Perawan Tua.
Penyuka daun muda.
Perempuan tidak tahu malu.
Aku pasti sudah gila.
Ah, entah kata apa lagi yang melintas di otakku.
Kupikir kereta adalah satu-satunya masalahku hari ini. Aku tidak tahu aku akan disambut masalah begitu pintu kereta terbuka. Masalah yang berdiri tepat di depan pintu kereta. Masalah yang bersinar terang hingga aku nyaris meneteskan air liurku. Masalah yang mengenakan jas putih dengan jubah kerajaan dengan sulaman Singa emas dan matahari. Masalah yang bahkan mengulurkan tangannya untuk membantuku turun.
Aku sudah bertemu dia dan mengakui aku menyukai pirang emas yang menempel di kepalanya juga warna kuning yang menjadi matanya yang mengingatkanku pada emas murni yang belum tersentuh, tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan terlihat jauh lebih menyilaukan hari ini. Meski caranya menatap tetap menyiratkan kilau jenaka tetapi sikap dan senyumnya cukup untuk mengintimidasi jiwa tua sepertiku.
"Apa kau baik-baik saja, Putri"
'Hmm, dia menjadi lebih sopan dengan memanggilku putri sesuai statusku'
Aku berani bersumpah, aku bukan penyuka laki-laki yang usianya lebih muda dariku. Maksudku lebih muda dari jiwa asliku. Tapi sepertinya tubuh muda Lady Niesha tidak setuju dengan pemikiran ku, karena aku bisa merasakan debaran jantungku yang bertahap semakin cepat dan rasa hangat yang menyelimuti pipiku saat dia menggenggam tanganku.
"Puteri, wajahmu pucat, tapi kenapa telingamu menjadi merah"
Aku menarik tanganku paksa dan membungkuk hormat padanya.
"Salam pada bintang kekaisaran, Yang mulia Pangeran Edgar. Maafkan atas salam terlambatku. Menjawab pertanyaan anda Yang mulia, saya baru saja sembuh dari sakit. Tetapi mendapat undangan dari Yang mulia, saya tidak bisa menahan diri untuk datang menemui anda dengan bahagia"
Edgar tertawa mendengar jawaban sarkastik ku.
"Ah, aku bahagia jika kau merasa senang, Putri. Di masa depan aku akan sering mengundang anda datang agar kita bisa berbagi kebahagiaan"
"Saya menantikannya Yang mulia"
Dibalik kata-kata sopan yang kami pertukarkan, aku menatap Edgar dengan sengit yang segera di balasnya dengan senyum.
Dalam lingkungan istana, pelayan dan pengawal pribadi biasanya tidak akan mengikuti tuan yang dilayaninya sebelum tuannya mencapai usia dewasa. Karena itu Agatha dan para ksatria Calverion tidak mengikuti aku ke dalam istana Pangeran Edgar.
Jadilah aku berjalan dengan dikawal oleh Pangeran Edgar menuju rumah kaca tempat ia mengadakan jamuan minum teh.
"Salam pada Bintang kekaisaran"
Begitu kami memasuki rumah kaca, Salam yang di ucapkan serempak dengan intonasi yang indah terdengar. Seluruh bangsawan dan pelayan yang ada didalam membungkuk penuh hormat ke arah Pangeran Edgar. Dengan canggung aku melangkah mundur darinya.
"Bangunlah"
Aku berdiri diam dibelakangnya dan mulai mengamati para bangsawan yang menyambut Pangeran Edgar. Kilasan ingatan Lady Niesha memberitahuku nama dan status beberapa wajah, tetapi sebagian besarnya aku sama sekali tidak tahu. Lady Niesha yang sebenarnya jarang terlibat dalam jamuan-jamuan yang melibatkan putra dan putri bangsawan sehingga ia tidak mengenal mereka.
"Aku senang kalian semua menerima undanganku. Aku harap kalian juga senang saat menerimanya seperti Lady Calverion. Dia bahkan secara khusus menyampaikan kebahagiannya padaku"
'Sialan, dasar Pangeran bodoh'
Dengan segera aku mengucapkan sumpah serapah dalam pikiranku. Ku pikir aku adalah gadis tahan banting yang tidak akan terpengaruh dengan kata-kata seperti itu.
