Seminggu lalu...
Aku menghembuskan napas lega. Akhirnya aku bisa melepaskan diri dari Pangeran Edgar setelah dia terus menyeretku kesana kemari seolah sedang memamerkan mainan barunya. Dengan alasan memperbaiki riasanku aku melintas ke bagian taman yang lain. Aku duduk di tepi air mancur sambil menutup mataku.
'Ah. leganya'
Aku mencelupkan tanganku dan menikmati aliran air dingin menenangkan yang membasahi ujung jariku..
"Tidakkah anda berlebihan, Yang mulia?"
'Ada orang lain disini'
Aku menarik tanganku dan bersiap pindah. Aku tidak berniat menguping.
"Reputasi Lady Niesha akan jatuh"
Langkahku terhenti begitu aku mendengar namaku disebut. Suara mereka cukup jelas, jadi seharusnya mereka berada cukup dekat. Aku menjatuhkan diriku ke rumput dan mengintip ke arah suara.
keduanya membelakangiku. Tapi aku langsung mengenali salah satu sosok dengan rambut pirang emas yang memantulkan cahaya matahari. Tebakanku di konfirmasi dengan jubah biru bersulam singa dan matahari yang aku sangat kenal khususnya hari ini. Tidak ada keraguan di pikiranku jika itu adalah Pangeran Edgar.
Aku menguak celah tanaman lebih lebar agar bisa melihat lawan bicaranya. Rambutnya juga terlihat pirang, tapi terkadang terlihat seperti coklat muda. Aku tidak melakukan banyak interaksi dengan orang-orang di luar mansion Calverion jadi aku tidak punya gambaran siapa lawan bicaranya.
"Aku akan menanganinya"
"Yang mulia"
"Ini akan membuat Duke Illios bergerak lebih cepat dan gegabah"
"Aku yakin bisa mempengaruhi Duke Calverion tanpa melibatkan putrinya"
"Oh ya? Duke Calverion akan segera menanggalkan gelar dan posisinya begitu putranya melakukan debut. Aku dengar putranya membenci gelarnya dan aku tidak yakin bisa memikat pria itu"
Aku mengepalkan tangan kesal. Dasar bangsawan sialan. Mereka terus berpikir kekuatan politik adalah segalanya. Bahkan pangeran Edgar yang tersenyum dan tertawa lebar seperti anak laki-laki polos tidak lepas dari berpikir untuk mendapatkan kekuasaan lebih besar lagi.
"Anda tahu tentang hubungan ku dengan Lady Niesha bukan?"
"Apa? Bukankah dia juga bidakmu untuk mengganggu ayahmu? Mari kita berikan peran yang lebih besar untuknya"
"Lalu anda akan membuangnya?"
Aku tidak mendengar jawaban apapun tapi kemarahanku sudah membuat sekujur tubuhku gemetar.
"Jangan terlalu cemas, Lionel. Aku akan mengembalikan tunanganmu"
Deg...
'lawan bicaranya adalah Lionel? Siapa tunangannya? Apa Pangeran Edgar menahan tunangannya untuk mengancamnya?'
Sejak aku pingsan terakhir kali dan memimpikan Niesha yang asli, aku tidak pernah lagi memimpikannya atau merasakan kehadirannya dalam diriku. Secara perlahan kenangan tentang kehidupannya mengalir masuk seolah dia sedang mengakui akulah pemilik baru tubuhnya. Setelah sekian lama, ini pertama kalinya aku kembali merasakan seolah ada orang lain dalam diriku. Perasaan sedih dan terluka ini jelas bukan milikku.
Flash back off
Tanpa sadar aku tersenyum mengingat saat itu. Merasakan Niesha masih ada dalam diriku mengingatkanku untuk berusaha bahagia. Setidaknya aku akan berusaha membuatnya merasakan kebahagiaan yang sebelumnya tidak dia miliki.
Aku kembali mengalihkan tatapanku pada Pangeran Edgar yang duduk di hadapan ku dan tersenyum.
"Anda akan mendapatkan dukungan House of Calverion, Yang mulia. Hanya tunggulah untuk tidak mengumumkan pertunanganan anda dulu"
Aku bisa melihat kilatan berbahaya dalam mata kuning Pangeran Edgar tapi aku juga tahu cara bermain bodoh.
"Kalau begitu saya akan permisi, Yang mulia"
Aku berdiri dan membungkuk hormat padanya sebelum dengan santai berbalik.
"Aku hanya akan menundanya. Bukan membatalkannya. Jadi tetap perhatikan tindakanmu, Putri"
Berbeda dengan kata-katanya, nada suara Pangeran Edgar ceria seperti biasanya dia. Dia melangkah melewati ku tanpa menoleh ke belakang. Tanpa sadar aku sudah bergidik cemas.
***
Debut sosial Derrick sudah berakhir semalam. Anggota keluarga yang belum melakukan debut bisa ikut hadir meskipun nantinya hanya akan bertindak sebagai hiasan dinding dalam ruang perjamuan. Itu juga berarti saudara perempuan para debutan tidak bisa mendampingi saudara laki-lakinya dalam dansa pertamanya. Karena itu aku menolak menemaninya tadi malam.
