Chereads / Be a Princess / Chapter 16 - Dibalik labirin

Chapter 16 - Dibalik labirin

"Salam pada bintang kekaisaran. Niesha Calverion menemui yang mulia"

"..."

Ia sama sekali tidak menanggapi sapaanku tetapi menatapku lekat.

"Yang mulia?"

Kali ini ia merespon dengan desahan.

"Aku akan menunjukkan sesuatu padamu"

Ia berbalik dan tanpa menungguku memasuki taman labirin.

"Tunggu..."

Aku mengangkat gaunku dan mencoba menyusulnya. Aku harus berputar-putar beberapa saat sebelum akhirnya menemukannya berdiri di salah satu sudut labirin.

"Sulitkah?"

Ah, suaranya lembut.

Kalau dipikir, ini kali pertama aku mendengarnya berbicara dengan lembut. Tidak ada nada geli seperti biasa atau nada dingin seperti saat ia berada di depan para bangsawan. Seperti apa dia yang sebenarnya.

"Bolehkah aku?"

Dia mengulurkan tangan padaku. Dengan gugup aku melihat sekeliling. Ini tidak sesuai etika dimana sepasang pria dan wanita yang belum menikah tidak di harapkan untuk sendirian.

Menyadari kegelisahan ku, Pangeran Edgar tertawa tetapi tidak memaksaku menerima tangannya.

"Apa kau memperhatikan bunga-bunga kecil di sepanjang dinding labirin?"

Aku hanya mengangguk.

"Jika kau ingin masuk, ikuti ke arah mana bunga berwarna ungu menghadap, dan sebaliknya jika kau ingin keluar. Bunga-bunga ini akan selalu menghadap ke arah yang sama. Kau hanya perlu jeli mencarinya"

Jadi itu rahasianya. Dengan antusias aku mengikuti petunjuk yang diberikan pangeran Edgar.

"Waahh, ini indah yang mulia"

Tanpa sadar aku sudah berdiri kagum. Tidak ada tanaman bunga atau bahkan ornamen lain yang di letakkan di tengah taman labirin. Meski begitu apa yang ku lihat berdiri di tengah taman jauh lebih indah dari yang digambarkan dalam novel. Ditengah taman berdiri pohon unik dengan daun-daun merah yang merentang lebar menaungi sekelilingnya. Diatas tanah juga sepenuhnya tertutupi daun-daun merah cerah yang rontok dan membentuk karpet merah tebal. Sangat kontras dengan pagar tanaman hijau yang mengelilinginya.

Aku melangkahkan kakiku hati-hati di atas dedauan dan segera suara renyah daun kering yang retak mulai terdengar. Dedaunan yang bertebaran di atas tanah cukup kering tetapi anehnya masih memiliki warna yang sama merahnya dengan dedauan segar diatas kepalaku. Rasanya aku ingin melepaskan sepatuku dan merasakan daun-daun ini ditelapak kaki. Atau mencoba berbaring di bawah tumpukan daun seperti yang banyak ditunjukkan dalam frama-drama romantis.

Ini amat sangat indah. Aku berbalik untuk menyatakan penghargaanku saat tatapan kami bertemu. Entah kenapa ia menatapku dengan pandangan terluka.

"Apa kau benar-benar tidak memiliki kenangan tentang aku? Apakah aku tetap tidak terlihat di matamu?"

"..."

Aku belum sempat bereaksi ketika langkah panjang Edgar mendekatiku dan ia memelukku.

"Aku merindukanmu"

Apa ini?

Aku tidak bisa mencegah tubuhku gemetar.

Sekalipun aku tinggal dengan banyak anak-anak lelaki selama di panti dan kami banyak melakukan kontak fisik, tidak pernah ada perasaan romantis yang berkembang. Tapi masing-masing dari kami menganggap satu sama lain sebagai keluarga dan saling mendukung. Selain Derrick, ini akan menjadi kali pertama bagiku dipeluk seorang anak laki-laki. Terlepas dari siapa yang melakukannya, menyentuh tubuh pangeran kerajaan saja sudah menjadi kesalahan, kami bahkan berpelukan di ruang publik tanpa ditemani siapapun.

"Yang mulia..."

"Berhentilah melihat Lionel"

Dia berbisik diantara rambutku.

Aku benci memiliki ketakutan Niesha asli yang selalu khawatir dengan akhir hidupnya tapi aku sama sekali tidak memiliki ingatan lain selain Lionel. Sebenarnya hubungan apa yang dia miliki bersama pangeran kedua Balstar sebelumnya.

