"Saya di sini Milady. Katakan keinginan anda"
"Apa yang ku pesan terakhir kali. Apakah 'itu' sudah siap"
"Sir Medell sudah menyelesaikan semua pembayaran dan penyelesaian kontrak pengalihan kepemilikan. Saat ini dia sedang mengurus proses perijinan usahanya. Apa anda ingin melihatnya?"
"Nanti. Apa dia melakukannya semua sendirian?"
"Tidak Putri. Sesuai instruksi anda, semuanya diselesaikan oleh orang lain. Dia kerabat jauh Sir Medell, tapi sir Medell menjamin jika dia sangat bisa dipercaya"
'Itu' adalah sesuatu yang baru aku rencanakan. Tanpa sadar keinginanku untuk membuka semua peluang datang setelah aku menerima hadiah Lady Lise. 'Itu' akan menjadi tiketku untuk membangun kerajaanku sendiri. Sebagai putri seorang Duke, aku terbangun dengan menyadari betapa besar kekayaan yang aku miliki di tanganku. Tapi itu tidak cukup. Aku yang hidup penuh perjuangan sebelumnya tidak bisa menahan diri untuk tidak menginginkan lebih. Keserakahan memang tidak pernah bisa di batasi. Dengan statusku, pengetahuan dari duniaku yang lain maupun alur cerita yang aku tahu, aku merasa percaya diri untuk bisa berhasil.
"Aku ingin bertemu Roan besok pagi"
"Apakah anda akan menemuinya di luar?"
"Tidak. Bawa dia kesini"
"Apakah orang-orang tidak akan curiga?"
"Itu bukan produk utamanya. Kabar tentang aku memesan banyak gelas-gelas dan perangkat kaca sudah menjadi berita. Jika mereka tahu Duchy Calverion kembali memanggil dia, mereka akan penasaran menanti apa yang di pesan Duchess Calverion kali ini. Itu sudah cukup menjadi promosi bagi kemampuannya. Semakin banyak dia menerima pesanan, akan semakin baik pula menyembunyikan apa yang sebenarnya kita pesan"
Kepala pelayan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hanson... kapan para Irie akan datang?"
Kepala pelayan sudah melayani Calverion sejak leluhurnya. Sangat wajar jika di mengetahui keberadaan para Irie. Jadi saat hanya ada kami berdua, kami mendiskusikannya. Hanson pernah melihatnya jadi terkadang dengan wajah antusias seperti seorang anak perempuan muda, aku akan bertanya tentang Irie pada Hanson yang bangga.
"Duke mengirimkan yang terbaik langsung dari perbatasan. Jadi kurasa dia akan segera tiba Putri"
Aku penasaran seperti apa seorang Irie. Apakah mereka bisa pura-pura berbaur seperti Reese? Datang dan pergi tanpa ketahuan seperti Aidan. Atau aku bahkan hanya melihat bayangannya. Sekalipun aku sudah mengetahui keberadaan para Irie, baik mantan Duke maupun Derrick, tidak ada yang mau mengenalkan Irie padaku karena aku menolak di kawal. Dasar egois.
"Seperti apa mereka?"
"Anda bahkan tidak akan tahu mereka sedang berdiri di samping anda jika mereka tidak ingin"
"Bagaimana jika di bandingkan dengan Reese?"
"Ah, anda menanyakan pertanyaan mudah Putri. Aku bahkan bisa menebak dimana sir Reese hanya dengan memasang telinga"
Kami tertawa bersama. Memang benar, Reese sangat berisik. Meskipun dia biasanya melakukan hal itu jika berada di luar bangunan. Tapi ku tebak, itu adalah bagian dari penyamaran untuk mengelabui seberapa mampu dia.
"Maafkan menanyakan ini pada anda Putri. Apakah sesuatu terjadi? Dia sedikit lebih pendiam akhir-akhir ini. Dia bahkan mengabaikan sir Brass dan ksatria lain. Beberapa malam terakhir ini, aku rasa dia berjaga di bawah kamar anda Putri"
"Oh...?"
Aku tidak bisa menahan tawaku. Sejak aku melihatnya memeriksa rumpun bunga di bawah kamarku, aku rasa dia mencurigai sesuatu. Dia berjaga di situ selama beberapa malam, dan aku tidak merasakan kehadiran Aidan. Yang bisa ku pikirkan adalah mereka mungkin melakukan tugas yang berbeda.
"Jika Irie yang dikirimkan Duke datang, apakah anda akan mengembalikan sir Reese?"
"Sejak awal sir Reese bukan milik kita. Masuk akal jika dia akan kembali pada tuannya. Dia akan menyadari ada penjaga lain di dekatku, dia juga mungkin akan menyadari apa yang aku sedang lakukan. Kita tidak bisa membiarkan dia tahu terlalu banyak"
Sekali lagi kepala pelayan mengangguk setuju.
"Saat kau keluar, tolong minta Agatha menyiapkan air mandiku"
"Baik putri"
Kegiatan mandi biasanya menjadi ajang diskusi panas antara aku dan Agatha. Aku yang ingin mandi sendiri bukanlah alasan yang bisa diterima dari seorang putri bangsawan. Dan Agatha akan menggunakan alasan bahwa aku adalah tuannya dan ada banyak proses yang perlu dibantu oleh orang lain agar kulitku tetap terawat. Tetapi berkat sabun yang di buat Lady Lise aku bisa membersihkan tubuhku sekaligus membuat kulitku tetap lembab dan wangi berkat minyak alami dan parfum yang terkandung di dalamnya. Karena hal itu terkadang Agatha membiarkanku mandi sendiri. 'Kemewahan' yang jarang bisa kudapatkan sebagai Niesha Calverion.
