Chereads / Be a Princess / Chapter 29 - Kekuatan sang Duchess

Chapter 29 - Kekuatan sang Duchess

"Apa yang harus aku akui? Apakah tentang Yang mulia Duke yang masih terus melarangku kembali ke Perbatasan untuk menjaga sang Duchess atau tentang aku yang tidak boleh mengenakan identitas Calverion agar Duke bisa menarikku kembali kapan saja?"

Dia mendengus sambil menatap para gadis.

Beberapa wanita muda yang ditatapnya menundukkan wajah dengan semburat merah di pipi. Apakah mereka malu atau terpesona, aku tidak peduli.

"Maafkan kami yang salah paham putri. Kadang rumor memang sangat aneh dan kejam"

Lady Adrian menjadi satu-satunya gadis yang bertingkah wajar seolah pembelaan Reese tidak berarti.

"Rumor? Rumor seperti apa?"

"Ah, lupakan saja Putri. Itu bukan masalah. Hanya kabar tidak berdasar yang terus di ulang-ulang"

"Jika itu tentang aku, tolong ceritakan Lady"

"Ini tentang rumor kejam mengenai betapa miripnya anda dan ksatria anda"

Setelah mengucapkan hal itu, dia menunduk dan bertingkah seolah-olah malu.

Aku tertawa sambil menutup mulutku dengan kipas seolah menertawakan sesuatu yang bodoh. Beberapa pelayan juga Agatha sedikit menundukkan kepala untuk menutupi tawa mereka.

"Apakah anda pernah ke Utara Lady Adrian?"

"Tidak. Ku dengar sangat sulit hidup disana"

"Ah, pantas saja anda tidak tahu. Betapa miripnya para penduduk utara satu sama lain. Jika Anda pergi kesana Lady, anda mungkin akan menjadi satu-satunya wanita dengan rambut merah"

Akhirnya aku bisa melihat sedikit reaksi dari gadis itu.

"Aku setuju denganmu Lady. Itu benar-benar rumor yang kejam tapi juga lucu. Hanson, seberapa banyak aku bisa menggunakan kekuatan keluarga"

"Anda adalah kepala keluarga yang di akui Milady. Anda bisa mengerahkan semua kekuatan Calverion jika anda menginginkannya"

"Bagus. Kalau begitu gunakan semuanya. Temukan asal rumor itu dan cabut hingga ke akarnya"

"Baik Milady"

"Dan... lakukan dengan terang-terangan. Calverion bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja"

"Tentu saja Putri. Saya segera memberitahu Sir Brass"

Hanson mengangguk dengan patuh dan bergegas keluar mencari kapten Ksatria.

Dengan santai, aku kembali berbalik menatap para gadis yang kali ini memiliki wajah terdistorsi. Sejak aku memiliki sir Reese di sisiku, aku nyaris tidak pernah melangkahkan kaki keluar dari Mansion. Jika ada rumor yang beredar, bisa dipastikan bahwa sumbernya adalah para bangsawan yang kutemui.

"Terima kasih sudah memberitahukan hal ini lady. Ksatria Calverion mungkin bukan yang terbaik di ibukota, tetapi mereka juga bukan yang terburuk. Mereka cukup kompeten jika hanya untuk menghancurkan orang-orang yang menentang Calverion"

Aku tersenyum manis pada lady Adrian yang kini diam menatapku dengan mata yang berkedip dengan gelisah.

"Maafkan aku. Membicarakan hal ini di depan para nona muda pasti tidak menyenangkan. Mari abaikan kejadian tadi karena itu tidak ada kaitannya dengan kita"

Gumaman pelan dan ragu mulai kembali berdengung di meja para gadis.

"Putri, bagaimana jika kita mulai menyajikan cokelat yang di kreasikan kepala koki?"

"Ah benar. Tolong sajikan itu Agatha"

"Cokelat?"

Para gadis mulai saling memandang dengan penasaran. Cokelat masih cukup langka dan di jual dengan harga yang cukup mahal. Dan Karena rasanya yang cenderung pahit, Cokelat biasanya hanya dibuat menjadi minuman. Kata-kata Agatha cukup menarik perhatian dan minat mereka.

Sekali lagi barisan pelayan berbaris masuk dengan baki-baki perak. Dengan terampil mereka mulai menata sponge cake coklat dan beberapa jenis kue kering di setiap meja. Memotongnya dengan rapi dan menyajikan di hadapan para gadis. Itu sedikit berbeda dengan rasa sponge coklat asli yang disajikan di cafe tempatku bekerja karena beberapa bahan maupun metodenya harus disesuaikan. Tapi meski begitu koki sudah bekerja dengan baik sehingga rasa pekat dan pahit Cokelat justru menambah cita rasa cokelat yang kaya.

