Chereads / Be a Princess / Chapter 10 - Sebuah dekrit untuk dipikirkan

Chapter 10 - Sebuah dekrit untuk dipikirkan

BRAKK...

Derrick meninju cangkir teh dihadapannya hingga hancur tak berbentuk.

Aku yang duduk disampingnya tidak bisa membantu selain melompat kaget karena tindakannya yang tiba-tiba. Buru-buru aku meraih tangannya dan tidak melihat luka apapun di tinjunya.

'Hei, dalam film-film seseorang akan langsung terluka bahkan hanya dengan menyentuh sedikit saja benda tajam''

Bersama Derrick aku merasa nyaman. Dia tidak bertingkah kaku dengan beragam etiket jadi terkadang tanpa sadar aku akan bertingkah manja padanya sebelum aku menyadari kelakuanku lalu melarikan diri darinya dengan wajah merah. Derrick yang menghabiskan waktunya dalam dunia militer tidak memiliki preferensi bagaimana seorang wanita bangsawan seharusnya bertindak, jadi biasanya dia hanya akan menanggapi tingkahku dengan tawa.

Dan kali ini begitu menyadari dia tidak memiliki luka apapun di tinjunya, secara impulsif aku menarik tangannya ke mulutku dan menggigitnya.

"Ack, apa sih yang kau lakukan"

Dia jelas terkejut dan kesakitan tapi berhasil menahan dirinya sehingga tidak merenggut tangan yang ku gigit dengan kasar.

"Kakak, kulitmu luar biasa. Kau tidak memiliki luka bahkan setelah ku gigit" Aku memujinya tulus.

"Aku tidak akan terluka hanya karena cangkir mainan atau gigi bayimu itu. Berhenti mengalihkanku Niesha. Bagaimana bisa kau membiarkan Pangeran Edgar melecehkanmu di depan umum" Dia mengejek sekaligus memarahiku.

Begitu banyak saksi, tidak heran jika apa yang terjadi saat jamuan Pangeran Edgar segera tersebar. Hanya saja, seperti yang aku takutkan beritanya cukup berbeda. Karena mereka tidak mungkin menjelek-jelekkan keluarga kerajaan mereka hanya bisa menggunakan aku sebagai wanita yang berlaku tidak sopan, yang merayu Pangeran kedua dan yang bertingkah tidak pantas saat jamuan teh.

"Jadi apa kau lebih suka jika aku di tahan dengan tuduhan mempermalukan anggota kekaisaran?

"Reputasimu..."

"Memangnya kenapa dengan reputasi. Segera setelah Ayah mengundurkan diri dari jabatannya, aku akan mengikutinya ke utara. Dan aku tidak akan dipusingkan dengan segala macam lamaran atau undangan tidak berguna itu"

"Apa kau yakin akan hidup sendirian selamanya? menjadi perawan tua di Utara"

"Aku hidup bersama Ayah"

"Ayah sudah tua, dia akan segera mati"

"Kau menyumpahinya"

"Dia tidak berguna. Kalau tidak bagaimana mungkin dia sudah menghilang dari rumah saat putrinya di gosipkan di jalan-jalan"

Pertengkaran penuh kasih yang ku mulai dengan harapan meredakan kemarahannya, segera menjadi ajangnya meluapkan caci maki pada Duke Calverion. Untuk wajahnya yang tampan, banyak yang tidak akan percaya jika Derrick menghabiskan masa remajanya dalam lingkungan tentara yang kasar dan hanya terdiri dari rakyat biasa. Tapi begitu dia membuka mulut, tidak ada bantahan bahwa dia mampu mengeluarkan segala sumpah serapah kasar dengan sangat fasih.

Hari pertama setelah kepala pelayan mendengar ia berbicara, seorang tutor etiket dikirimkan ke Mansion dan mulai mengajari dia dengan keras. Derrick tumbuh menjadi pemuda yang tinggi dan gagah juga akan menjadi penerus Calverion jadi dia tidak punya alasan untuk tunduk pada apapun. Tapi entah bagaimana dia mendengarkan tutor tua yang dibawa Kepala pelayan untuknya. Jadi dia belajar mengekang mulutnya dan hanya melepaskannya jika hanya ada kami berdua.

