Chereads / Be a Princess / Chapter 18 - Seorang pria untuk menjaganya

Chapter 18 - Seorang pria untuk menjaganya

"A-apa?"

"Maafkan kami Nona, mereka menghilang"

Aku memijat kepalaku dan kembali duduk. Bagaimana mungkin kami kehilangan seseorang yang terluka parah tanpa diketahui siapapun.

Setelah kami kembali ke Mansion Calverion, dokter segera di panggil untuk memeriksa pria yang memblokir pedang untukku. Punggungnya terpotong cukup dalam dan dokter memastikan ia belum akan sadar ataupun boleh bergerak.

Jadi bagaimana mereka bisa meninggalkan mansion tanpa diketahui siapapun. Antara kemampuan ksatria Calverion yang kurang ataupun mereka yang terlalu hebat, aku memilih yang kedua. Bagaimanapun para ksatria maupun pelayan adalah orang-orang yang sudah melayani keluarga Calverion cukup lama. Aku tidak ingin kehilangan kepercayaan pada orang-orang ini.

Aku menatap Sir Brass, kepala ksatria Calverion dan 5 orang ksatria yang bertugas menjaga orang-orang yang telah lenyap itu saat mereka menghilang.

"Bangunlah"

"Tolong beri kami hukuman nona"

Mereka menolak berdiri atau mengangkat kepala menatapku.

"Kalian sudah menerimanya"

"..."

Perlahan Sir Brass mengangkat kepalanya tidak mengerti.

"Rasa malu karena gagal melakukan tugas kalian adalah hukuman yang kalian terima"

"..."

"Di masa depan, balas aku dengan tidak melakukan kegagalan lagi"

"..."

"Bangunlah. Aku harus ke istana"

Perlahan mereka bangun.

"Apa anda bermaksud mengabarkan insiden ini, Nona?"

"Aneh jika aku tidak melakukannya bukan. Para bandit itu berkeliaran di ibukota, bukankah istana harus bertanggung jawab"

"Utusan pangeran kedua sudah melakukannya, Nona"

"Ha?"

Wajar jika aku terkejut. Peristiwa itu terjadi tadi malam di daerah yang tidak begitu pandat penduduk. Meskipun ksatria Calverion sudah mengumpulkan mayat para bandit, jejak pertempuran tidak di hapus sepenuhnya. Tanpa ada yang melaporkannya, kondisi ini biasanya hanya akan dilakukan penyelidikan dari biro hukum ibukota. Istana tidak akan mungkin campur tangan. Apalagi ini masih cukup pagi untuk membuat istana sudah bergerak.

Seolah ingin menegaskan pernyataannya, suara ketukan terdengar dan kepala pelayan membungkuk hormat sebelum memasuki kamarku.

"Milady, utusan pangeran kedua ingin bertemu anda"

"Antarkan dia ke ruang pertemuan"

Begitu aku berdiri, Agatha yang sejak tadi diam mulai merengek.

"Nona, tolong bekerjalah setelah anda sarapan"

Seperti yang ku bilang, ini masih sangat pagi untuk ukuran bangsawan. Aku tidak bisa tidur tetapi terpaksa tetap diam di kamar karena rengekan Agatha. Dan begitu cahaya matahari pagi mulai nampak, aku sudah siap meninggalkan kamarku. Sebelum Agatha sempat memblokir ku, Sir Brass sudah berdiri di depanku untuk meminta mengakui kesalahannya. Dan kini utusan pangeran Edgar sudah tiba dan meminta pertemuan.

"Aku akan melakukannya nanti Agatha"

"Tubuh anda jauh lebih berharga Nona. Anda di anugerah kan pertunangan dengan pangeran kedua, mereka pasti akan mengerti keterlambatan anda"

"Pangeran Edgar bahkan sudah memulai penyelidikan sejak malam. Aku ingin menunjukkan bahwa kita juga menghargai apa yang mereka lakukan"

"Tapi nona..."

"Hidangkan saja tehnya. Aku akan makan cemilannya untuk sementara"

Meski tidak puas, Agatha terpaksa menerimanya.

Dengan ditemani sir Brass, aku mendekati ruang pertemuan dan menemukan sosok seorang pria yang berdiri tegak menyambutku.

Apa dia terus berdiri sebelum aku datang?

Aku mengamatinya dan segera tertarik dengan penampilannya. Jika selama ini aku berhadapan dengan orang-orang berwajah asing dengan rambut alami yang berwarna-warni, pria yang berdiri di hadapanku nyaris seperti aku sendiri. Meskipun kulitnya putih bersih, warna mata dan rambutnya sama hitam seperti aku. Fitur-fitur wajah para bangsawan yang selama ini aku lihat selalu tampan, tetapi aku masih tetap terpesona dengan pria ini. Jika bukan karena sorot matanya yang tajam dan bibir yang seolah mengerut kesal, dia akan menjadi amat-teramat sangat tampan.

"Salam Duchess Calverion. Saya adalah Reese. Yang mulia Pangeran Edgar mengutus saya untuk menyampaikan hasil penyelidikan terhadap penyerangan anda tadi malam"

"Sebelum itu, aku ingin tahu... Peristiwa semalam belum dilaporkan, bagaimana Pangeran Edgar bisa mengetahuinya?"

Reese mengerutkan kening seolah sedang kesal.

"Anda akan bertunangan dengan keluarga kekaisaran. Wajar jika pangeran Edgar melakukan sesuatu untuk memastikan keselamatan anda"

Sepertinya ada sesuatu yang salah.

"Apakah maksud anda, selama ini Pangeran Edgar mengawasi aku?"