Decak kagum dan kegembiraan melintas di wajah mereka begitu mencicipi masing-masing kue.

"Aku lupa mengingatkan..."

Para gadis kembali menatapku dengan waspada.

"Aku mendapat masalah karena coklat membuatku memiliki pinggang lebih besar. Pelayanku terus mengeluh karena kesulitan membuatku muat dalam gaunku. Aku harap para lady tidak mendapat masalah dengan pelayan masing-masing nanti"

Segera tawa dan celoteh riang kembali terdengar menanggapi candaan ku. Mereka menatap bimbang pada piringnya dengan mata menyesal. Cukup khawatir dengan pola diet ketat yang mereka jalani tapi juga ragu melepaskan kelezatan coklat yang baru mereka rasakan. Untunglah suasana canggung menghilang dan para gadis mulai kembali berbincang dengan santai dan hangat.

Aku mengalihkan pandangan pada Agatha yang balas menatapku dengan senyum lebar dan diam-diam mengedipkan mata kepadaku.

_Seminggu sebelumnya_

Setelah Agatha menerima daftar nama para tamu yang hendak ku undang ke pesta teh, dia menemui ku dengan raut wajah gelisah.

"Putri, apakah anda yakin untuk mengundang gadis-gadis ini?"

Dia menunjuk beberapa nama dalam daftar ku.

"Ya. Apakah ada yang salah?"

"Beberapa di antaranya menjadi pendukung faksi bangsawan, orang-orang yang menentang anda"

"Aku bahkan belum melakukan debutku. Akan menjadi masalah yang lebih besar jika aku hanya mengundang anak-anak dari faksi kerajaan"

"Pesta teh adalah idemu, jadi bertanggung jawablah"

Reese meledeknya puas.

"Uggh"

"Mereka akan mencoba mencari masalah saat jamuan. Itu tidak akan bisa dihindari. Akan lebih baik jika kita tahu apa yang akan mereka lakukan"

"Apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak perempuan? Mereka hanya akan membuka mulut dan mulai mengkonfirmasi segala hal yang mereka dengar atau mereka ciptakan sendiri seolah itu adalah hal yang nyata"

Kami saling bertukar pandangan dengan pengertian.

"Rumor apa yang paling mungkin mereka tanyakan, Agatha?"

"Mereka tidak akan lagi bertanya tentang kebenaran garis darah anda karena itu akan menentang penilaian kuil yang sudah mengakui anda dan menentang otoritas kerajaan yang sudah menetapkan anda sebagai Duchess Calverion. Selain pertemuan di Istana, Anda sangat jarang menghadiri jamuan teh atau bahkan keluar dari Mansion. Jadi saya ragu mereka akan menciptakan rumor mengerikan dari situ. Satu-satunya yang bisa saya pikirkan adalah para bangsawan akan menyerang orang- orang yang berdiri di dekat anda"

Aku tidak salah. Agatha lebih dari sekedar seorang pelayan yang mampu. Dia juga hebat dalam menganalisa.

"Orang-orang yang dekat denganku ya?"

Aku mengalihkan pandanganku pada Reese. Selain Agatha, dia akan menjadi satu-satunya orang yang sering bersama denganku.

"Menurutmu... rumor seperti apa yang akan di buat mengenai Reese?"

Agatha menatap Reese yang gelisah sesaat.

"Maafkan atas kelancangan saya Putri. Satu-satunya yang bisa kupikirkan adalah sikap Sir Reese yang begitu santai dengan anda juga bagaimana Sir Reese terlihat mirip dengan anda karena anda memiliki warna mata dan rambut yang sama"

Sejujurnya saat awal melihatnya aku memiliki kecurigaan yang sama.

"Sir Reese, darimana anda berasal?"

Reese mengerutkan kening menatapku tidak suka. Meski ia menunjukkan wajahnya, aku curiga kerahasiaan masih menjadi prinsipnya.

"... timur"

"Tidak, anda berasal dari Utara. Bagaimana penampilan mereka?"

Aku memotong kata-katanya segera dan menatapnya dengan tekad

Reese menebak maksudku dengan cepat.

"Yah, katakan saja aku akan berperan seperti apa"

______________________

Meski kesal nyatanya Reese mengingat dengan baik apa yang harus dia katakan saat menghadapi situasi seperti ini. Begitu baik sampai akau kesulitan menebak apakah tatapan kesalnya benar-benar nyata.

Sekali lagi aku bertukar pandang dengan Agatha.