Chereads / BERPETUALANG KE UJUNG DUNIA ! / Chapter 13 - Hilangnya Kapal Ekspedisi Ke Ujung Dunia

Chapter 13 - Hilangnya Kapal Ekspedisi Ke Ujung Dunia

Tak terasa waktu berlalu sudah 6 tahun sejak Kapal Ekspedisi Corona 3 menuju dunia pararel ke ujung dunia untuk pembuktian tempat mitos berada hilang. Semua orang mulai melupakannya .'Kegagalan' itu dikaitkan dan di ibaratkan dengan kesombongan ketika kapal Titanic yang tenggelam, itulah prasangka yang dikemukakan orang-orang dengan sangat tajam dan kejam.

Alfredo mengerti perasaan Mario yang selalu murung sejak menghilangnya Andre dan kapal ekspedisi ini. Mereka tidak tahu yang terjadi sebenarnya, kapal canggih Corona 3 sudah berhasil masuk ke portal titik koordinat setahun setelah pernyataan Andre tentang keinginan melakukan ekspedisi ini. Mario sebenarnya ingin ikut tapi dilarang oleh Andre karena masih kecil. Dalam ekspedisi ini ikut pula ayahnya Ayu Dewi yaitu profesor Suherman dan staf ahli perusahaan dari kakeknya Alfredo.

Setelah hilang, mereka berusaha mencari kembali karena titik koordinat tiba-tiba menghilang, sebenarnya ekspedisi ini dilangsungkan karena mereka menemukan kembali titik itu setelah hilang selama 5 tahun. Titik koordinat ini susah ditemukan dibanding titik koordinat portal lainnya. Tapi mereka sudah bisa memprediksi ciri-cirinya yang khusus.

-------------

Sampai saat ini Ayu Dewi masih mencari sinyal dari kapal Corona 3, sementara Mario sudah berumur 21 tahun tumbuh menjadi pemuda tampan sementara Monica berumur 14 tahun. Mario menggantikan papanya Andre. Sejak papanya menghilang Mario berkutat di labotarium. Dia pun berusaha sama dengan Ayu Dewi, yang membedakan dia berhubungan AI Airin dengan dirinya yaitu Ryu.

Sejauh ini AI sudah di perbaharui papanya sebelum berangkat, kini AI nya lebih ditingkatkan lagi dengan memori ke kecerdasan yang sangat tinggi. Bila keduanya terhubung bisa memudahkan untuk menemukan papanya.

"Sialan !" Mario memukul meja.

"Maafkan aku Tuan, saya sudah berusaha dengan memasukan data-data yang terbaru dan itu membutuhkan waktu !" jawab Ryu AI nya Mario.

"Terima kasih Ryu kamu boleh pergi !" jawab Mario pelan dia menundukan kepalanya di meja.

Claudia pun merasa sedih dengan kehilangan Andre, dia sudah melarang ekspedisi ini sebelumnya, tapi Andre tetap pada pendiriannya dan dia tak kuasa menolak, 3 tahun setelahnya Bu Sumarni meninggal, sebelum itu dia memberikan sesuatu kepada Claudia, Andre sudah berfirasat bila terjadi sesuatu kepadanya dia memberikan sesuatu kepada Mario dan kini diberikan Sumarni kepada Claudia. Sampai saat ini dia masih menyimpannya, dia tahu bila diberikan maka Mario akan nekad mencari papanya.

"Kenapa kamu masih khawatir kalau Mario akan pergi ?" tanya Alfredo kepada Claudia, dan dia menggeleng kepala "Entah lah papa, aku takut Mario seperti Andre menghilang juga !".

"Kamu tahu ? papa sudah melakukan investigasi mengenai hllangnya kapal Corona 3 !" Alfredo memberikan sebuah file kepada Claudia.

"Semua berdasarkan apa yang diberikan Andre untuk Mario dan juga aku !" lanjut Alfredo.

"Sabotase dan penyerangan ?" tanya Claudia terkejut dan menatap papanya.

"Betul ! ternyata itu orang kita profesor Philip Morison yang berkerja sama dengan Jim Huggs dan tentu saja Hendrawan !" Alfredo menatap putrinya.

"Kurang ajar !" Claudia sangat marah sekali.

"Tenang saja Claudia ! untuk Hendrawan sudah papa urus, sedang Jim Huggs beserta putranya Jack Marshal ikut dalam kapal sabotase itu dan mereka pun menghilang ! bisa di pastikan mereka, baik Jim maupun Andre terlempar ke dunia pararel yang berbeda !" lanjut Alfredo, Claudia tak bisa menahan tangisnya dia tahu dunia pararel itu sangat banyak tidak bisa di prediksi.