***
Ku pikir kehidupan sebagai gadis muda bangsawan berarti hidup tanpa beban. Aku hanya perlu bersantai, minum teh, berbelanja gaun, perhiasan dan aksesorisnya serta sesekali menghadiri pesta.
Ternyata minum teh membutuhkan banyak aturan dan pengetahuan yang harus di kuasai. Secara refleks tubuh ini akan bereaksi dengan baik, tapi jika aku memiliki kesadaran dan kewaspadaan penuh, aku harus menggerakkan tubuh ini sendiri. Selain itu aku tidak bisa terus mengandalkan gerak refleks dalam pergaulan bukan, jadi aku benar-benar berusaha keras mengingat pelajaran Countess Phelps dengan baik.
Berbelanja gaun, perhiasan dan aksesoris yang sesuai, aku lebih buta. Tidak pernah ada gaun dan perhiasan dalam hidupku yang lama. Jadi asalkan itu berkilau aku akan menyebutnya indah. Para desainer menganggap aku sopan tapi begitu mereka keluar dari ruang tamu, Agatha dengan kening berkerut mulai menjelaskan makna indah dan serasi. Kurasa dia cukup curiga jika 'kehilangan ingatan' membuatku kehilangan makna estetika yang sebenarnya.
Menghadiri pesta itu ibaratnya memasuki arena perang. Meskipun aku hanya akan menghadiri pesta untuk bangsawan-bangsawan muda yang belum debut, mereka tidak kalah mengerikan. Mereka sedang membangun kekuatan masa depannya, jadi setiap pertemuan dan pergaulan dibangun untuk kekuatan politik masa depan.
Dan bersantai, itu hanya angan-anganku. Setelah aku mulai terbiasa menghitung setiap rubel yang menjadi tunjanganku, secara perlahan Hanson mulai menyodorkan dokumen-dokumen Duchy untuk aku periksa. Dan setelah Viscount Mendell mengakui kemampuanku, tumpukan berkas yang harus aku periksa menjadi semakin tinggi. Ah, menjadi seorang bangsawan itu melelahkan.
Menenangkan Roan hari ini juga melelahkan. Meskipun dia berterima kasih atas pesanan Duchy Calverion yang membuat bisnisnya kembali berjalan, pada dasarnya dia benci membuat karyanya dalam jumlah banyak hanya untuk tujuan komersil. Itu juga yang menjadi harapanku, karya ekslusif yang tidak bisa dimiliki semua orang untuk meningkatkan nilainya. Tapi mengikat kontrak ekslusif atas karya Roan tidak bisa kulakukan sekarang. Setidaknya sampai pondasi kekuatanku menjadi lebih kokoh.
"Putri..."
Begitu Hanson memasuki ruang tamu setelah mengantar Roan kembali, ia menjerit sebelum buru-buru menutup pintu.
"Apakah anda baik-baik saja Putri?"
"Yah, aku hanya sedikit kelelahan. Tolong jangan biarkan Agatha masuk"
Aku menolak memperbaiki postur dudukku. Setidaknya aku memiliki cara bersantai yang mudah dilakukan. Duduk selonjoran dengan meregangkan tangan dan kakiku sejauh mungkin. Kemewahan yang bahkan tidak bisa kupikirkan jika Agatha ada.
"Putri, saya pikir anda sudah tidak melakukan hal seperti itu lagi. Anda setidaknya tidak melakukannya sekarang"
"Aku akan melakukannya sekarang karena aku ingin sekarang. Tidak akan nyaman jika di tunda"
"Sir Medell sudah tiba Milady"
"Suruh dia masuk"
Aku pura-pura tidak melihat saat Hanson menatapku sambil mendesah, lalu akhirnya menghilang di balik pintu dengan pandangan putus asa.
Aku menolak menegakkan punggungku dan tidak ada yang boleh menggangguku.
Seperti Hanson, Sir Medell membelalakkan matanya begitu ia melewati pintu ruang tamu.
"Putri, apakah anda baik-baik saja?"
"Ya. Aku hanya sedang meregangkan otot-otot yang kaku. Duduklah"
Viscount mengambil kursi di seberangku. Aku tertawa saat melihatnya duduk tegak di ujung kursi. menatapku waspada seolah siap melarikan diri. Tentu saja ini penampilan yang bahkan tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Caraku duduk sama sekali tidak elegan. Aku bersandar tetapi membiarkan kakiku menjulur jauh ke depan. Rambut menyebar di sekitar wajah. Juga rokku yang terangkat hingga setengah betisku sehingga ia dapat melihat kaus kaki putih yang aku kenakan.
"Ayolah Viscount. Aku hanyalah anak-anak"
Dia mengerutkan keningnya mendengar alasanku. Dia pasti tidak setuju. Bahkan seorang bayi bangsawan diharapkan untuk menangis dengan anggun. Apalagi dengan status ku sekarang yang dituntut untuk selalu sempurna.
"Agak sulit memikirkan anda masih muda setelah semua yang anda lakukan Milady"
"Karena itu 'tugasku'. Bukankah aku harus melakukannya"
Viscount Medell kembali mendesah seolah dia menjadi lebih lelah lagi.
"Jika saya tidak melihat penampilan anda, saya mungkin akan takut dengan kemampuan anda Putri"
"Meskipun saya tidak tahu dengan pasti. Saya merasa bantuan yang anda berikan buat count Arlo bukan hanya tentang membuat produk yang mereka ciptakan tetap menjadi milik mereka, tetapi anda sedang membuat jaringan untuk menguasainya"
Aku bisa merasakan tatapan tajam Viscount Medell meskipun aku menutup mataku.
"Teruskan"
"Apa anda sedang membuat serikat dagang..."
Aku membuka mata untuk menatapnya.
"... Secara rahasia?"