"Yang mulia"

"Tolong biarkan aku sedikit lagi"

"..."

"Tolong tunggulah sebentar lagi, aku akan memberikan apapun untukmu"

Aku cemas jika seseorang menemukan kami dalam posisi intim seperti ini. Tapi entah bagaimana, aku tidak bisa mendorongnya menjauh.

Sekali lagi aku mengutuk novel dan ingatan Niesha yang menempatkan aku dalam keadaan yang tidak ku mengerti.

***

Malam itu aku bermimpi. Tapi bukan seperti aku memimpikan apa yang di lihat oleh Niesha atau tidak seperti aku memimpikan alur novelnya. Ini lebih seperti ingatan bawah sadar yang bahkan di lupakan oleh Niesha.

Aku memimpikan seorang gadis kecil dengan mata dan rambut sehitam malam bermain bersama 2 anak laki-laki berambut pirang emas.

Tiba-tiba gadis kecil itu terjatuh. Ia menangis saat melihat lututnya terluka. Dua anak laki-laki yang bermain bersamanya segera mendekati dan mencoba menenangkannya.

"Aku akan meniupnya agar kau tidak kesakitan"

"Aku akan membuat dunia tanpa batu jadi kau tidak akan tersandung lagi"

"Aku mau pulang"

"Naiklah ke punggungku"

"Anda tidak bisa, Yang mulia. Biar aku yang melakukannya"

Aku bisa melihat gurat kecewa pada mata salah satu anak laki-laki itu. Tapi ia membiarkan anak perempuan itu di gendong oleh anak yang lain dan hanya memandang saat keduanya perlahan menjauh.

"Yang mulia, maukah anda menghadiri pesta ulang tahun saya?"

Itu suara gadis kecil yang sama.

Anak Laki-laki itu hanya menunduk dan menggeleng dengan pelan.

"Apakah itu bertepatan dengan jadwal anda? Saya mengerti Yang mulia. Saya akan mengundang Lionel kalau begitu"

Ia lalu berbalik dan meninggalkannya.

"Yang mulia, saya melihat ada menara tinggi di istana kaisar. Apakah kita bisa melihat seluruh ibukota jika berdiri diatasnya?"

"Ya. Kau bahkan dapat melihat rumahmu dari sana"

"Kalau begitu, bisakah anda mengundang saya untuk melihatnya?"

Gelengan lemah yang lain.

"Jika kau mau, aku akan meminta ijin ayahku agar kau bisa menaiki menara jam kota. Itu tidak cukup tinggi untuk melihat seluruh ibukota, tapi kau dapat melihat cukup jauh?"

Itu tawaran dari anak laki-laki lain.

"Ya... Ya, saya mau. Tolong undang saya"

Gadis kecil itu kembali tersenyum ceria dan mengalihkan perhatiannya pada anak itu.

"Yang mulia, saya mengunjungi Lionel dan dia mengijinkan saya menaiki kudanya"

"Yang mulia, saya sudah mulai belajar etiket minum teh. Lionel akan menjadi tamu pertamaku Minggu depan"

"Yang mulia, sebentar lagi saya akan belajar menari. Lionel berjanji untuk menjadi pasangan berlatih ku nanti"

"Yang mulia, saya ingin belajar menyulam. Apakah menurut anda Lionel akan suka jika saya menyulam sapu tangan untuknya"

Gadis kecil itu sering mengunjunginya. Ia selalu menceritakannya hari-hari yang dia lalui. Tapi semakin lama dia tidak pernah meminta apapun padanya lagi. Lalu suatu hari ia menemuinya lagi.

"Yang mulia, apakah menurut anda Lionel bisa melindungi saya?"

Itu masih gadis yang sama dengan tampilan yang sedikit lebih besar, tetapi tempat yang dilihatnya selalu sama. Dia selalu berada di tengah hamparan daun-daun merah cerah yang unik.

Pertanyaan itu tidak pernah terjawab. Gadis kecil itu berhenti menemuinya. Kaisar Alpha juga memutuskan ia sudah tidak membutuhkan teman bermain dan mulai memerintahkannya untuk fokus pada setiap pendidikannya. Tapi ia masih terus menerima kabar tentang gadis kecil itu. Gadis kecil itu kehilangan ibunya, mulai menarik diri dari setiap pergaulan sosial tetapi ia secara rutin mengunjungi kediaman Hovwell.