Mario pulang ke apartementnya, tak lama ia pun tertidur. Malamnya ia bermimpi bertemu papanya dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Mario terbangun dan duduk dan mengusap wajahnya. Ternyata pagi sudah menjelang ia kembali membaringkan tubuhnya. Tiba-tiba jam tangannya berbunyi dia pun mengangkat tangannya, Mario tertegun dan menuju kamar mandi dan cuci muka, bergosok gigi dan mengambil jaket dan langsung pergi.
Di bawah parkiran apartemen kampusnya ia mengambil helm dan menaiki motor sportnya langsung pergi, diapun berbicara kepada AI nya.
"Ryu, sambungkan ke Tante Ayu !" perintahnya.
"Baik tuan !" jawab Ryu AI milik Mario yang berambut pirang berpakaian jas tuxsedo.
"Tante ? ini aku Mario ! aku sebentar lagi sampai !" teriaknya ketika sudah tersambung ke Ayu Dewi yang berada di London.
"Mario kamu naik motor ? hati-hati !" Ayu Dewi hanya menggeleng kepala melihat tingkah Mario, ia tahu perasaan Mario.
"Ryu hubungkan dengan Guss siapkan pesawat untuk pergi ke London !" perintahnya lagi.
"Oke tuan, sudah di respon !" jawab Ryu.
"Terima kasih, Ryu !" motor melesat menuju bandara. Dibandara sudah menunggu pesawat jet pribadi miliknya sendiri. Seorang berdiri menunggu dan terlihat Mario berlari kearahnya.
"Kita kemana tuan ?" tanyanya kepada Mario.
"London Guss ! sinyal papa sudah ditemukan !" jawabnya dan dia pun masuk pesawat diikuti Guss, pesawat jet pribadi miliknya, didalamnya sangat lengkap seperti hotel saja. Bisa menampung 6 penumpang.
"Baik tuan segera !" jawab Guss berperawakan tinggi besar mengangguk kepada tuan mudanya. Pesawat jet pribadi miliknya pun melesat ke luar angkasa.
Sesampai di atas, Mario membuka sabuk pengaman kursinya dan menuju ke ruangan lain di pesawat, ternyata itu adalah kamar tidur yang termasuk lengkap. Mario menuju kamar mandi dan membuka pakaian kemudian menuju shower dan membersihkan tubuhnya, karena tadi terburu-buru hanya cuci muka.
Setelah selesai mandi ia pun berganti baju formal, kemeja biru dengan celana hitam, rambut ikalnya dan wajah tampannya memang lebih menang mamanya, dibanding papanya. Tapi tidak dengan kerja keras walau otaknya memudahkan semuanya sama dengan papanya.
Mario pun keluar dan duduk di ruangan yang tadi ia duduki, kini tampangnya rapi dan gagah, menjadi lebih dewasa di banding tadi, seseorang keluar dan menyimpan piring makanan di meja.
"Terima kasih Guss !" Mario berkata kepada lelaki itu, dia bisa disebut bodyguard, pelayan, dan orang kepercayaan untuk menjaga dan memenuhi semua keinginannya. Dia diminta kakeknya untuk itu walau awalnya Mario keberatan tapi karena statusnya yang seorang anak milyuner penjagaan itu penting. Dan itu sudah dilakukannya sejak Mario masih SMP.
Ya betul, sejak ia pindah dan tinggal dengan mama serta kakeknya, secara otomatis pula kehidupannya berubah drastis, dengan papanya ia merasa bebas walau dia tetap anak orang kaya tapi bagi Mario tidak merasa begitu. Dia masih bisa bermain, jalan-jalan dsb tanpa adanya pengawalan. Berbanding 180 derajat ketika lulus SD dan melanjutkan keluar negeri.
Sejak itu pula kemanapun ia pergi harus dikawal seorang bodyguard yang di percayakan oleh mama dan kakeknya, karena statusnya itu. Dan memang terbukti kemana pun ia pergi ia selalu disorot media baik koran atau televisi karena mamanya adalah pengusaha sukses dan dikenal luas, begitu pun kakeknya serta ditambah nama besar keluarga Moretti. Setiap tingkah lakunya baik atau buruk akan selalu disorot oleh paparazi yang selalu mengikutinya.
Tapi sejauh ini tak ada yang buruk dimata mereka, hal yang berbeda ditunjukan oleh sebayanya sebagai sesama orang orang kaya lainnya yang sering berbuat ulah. Lama kelamaan paparazi mulai bosan dengannya, bagi mereka sekecil apapun keburukan, skandal dll yang mereka lakukan akan menjadi uang bagi mereka.