"Tuan muda, Nona muda, Yang mulia Duke memanggil anda berdua"

"Hah, dia kembali"

Dengan bersemangat Derrick berbalik dan bergegas ke ruang kerja Duke.

"Ehm, Tuan muda. Yang mulia ada di Aula utama. Beliau bersama dengan utusan dari Istana"

Kami saling berpandangan tak mengerti.

Saat kami memasuki aula istana, Duke Calverion bersama seorang pria sedang berdiri memandang keluar jendela. Berdiri di depan pintu, seorang pria lain berdiri tegap dengan nampan ditangannya. Puluhan Royal knight berseragam putih dengan pita emas berbaris rapi dibelakangnya. 

"Ayah"

Mereka berbalik dan aku segera mengenali pria yang berdiri di dekat Ayahku sebagai sekretaris Kaisar Alpha, Viscount Bertino.

"Berlutut menerima perintah kerajaan"

Serentak Aku dan semua penghuni dan pelayan Mansion Calverion berlutut. Viscount Bertino mengambil gulungan emas yang sebelumnya luput dari pandanganku dan membentangkannya.

"    '... Putri Niesha Yurie Calverion, putri Duke Denis Calverion dianugrahi pernikahan kerajaan dengan Yang Mulia Pangeran Edgar Phillip Aimer de Carte of Balstar, Pangeran kedua kekaisan Balstar' Ini adalah anugerah kerajaan. Lady Niesha, silahkan menerimanya"

Aku segera maju untuk mengambil gulungan emas itu dari tangan Viscount Bertino.

"Reputasi Putri Niesha tidak baik. Yang mulia Kaisar berbaik hati menganugerahkan ini"

Tanpa melihatpun aku tahu Derrick sedang menggertakkan giginya mendengarkan kata-kata sombong Viscount Bertino.

"Karena Putri Calverion masih muda, pernikahan akan diatur kemudian. Pertunanganan Putri Niesha dan Yang Mulia Pangeran Edgar akan dilakukan sehari sebelum upacara kedewasaan Pangeran. Hingga saat itu, Putri Niesha tidak diperkenankan untuk keluar dari Mansion Calverion."

"Apakah adikku menjadi tahanan kerajaan?"

Viscount Bertino melirik Derrick dengan sinis

"Ah, Tuan muda Calverion ada disini. Sepertinya sudah lama aku tidak melihat anda di Ibukota. Ku dengar anda bergabung dengan orang-orang kasar dan tidak berpendidikan di perbatasan. Tidak heran jika anda akan melupakan beberapa aturan dan tradisi mengenai pernikahan kerajaan"

"Viscount Bertino..."

"Viscount Bertino..."

Aku dan Ayah membuka mulut bersama-sama  untuk menegur Viscount Bertino.

"Perintah Kerajaan sudah aku terima. Jadi apa yang kau katakan adalah ucapanmu sendiri. Saat ini kau berada di tanah Duke Calverion, Aku harap kau menyadari konsekuensi atas penghinaan yang kau lakukan pada penerus Duke Calverion"

Aku mengabaikan pandangan Ayah dan Derrick yang terkejut mendengar kata-kataku dan terus menatap Viscount Bertino dengan dingin.

Aku ingat karakter ini dengan jelas. Dia akan menjadi salah satu pendukung yang berdiri di samping Putera mahkota. Dia akan secara aktif mengunjungi Mansion Hovwell untuk bertemu Lionel Hovwell. Dalam novel itu Lady Niesha sudah menjadi istri Lionel Hovwell yang menjadi pendukung Putera mahkota, akan tetapi ia  mengabaikan Lady Niesha sama sekali. Ia jugalah yang akan menjadi penghubung Lionel Hovwell dengan gadis yang menyebabkan kematian Lady Niesha.

Saat ini aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Lionel Hovwell jadi setidaknya aku sudah memutuskan satu tali yang mungkin akan menjerat leherku di kemudian hari. Dan aku sama sekali tidak punya keinginan untuk mati dengan cara menyedihkan seperti di Novel jadi aku harus memotong semua tali yang mencoba mengikatku termasuk Viscount Bertino.

"Ingat siapa dirimu Viscount dan siapa kakakku"

"Ah, maafkan aku Nona muda. Tanpa sadar aku sudah menyuarakan keprihatinanku terhadap Lord Derrick.  Bukankah sebentar lagi dia akan melaksanakan upacara kedewasaannya"

"..."