"Tidak, bukan seperti itu"

Hei, apa pria dengan tatapan dingin ini sedikit gugup seolah aku baru saja memergokinya berbuat salah?

"Yang mulia tidak mengawasi anda, Nona. Yang mulia mengkhawatirkan keselamatan anda jadi dia menempatkan penjaga di dekat anda"

Bukannya itu sama saja.

"Selain itu anda seorang Duchess dan menerima anugerah pertunangan dengan pangeran kedua. Bagaimana anda begitu ceroboh dengan keselamatan anda"

Tunggu, apa pria ini sedang mengomeli aku?

"Duke Calverion adalah seorang jenderal. Pahlawan perang dengan ilmu pedang yang tinggi dan memiliki ribuan pengikut. Bagaimana mungkin adiknya hanya memiliki 2 orang ksatria untuk menjaganya berkeliling"

"Hei... "

Sir Brass melangkah untuk memprotesnya.

"Bukankah aku benar? Jika kami terlambat sedikit saja, apakah Anda bahkan sanggup mengangkat kepala dengan sombong?"

"Kau..."

Aku bisa melihat telinga sir Brass yang memerah saat ia seolah hendak menerjang Reese.

"Siapa kami? Dan apakah anda sedang mengkritik pengaturan keluarga Calverion?"

"Saya tidak bermaksud seperti itu Nona"

"Siapa kami?" Aku tidak bermaksud ia mengabaikan pertanyaanku yang lain.

"Itu... Tentu saja para ksatria yang menolong anda, Nona. Mereka adalah milik Yang mulia Pangeran Edgar. Kami semua adalah milik Pangeran Edgar"

"Benarkah?"

"Tentu saja Putri"

Aku menatapnya mencoba mencari kebohongan dari kegelisahan sebelumnya. Tapi seperti yang diharapkan, raut wajah lurus dan dingin kembali melekat di wajahnya.

"Jadi bagaimana kondisi ksatria yang menolongku. Mereka menghilang secepat mereka muncul. Apa itu protokol yang dikembangkan pangeran kedua?"

"Mereka umm, mereka akan sehat"

Matanya kembali berkedut samar. Ekspresi dingin yang coba ia pertahankan sepertinya tidak kebal terhadap beberapa topik. Melihat bagaimana wajah tampannya kadang berubah bingung cukup lucu. Menarik.

"Duduklah dengan santai dan nikmati tehnya"

Seperti baru teringat sesuatu yang penting, dia menegakkan kembali tubuhnya dan menatap mataku dengan ekspresi tegas.

"Duchess Calverion, saya disini untuk menyampaikan pesan Pangeran Edgar. Yang mulia ingin anda mengurangi frekuensi anda menghadiri pertemuan komite kekaisaran, khususnya yang diadakan terlalu sore atau memakan waktu lama. Sebagai gantinya, tetap kirimkan Viscount Medell"

Viscount Medell adalah wakil ayah saat ia menjadi anggota komite kekaisaran yang semacam anggota DPR di duniaku yang lama. Awalnya saat aku menggantikan posisi ayah dan Derrick dalam komite, ia tidak senang karena menganggap aku terlalu muda untuk memahami bagaimana politik sebenarnya terjadi. Tetapi setelah beberapa usulku yang seolah rendah hati menempatkan Calverion sebagai pihak yang berkorban dalam menurunkan pajak tanah, menyumbang biaya dan mengirim ksatria keluarga ke perbatasan yang mau tidak mau di ikuti keluarga bangsawan lainnya, Viscount Medell mulai percaya bahwa pikiranku tidak sesederhana usia mudaku. Ia mulai sering mendiskusikan banyak hal denganku. Dia salah satu orang yang ingin aku pertahankan untuk mendukung Calverion.

"Sekarang hanya tinggal memastikan Yang mulia kaisar menyetujui keputusan yang di bahas dalam komite dan memastikan para bangsawan menandatangani semua surat keputusannya"

"Bagaimana dengan penyerangan padaku tadi malam?"

"Apa anda ingat apa yang mereka katakan saat mereka menyergap kereta anda?"

"Mereka ingin menculikku untuk menuntut sesuatu"

"Benar, putri. Dan mereka tidak hanya sekedar menyergap kereta bangsawan yang lewat, tetapi karena mereka benar-benar tahu siapa sasaran mereka"

"Jadi siapa mereka?"

"Mereka sudah tewas, jadi tidak ada informasi yang bisa kita dapatkan dari mereka. Tapi para bandit itu hanyalah gelandangan yang dikendalikan oleh sihir. Mereka tidak punya keluarga atau latar belakang yang mudah dilacak. Terlepas dari berhasil atau tidaknya rencana mereka tadi malam, para bandit itu akan mati oleh sihir pengendalian yang mengikat mereka"

Aku bergidik membayangkan peristiwa tadi malam. Bagaimana orang-orang itu jatuh dan tewas seketika. Di dunia ini pengguna sihir menjadi langka juga dibatasi. Para penyihir biasanya dipekerjakan oleh kekaisaran. Terkadang ada penyihir yang ingin hidup bebas sehingga menyembunyikan kemampuannya. Ada juga yang memanfaatkannya untuk mendapatkan bayaran dengan nilai besar.

"Mereka gagal, tapi bukan berarti mereka akan berhenti. Karena itu, pangeran ingin anda selalu memiliki ksatria dalam jumlah yang cukup setiap kali anda harus keluar dari rumah"

"..."

"Yang mulia juga ingin anda menerima pengawal terbaik yang ia kirimkan untuk menjaga anda dimanapun anda berada"

"..."

Tawaku pecah begitu menatap matanya.

"Apakah itu anda?"