Derrick belum memiliki tunangan dan tidak mengajukan permintaan pendamping pada gadis bangsawan muda lainnya jadi dia menghadiri acara itu sendirian. Dari sifat Derrick aku yakin dia juga tidak akan meminta tarian apapun pada gadis muda di pesta dan hanya berdiri seperti gunung es sepanjang acara. Tapi mengingat bagaimana penampilannya saat berangkat semalam aku yakin dia sudah menorehkan namanya sebagai salah satu target pria paling potensial di Ibukota.
Derrick melakukan debut sosial diusia yang lebih tua dibandingkan dengan para debutan laki-laki lain, tetapi itu tidak berarti ia akan terlihat seperti pria tua. Sebaliknya ia terlihat lebih matang karena ia terbiasa bergaul dengan banyak pria dewasa. Postur tubuhnya lebih tinggi dan gagah karena ia bukan hanya sekedar berlatih ilmu pedang dengan instruktur tetapi terlatih dalam pertarungan sesungguhnya antara hidup dan mati.
Derrick memang baru melakukan debut sosialnya bahkan tidak terkenal dalam pergaulan bangsawan muda ibukota, tapi ia sudah menorehkan namanya sendiri sebagai pahlawan perang yang bahkan di akui oleh Jenderal besar dan para bangsawan yang terlibat perang bersamanya. Dan terutama karena statusnya. Derrick mungkin hanya putra seorang selir, tapi sejak awal semua orang tahu dialah yang akan mewarisi Gelar Duke of Calverion.
Dan sekarang aku menatap lekat pada wajah tampannya yang unik. Kulitnya kecoklatan sangat kontras dengan pirang strawberry dan warna hijau bola mata yang dia warisi dari Ayah. Dia terus bergerak gelisah dalam jas resmi dan jubahnya yang dihiasi pola daun palem yang melingkupi simbol bulan. Lambang keluarga Calverion yang berarti umur panjang dan perlindungan.
"Berhenti bergerak, Derrick. Orang-orang akan mengira kau baru belajar mengenakan pakaian" Akhirnya Ayah mengeluarkan suara menegur Derrick.
Dia hanya mendengus. Sekali lagi menarik leher jasnya, menarik lengan bajunya berharap semuanya menjadi senyaman baju tempurnya yang biasa.
Mengawasi Derrick dan ayah membuat perhatianku teralih dari rasa tidak nyaman karena kereta.
"Jangan gugup, Niesha. Ini akan selesai dengan cepat"
Aku mengangguk. Sebagai Niesha yang baru, ini akan menjadi kali pertamaku menghadap Kaisar Alpha dan para aristokrat.
Sementara Ayah dan Derrick menghadiri pertemuan dengan para bangsawan. Secara resmi Ayah akan menyerahkan gelarnya pada Derrick. Dia juga sudah mundur dari posisinya sebagai penasehat Kaisar dan akan mengajukan ijin kembali ke dukedom Calverion di Utara. Tapi kejutan besarnya tentu saja bukan itu.
"Putri, anda diminta untuk menghadiri pertemuan"
Seorang pelayan menyampaikan pesan itu.
Aku berdiri dan merapikan gaunku yang tidak kusut. Memberi waktu bagi diriku untuk menenangkan diri sebelum memasuki Medan perang.
Saat akhirnya aku melangkah memasuki ruang pertemuan, ruangan itu tiba-tiba jatuh dalam keheningan yang aneh. Biasanya para bangasawan hanya akan melirik ingin tahu pada gadis kecil bermata dan berambut sehitam malam yang dikabarkan sebagai anak haram Duchess. Tapi saat ini mereka menatap dengan dengan rasa ingin tahu lebih besar yang seolah ingin menelanjangiku. Sekalipun aku sudah mempersiapkan hal ini akan terjadi, tapi aku tetap tidak bisa menahan perasaan tidak nyaman yang kini menggelitik seluruh tubuhku.
Hanya setelah melihat senyum cerah Derrick, aku kembali melangkah dengan percaya diri mendekati tempatnya dan Ayah sedang berdiri.
"Salam pada Matahari kekaisaran. Salam pada bintang kekaisaran, Pangeran Freddie of Balstar dan Pangeran Edgar of Balstar. Semoga kemuliaan terus bersinar atas Balstar. Niesha Yurie Calverion menghadap keagungannya"
"Bangunlah Putri"
Aku berdiri tetapi tetap diam di depan tahta Kaisar dan para Pangeran.
"Angkat wajahmu!"
Dengan pelan aku mengangkat kepalaku sehingga pandanganku bisa tertuju pada Kaisar Alpha yang menatapku dengan pandangan ingin tahu. Ia terlihat mirip seperti Pangeran Edgar. Rambutnya yang kuning keemasan bahkan terlihat lebih cemerlang dari berkas-berkas cahaya yang masuk dari sela-sela jendela. Meski ia tersenyum menatapku, tapi aku bisa melihat gurat-gurat kelelahan dan kesakitan dalam matanya.
"Aku yakin kau tahu apa yang terjadi Putri?"
Aku menurunkan kembali tatapanku sebagai konfirmasi pertanyaan Kaisar.
"Saudaramu, Duke Calverion yang baru meminta gelar Duchess diberikan padamu. Apakah kau tahu apa artinya?"
"Putri ini tahu Yang mulia"