Chereads / Be a Princess / Chapter 24 - Kehidupan seorang Putri

Chapter 24 - Kehidupan seorang Putri

"siapa anda?"

Mungkin ini efek karena sepanjang sore aku harus bertindak lemah lembut dan mengingat para bangsawan potensial. Dan sekarang meskipun aku lelah secara fisik dan mental, aku tidak bisa tidur dengan nyaman. Aku hendak memanggil seseorang untuk memberiku segelas air ketika aku menyadari ada orang lain dalam kamarku.

"Anda tidak terkejut?"

Nada suara rendah menjawab ku. Ia bergerak mendekatiku, tetapi tetap berdiri di balik bayangan sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.

"Apa itu harus?"

"Bukankah seorang wanita biasanya akan kaget, berteriak bahkan ketakutan saat seseorang yang asing ada dalam kamar pribadi mereka?"

Aku melirik satu-satunya jendela yang terbuka. Ini sudah akhir musim panas, tetapi udara masih cukup panas, jadi Agatha biasanya membiarkan jendela kamarku terbuka agar udara sejuk dapat mengalir masuk. Apakah penyusup ini menyelinap masuk dari situ?

"Apa itu yang selalu anda alami saat memasuki kamar wanita lain?"

"..."

"Apa anda tidak nyaman? Apa anda membutuhkan sesuatu?"

Dia akhirnya kembali membuka mulut setelah diam sesaat.

"Aku sedikit haus"

Dia bergerak mendekati salah satu sudut dan kembali lagi dengan segelas air.

"Apa anda benar-benar tidak khawatir aku meracuni air itu?"

Dia mendesak begitu aku langsung menegak air yang disodorkannya.

"Jika anda ingin mencelakakan aku, anda tidak akan menunggu aku terbangun. Selain itu anda membelakangiku tanpa khawatir aku menarik tali untuk memanggil penjaga di luar"

"..."

"Juga karena itu anda"

"Aku?"

"Aku belum sempat mengucapkan terimakasih pada anda. Apakah anda sudah lebih baik?"

"..."

Ya, itu dia. Pria yang menghadang pedang untukku. Saat ia memberikan gelas air padaku, dia keluar dari bayangan yang sebelumnya menghalangi wajahnya. Dan ia masih mengenakan topeng hitam dengan ukiran unik yang menutupi sebagian wajahnya.

"... Ini masih sedikit sakit"

"Lalu kenapa anda tidak beristirahat"

"Itu... Aku dengar anda mengalami kesulitan lagi"

"Yah, tapi sir Reese menyelamatkan aku. Anda bisa menyampaikan itu pada Yang mulia!"

"Aku sudah mendengarnya"

"Hmm?"

"Itu... Berita itu, Pangeran sudah tahu. Emm, kami sudah tahu Reese melalaikan tugasnya"

"Itu tidak..."

"Putri, bisakah... Bisakah aku mengunjungi anda lagi?"

"Tentu..."

Aku melihat sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyum.

"Anda bisa datang lewat pintu depan di waktu yang lebih normal"

"Aku tidak akan diijinkan..."

Suaranya nyaris tidak terdengar.

"Kalau begitu anda bisa minta yang mulia menugaskan anda bersama sir Reese"

"Itu..."

Dia menyentuh topengnya dengan ragu.

Apakah dia tidak diizinkan membuka identitasnya?

"Maafkan aku... Aku tidak bisa mengizinkan anda mengunjungiku dengan cara yang tidak sopan"

"Aku hanya ingin memastikan anda selamat putri"

"..."

"Yang mulia sangat menghargai anda. Dia selalu khawatir setiap tidak mendengar kabar dari anda"

Hah? Apa dia sedang mencoba menyanjung atasannya. Kabar terakhir yang kudengar darinya hanyalah surat resmi yang bahkan dikirimkan melalui sir Reese.

Aku tidak yakin apakah tindakanku tepat. Aku tidak tahan melihatnya berdiri dengan gelisah juga bibirnya yang terus cemberut. Apakah aku cukup lemah di hadapan orang-orang yang bertingkah seperti anak anjing ini

"Dengar. Aku mengijinkan anda hanya karena anda sudah menyelamatkan aku. Jika aku merasa tidak nyaman atau anda melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan... Tidak peduli siapa yang menjadi tuan anda, aku akan menghancurkan anda"

Ya ampun, aku akan menyesali ini.

"Tentu putri. Aku sudah memastikan anda baik-baik saja. Jadi silahkan istirahat dengan nyaman kembali"

Dia membungkuk dengan hormat lalu mendekati jendela yang terbuka dan melompat keluar.

"Tunggu"

Aku melompat dari tempat tidur dan bergegas mendekati jendela. Bagaimana jika dia mati karena melompat dengan sembrono. Kamarku berada di lantai tiga. Apa dia melupakan itu setelah mendengar ijinku?

Tok...tok...tok...

"Putri... Apakah anda bangun?"

