertiku membuat seseorang tersipu hanya karena sebuah pujian?
"Ah, saya hampir lupa. Ini tentang surat saya sebelumnya. Bolehkah saya membahas hal itu?"
"Silahkan"
"Seperti yang anda katakan, beberapa bangsawan menginginkan cara pembuatan sabun wangi itu dan ingin mengembangkannya"
"Jadi bagaimana menurut anda?"
"Tidak masalah jika semua orang memiliki sabun wangi itu. Tetapi..."
"Bukankah anda ingin menjaganya agar rakyat anda menjadi satu-satunya penyedia bahan baku barang hasil produksinya!"
Aku melanjutkan kata-katanya yang terlihat ragu.
Ia terlihat terkejut tetapi tidak menyangkalnya.
"Begitu pembuatan sabun wangi berkembang, kebutuhan produksi juga akan meningkat. Saya senang jika akhirnya orang-orang di wilayah Arlo bisa memiliki penghasilan yang cukup dari menjual bahan bakunya. Hanya saja, jika produksi juga dikembangkan di tempat lain harga bahan baku yang kami tawarkan mungkin akan di tekan. Pada akhirnya orang-orang di wilayah Arlo kembali tidak memiliki apa-apa"
"Maka anda hanya perlu mengembangkan sendiri produksinya dan mengendalikan pemasarannya di bawah nama keluarga anda"
Lise Arlo tersipu mendengar saranku.
"Itu... "
"Apakah ada masalah?",
"Meskipun ayahku berasal dari Ibukota, dia sama sekali tidak tertarik dengan perdagangan. Saya juga lebih suka meneliti dan membuat sesuatu. Jika saya merencanakan pemasarannya juga, saya khawatir tidak akan punya waktu untuk melakukan penelitian lain lagi"
"Maka anda hanya perlu menyerahkan semuanya pada serikat dagang yang anda percaya"
"Lady Niesha..."
"Hmmm?"
"Saat anda ingin saya membuat sejumlah sabun wangi untuk anda juga saat anda mengingatkan saya tentang kemungkinan penawaran pihak lain atas produksinya, bukankah anda sudah memiliki rencana?"
Untuk seorang wanita yang baru memasuki pergaulan sosial ibukota, Lise Arlo tidak senaif penampilannya.
"... Ya"
"..."
"Aku tertarik dengan sebuah serikat dagang"
Dia menatapku dengan berbinar.
"Hanya saja itu akan sepenuhnya tersembunyi. Baik keluarga Calverion maupun Niesha Calverion tidak bisa dihubungkan dengan itu"