"..."

"..."

"Aku dengar Lord Derrick sudah melewati usia dewasanya," ia menggerakkan jarinya seolah tengah menghitung"Ah, anda sudah 3 tahun terlambat. Semoga anda tidak terlambat dalam menempatkan nama anda dalam masyarakat aristokrat"

"Terima kasih atas kepedulian anda Viscount"

Sebelum aku sempat membuka mulut, Derrick sudah terlebih dulu menjawab keprihatinan palsu Viscount Bertino. Melihat dia menarik salah satu ujung bibirnya ke atas, aku tahu dia memiliki jawaban yang menarik.

"Bagaimanapun aku akan menjadi Duke. Aku seorang pahlawan perang. Dan aku cukup tampan untuk memikat semua wanita yang aku inginkan. Kau harus cukup yakin aku bisa mendapatkan tempat di masyarakat maupun dimata Kaisar"

Aku terpaksa menggigit bibirku untuk mencegah diriku terbahak mendengar kata-kata sombong dan penuh percaya diri Derrick.

"Yah, selagi dia muda seorang Calverion sesekali harus maju ke medan perang. Baru setelah itu punya muka untuk duduk jauh dibelakang dan mengatur rencana seolah-olah dia berguna" tambahnya kemudian.

Seperti yang diucapkan Derrick, meskipun keluarga Calverion bukanlah keluarga ksatria, setiap generasi termasuk Denis Calverion pasti pernah terlibat langsung dalam perang setidaknya sekali seumur hidupnya. Sebaliknya Keluarga  Bertino tidak memiliki sejarah keluarga yang cukup mengesankan.

Viscount Bertino saat ini hanyalah pemuda bangsawan yang cukup pintar untuk lulus dari ujian kerajaan dan bekerja dalam istana. Ia harus bekerja keras untuk mendaki tangga politik istana hingga sampai di posisinya saat ini.

Viscount Bertino cukup menarik, tapi itu tidak cukup membuatnya mendapatkan tawaran pernikahan politik dari keluarga dengan status tinggi. Jadi ia cukup iri dan memusuhi Duke Calverion yang tanpa usaha bisa duduk dengan Kaisar baik sebagai teman masa kecil ataupun anggota komite kekaisaran yang dihormati. Dan sekarang dia juga iri dengan desas desus bahwa Derrick Calverion menarik minat banyak gadis muda di ibu kota..

"Semoga kau bisa memahami maksud ucapan Putraku dengan baik, Viscount"

Aku melirik Ayah dan mendapati ekspresi dingin yang sebelumnya tidak pernah aku lihat. Apalagi untuk pertama kalinya ia menyebut Derrick 'Putraku'.

"Hahahaha. Tentu saja. Tentu. AKu mengerti Yang mulia Duke. Apa yang aku ucapkan hanya bentuk kepedulianku dengan keluarga penopang kerajaan Balstar"

Tidak ada ekspresi kesal atau malu dari wajah Viscount Bertino.

"Aku akan kembali Yang mulia"

Dia membungkuk hormat pada ayah lalu meninggalkan Aula utama. Ayah sama sekali tidak bergerak untuk mengantarnya, yang menunjukkan ketidak pedulian ayah.

"Aku akan meminta Yang mulia menarik perintahnya sebelum itu diumumkan"

"Tidak Ayah, aku akan mengatasinya sendiri"

Aku membungkuk memberi hormat padanya dan buru-buru meninggalkan ruangan dengan diikuti Agatha.

"Kirimkan surat ini pada Pangeran Edgar"

Aku menyerahkan surat yang buru-buru kutulis pada Agatha. Kali ini tidak ada masalah saat menulisnya.  Aku melewati kata-kata pembuka manis yang biasanya mengawali surat dan langsung ke intinya. Jika dia menganggapku tidak sopan, dia akan menolaknya dan mungkin menganggapku tidak layak. Tetapi jika ia menerimanya, ia akan melakukan sesuai keinginanku. Yang manapun pilihannya, aku tetap akan diuntungkan.

Ku pikir aku harus menunggu beberapa hari sebelum suratku di jawab, tetapi balasannya tiba bersama dengan kurir yang sebelumnya mengantarkan suratku.

"Saatnya kita beraksi, Agatha"