-----------

Mario sedang berada di kampusnya di Universty Havard, sedang mengambil gelar Doktor dibidang Ilmu pengetahuan dan penelitian, Mario menjadi yang termuda karena akan selesai 1 tahun lagi, dia sedang mengerjakan proyek tesisnya. Ketika sedang duduk sambil menyandar di sebatang pohon menikmati sungai dan untuk sementara menenangkan diri.

"Hai bro apa kabar !" seseorang sedang menepuk pundaknya, Mario melirik dan tersenyum mereka teman-teman satu kampus tapi beda jurusan dan tingkatan.

"Malik dasar kamu !" ujar Mario, kepada pemuda kulit hitam jurusan hukum.

"Kita mencarimu ternyata disini !" seorang pemuda bertampang Chinese bernama Jason Chan jurusan psikologis

"Iya nih !" tambah seorang perempuan cantik bernama Clara jurusan kedokteran Mereka berteman karena satu asrama di kampus Havard.

"Pasti masih memikirkan papamu ya !" seorang lelaki berkaca mata dari Indonesia bernama Anwar jurusan sama dengan Mario. Seseorang menyenggol tubuhnya membuat Anwar terdiam.

"Maaf !" Mario menghela nafas dan mengangguk.

"Iya, aku masih belum menemukan sinyalnya !" matanya menerawang entah kemana. Semua teman-temannya terdiam mereka bertemu ketika tahun pertama kuliah dengan Mario, mereka pikir satu tingkatan S1 seperti mereka ternyata justru S2 padahal umur mereka sama. Tapi lama kelamaan mereka pun mulai berteman akrab. Walau Mario seperti anak yang lainnya tak bakalan menyangka kalau dia seorang anak yang pintar dan cerdas. Mereka tahu tentang papanya, siapa yang tak mengenal keluarga serta kedua orang tuanya.

"Mungkin saja sinyal itu ada tapi kita luput menangkapnya !" kata Malik tiba-tiba.

"Apa maksudmu Malik ?" tanya Jason.

"Begini sebagai contoh kita terdampar di pulau kecil dan menulis kata SOS dengan besar di pantai tapi anehnya ketika mendengar suara helikopter terdengar mencari kita mereka hanya lewat ! lalu apa yang salah dengan itu ? mungkin saja orang itu tidak bisa membaca maka harus dibuat tanda lain misal membakar dan asapnya bisa sebagai penanda !" jelas Malik.

"Iya sih, tapi ini kan beda dia ada dimensi lain maka susah !" sanggah Clara. Semua terdiam.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa kok ! kamu benar, aku merasa papaku terjebak dimensi yang berbeda dengan tujuan sebenarnya !" jawab Mario.

"Maksudmu ada mensabotasenya ?" Mario mengangguk.

"Siapa ?" tanya Anwar.

"Ya siapa lagi musuhnya lah !" sela Clara, Mario hanya tersenyum.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan ?" tanyanya lagi.

"Mungkin menunggu sesuatu ! setelah itu aku pergi !" semua terkejut.

"Maksudmu menyusul papamu ?" tanya mereka.

"Tentu saja itu satu-satunya jalan !" Mario bangun dan membersihkan pakaian yang kotor,

"Ayo katanya mau pergi !" Mario tersenyum, semua mengangguk dan pergi.

--------

Malam itu Mario datang ke sebuah klub malam, dia datang hanya untuk sekedar menyenangkan diri, Klub ini memang populer dikalangan anak mahasiswa yang letaknya pun tidak jauh dari area kampus.

"Tolong berikan aku segelas bir !" pinta Mario kepada bartender, dan sebotol bir di berikan kepada Mario.

"Coba lihat siapa yang datang !" suara tawa terdengar, Mario tahu siapa dia.

"Pergilah John aku tidak ingin berkelahi !" jawab Mario.

"Uhh ... takut !" ejek seorang tinggi besar dengan jaket merah tim Football dan diringi tawa yang lain. Tapi Mario tidak perduli. Saat ini Mario pemegang sabuk hitam Taekwondo dan Karate. Sejak sd dulu ia selalu mengikuti bela diri karate, ketika pindah ke London dan ke Amerika ia ikut bela diri lainnya.

"Dasar pencundang ! sama seperti ayahmu !" ejeknya.

"Buuukkk !"

"Aawww !"

"Brakk !" suara pukulan dan benda jatuh.

"Dengar ya, jangan sekali-kali menghina papaku !" Mario sudah berdiri di depan lelaki tinggi besar yang jatuh terjerembab dan hidung berdarah.

"Fuk** !" maki Mario, kemudian pergi dan kembali duduk sambil meminum bir sedang teman-teman John hanya terdiam.

"Sir ini uangnya !" ujar Mario meletakan uang di meja dan langsung pergi.

Seseorang lelaki memperhatikannya ...

Bersambung ...