Suara ketukan terdengar dari luar pintu.

Aku melihat sekelebat bayangan hitam yang dengan lincah menuruni pohon besar di seberang jendelaku.

"Putri... Apa anda baik-baik saja? Kami akan masuk"

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit bermimpi"

"Apakah kami perlu memanggil seorang pelayan"

"Tidak. Tidak perlu"

"Baik putri. Silahkan istirahat kembali"

Suasana kembali sunyi.

Aku juga kembali mengalihkan pandanganku keluar jendela tapi aku tidak melihat jejaknya lagi.

***

"Putri... Tolong aku"

Aku menatap Agatha yang tampak bermasalah.

"Ada apa?"

Alih-alih menjawab. Ia mengangsurkan sekeranjang besar surat di hadapanku.

"Surat? Bukankah kau cukup pandai menanganinya?"

"Putri, tiba-tiba semua bangsawan mengirimkan surat pribadi yang dikirimkan oleh anak-anak perempuan mereka"

Aku tidak tahan tidak membuka mulutku besar-besar.

"Apa ini semua?"

Tiba-tiba saja aku merasa tanganku mulai mati rasa begitu aku membuka salah satu surat.

Sebuah surat pribadi biasanya masih bisa dibalas oleh pelayan seorang bangsawan. Tetapi tidak jika ia menceritakan dan menanyakan pendapat 'pribadi' seseorang.

"A... Apakah ini semua?"

Agatha mengangguk sebagai jawabannya.

"Agatha... Bolehkah aku menggunakan alasan sakit untuk membuatmu membalas surat-surat ini?"

"Nona... Daripada surat yang akan memancing lebih banyak surat simpati lain, bagaimana jika kita menunjukkan seberapa lemah anda atau tunjukkan pada mereka untuk tidak sembarangan mengirimkan surat pribadi?"

"Bagaimana caranya?"

"Adakan pesta teh. Ini masih musim sosial, milady. Anda sudah banyak terlibat dengan komite kekaisaran, tetapi akan aneh jika Anda belum pernah mengadakan pertemuan sosial untuk gadis-gadis sebaya anda"

Aku bergidik begitu mendengar saran Agatha. Dalam novel, Niesha hidup agak terisolasi dari lingkungan sosial. Dia jarang terlibat dalam pesta teh sebelum ia debut. Itu karena tidak banyak yang menaruh minat pada putri haram seorang Duchess dan yang diabaikan oleh sang Duke. Belum lagi ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bertemu Lionel. Meskipun Niesha adalah tokoh utama dalam novel, kisah hidupnya yang ditulis sepenuhnya hanya tragedi. Entah apa yang dipikirkan penulis nya sehingga membuat alur cerita yang menyedihkan.

Para wanita bangsawan biasanya tidak belajar di akademi kerajaan dan sebelum perayaan usia dewasa, mereka tidak terlibat dalam pesta-pesta resmi. Tapi tidak berarti mereka akan terisolasi sepenuhnya. Mereka biasanya akan mengadakan pesta ulang tahun atau jamuan teh dengan mengundang putra putri kenalan orang tua mereka. Kemudian putra putri itu biasanya akan merekomendasikan putra putri dari keluarga lain. Begitulah lingkaran sosial para gadis bangsawan menjadi besar.

Aku sama sekali tidak memiliki ingatan Niesha tentang gadis-gadis bangsawan yang pernah dia temui. Dan aku juga pendatang baru di dunia ini. Aku tidak mungkin membuat Agatha tetap berdiri disampingku untuk menjelaskan siapa saja yang aku lihat.

Aku mengerang tanpa mempedulikan pandangan mengoreksi Agatha.

Jadi inilah yang disebutkan setiap pekerjaan memiliki risiko dan kesulitan masing-masing. Sekarang aku menyadari peribahasa jangan menjadi iri dengan rumput tetangga yang selalu terlihat lebih hijau. Saat miskin aku kesulitan mencari makan. Sebagai lady Niesha yang kaya, aku juga harus bersusah payah agar tidak di makan.

Tiba-tiba saja aku merasa kesal dengan drama-drama yang sering ku nonton. Kehidupan anak kaya dalam drama selalu sombong, bisa berbuat sesuka hatinya tanpa peduli apapun.

Tapi apa yang terjadi padaku sekarang? Aku muda, kaya dan terhormat. Alih-alih menikmati masa remajaku, aku harus terus memutar otak setelah menjadi anggota komite kekaisaran. Alih-alih hidup berfoya-foya, aku diserang begitu keluar Mansion. Alih-alih menjadi pemimpin dalam rantai makanan, aku gemetar dengan ide bertemu gadis-gadis lain yang statusnya lebih rendah dariku.

"Agatha, apakah ini harus?"

"Ya!"

Hanya ada nada tegas dan bertekad yang kudengar.

"Anda adalah Duchess Calverion. Tidak ada yang akan mengkritik anda sekalipun anda bersikap tidak sopan pada mereka, putri"