Tapi begitu melihat beberapa gadis yang menutup mulutnya dengan kipas untuk menutupi tawanya, aku bisa merasakan sesuatu yang hangat merayap dari leher hingga pipiku.
"Aku senang anda bisa ada di sini, Putri"
Suaranya yang lembut dan bagaimana dia kembali berpaling menatapku kembali mengejutkan para undangan.
Edgar tiba-tiba melangkah kembali mendekati ku dan meraih tanganku.
"Yang mulia, ini tidak baik..."
Aku mencoba menarik tanganku dengan lembut.
Dia menolak melepaskan genggamannya dan dengan gigih menahanku tetap disampingnya. menarikku kemana-mana untuk membuat aku terus bekeliling bersamanya.
Ini hanya jamuan minum teh, jadi tidak akan ada pesta dansa. Para undangan hanya terdiri dari bangsawan kelas atas yang sudah menyelesaikan upacara kedewasaan mereka dan masing-masing dari mereka akan berkumpul dalam grup-grup kecil untuk mengobrol. Semua situasi ini cukup menjadi petunjuk jika pangeran Edgar sedang memilih sekutunya.
Dan biasanya acara seperti ini di adakan oleh seorang wanita, jadi meskipun dikelola sepenuhnya oleh pangeran Edgar, nama dan segel ratu tercetak jelas dalam setiap undangan. Jadi saat Ratu Anna mampir, para bangsawan muda menahan napas melihat dua kekuatan istana saling menyapa dengan sopan.
"Putri Calverion, aku senang melihat anda ada disini"
"Salam pada bulan kekaisaran. Ini adalah kehormatan bagi hamba untuk hadir disini, Yang mulia"
"Baiklah. Tolong jaga Pangeran Edgar"
Setelah menyapa acak para tamu yang lain, ratu meninggalkan taman dengan senyum lembut.
Sekali lagi aku dihujani tatapan para bangsawan muda. Meskipus status Duke Calverion tinggi dan Niesha adalah satu-satunya wanita muda bangsawan dengan status tinggi, tetapi Niesha juga dikenal sebagai anak haram mantan Duchess sehingga tidak ada yang benar-benar menghiraukan kehadirannya.
Tapi saat ini ia berdiri di samping Pangeran dan dikenali oleh ratu sendiri.
Pangeran Edgar tidak pernah mengadakan jamuan apapun sebelumnya. Sehingga saat undangan resmi dikeluarkan oleh kantor Pangeran Edgar, banyak orang menjadi antusias. Mereka tahu sebentar lagi Pangeran Edgar akan memasuki masa dewasanya sehingga banyak gadis-gadis bangsawan mulai mengharapkan sesuatu dari jamuan yang diadakan hari ini. Tetapi karena Pangeran Edgar terus menggenggam tangan Lady Niesha sehingga mereka tidak dapat menemukan cara atau bahkan peluang untuk lebih dekat dengan Pangeran Edgar selain harus ikut memberi salam pada Niesha.
Segera jamuan yang sebelumnya dimulai dengan senyum malu-malu para gadis berubah menjadi senyum canggung dan iri. Mereka tidak bisa menahan pemikiran aneh mengenai hubungan Pangeran Edgar dan Lady of Calverion. Dan pemikiran mereka serta apa yang mereka lihat di Istana segera menjadi topik panas sehari setelah jamuan diadakan.
Tidak ada yang tidak berpikir jika Pangeran kedua mencoba memberitahu setiap orang bahwa dia sudah memilih seorang gadis. seorang gadis muda yang bahkan belum memasuki usia dewasanya.
Hanya saja, rumor yang beredar cukup berbeda. Meskipun mereka akan menunduk di bawah kakinya. Reputasi lady Calverion tidak cukup baik karena garis keturunannya.
Aku sama sekali tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal sepele seperti itu. Sebenarnya hal ini justru membantuku menyaring orang-orang yang akan berdiri disisiku. Aku lebih mengkhawatirkan orang lain yang mungkin akan menarik garis yang salah dari rencana ku.