Tapi itu tak lama, sejak papanya menghilang keluarga Moretti menjadi berita di seluruh dunia, dan mereka terutama paparazi seperti berpesta pora mencari dan mengincar berita apapun tentang semua yang menyangkut keluarga Moretti dan papanya. Dan akhirnya masa lalu kedua orang tuanya terkuak, bagi Mario hal itu sudah diketahuinya, dia tidak perduli apapun masa lalu mereka. Keduanya adalah orang tua paling ia cintai termasuk adiknya dan kakeknya.
-----------
Seperti sekarang ini ketika selesai makan, dan membaca salah satu berita di sebuah koran dengan tag line yang cukup menbuat merah di telinganya. Tentang perkelahian di klub sudah menjadi berita disurat kabar. Mario melempar koran murahan itu dan tidak perduli lagi dengan apapun, kalau mau ia bisa membeli perusahaan media itu dengan mudah. Hal itu bukan perkara yang sulit bagi Mario karena di usianya baru 21 tahun sudah mewarisi kekayaan yang sangat luar biasa, dari kakeknya, mamanya dan sekarang papanya, Bahkan baru-baru ini ia mendapat predikat orang terkaya peringkat pertama di usia muda versi sebuah majalah terkemuka dunia Forbes.
Kekayaannya bukan hanya uang miyaran dollar, sebagian perusahaan kakeknya, mamanya, saham, properti dll. 100 milyar dollar total kekayaannya sekarang dan itu masih akan terus bertambah. Pesawat jet pribadi ini dibelinya setahun lalu, sebelumnya ia selalu memakai punya mama atau kakeknya. Semua interior pesawat sesuaikan dengan pribadinya.
Sebagai seorang pengusaha muda, tampan, cerdas dan pintar, pastilah banyak perempuan yang dekat dengannya tapi sampai sekarang tak ada skandal besar yang dibuat Mario dengan perempuan, karena ia jarang sekali pergi ke klub dan pesta seperti anak muda kebanyakan, Mario lebih banyak berkutat di kantor atau kampus hanya itu tak lebih, walau datang itu sebatas formal atau undangan saja. Sampai saat ini Mario belum memikirkan perempuan atau pacar.
"Tuan 15 menit lagi kita akan tiba di London !" Guss memberitahu, Mario mengangguk.
Sejak tadi Mario menjalin komunikasi dengan Ayu dewi yang statusnya kini menjadi direktur perusahaan riset dan teknologi yang berbasis di London, Indonesia dan beberapa negara lain. Semuanya berada di naungan perusahaan miliknya yaitu Garuda Persada group Internasional. Dulu perusahaan itu bagian dari kakeknya milik papanya Andre tapi sekarang menjadi miliknya dan tetap menggunakan nama Indonesia, itu yang sedikit aneh dimata asing. Tapi Mario tidak perduli.
Tak berapa lama Mario pun tiba di London Inggris, ia kini menggunakan jas layaknya seorang pengusaha, Mario sudah beradatasi sebagai seorang pengusaha kaya begitu pun dengan pakaiannya yang eksklusif dibeli khusus dan mahal.
Sebuah mobil bermerek mahal sudah siap untuk mengantarnya kemanapun ia pergi, dan kali ini ia sudah tahu tujuan sebenarnya, dan dia pun menuju gedung pusat riset dan teknologi. Sesampainya di tempat tujuan ia disambut Ayu Dewi dan membawanya ke tempat khusus. Mario melihat sesuatu yang berkedip di layar komputer besar.
"Semua sudah di ketahui ?" tanya Mario.
"Tentu, termasuk titik koordinatnya !" jawab Ayu Dewi.
"Bagus, syukurlah !" Mario menghela nafas lega. Ayu Dewi melirik dan menatap pemuda tampan disampingnya, dia tak menyangka dulu Mario kecil sering main di lab ayahnya Andre kini sudah menjelma seperti ini, waktu sepertinya cepat berlalu.
"Apa yang akan kamu lakukan ? menyusul mencarinya ?" tanya Ayu Dewi bertanya kepada Mario dia tahu apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
"Tidak sekarang tante ! tapi itu pasti !" jawab Mario tersenyum, Ayu Dewi melihat itu seperti Andre sedang berdiri disampingnya. Dia ingat pertama kali bertemu Andre pertama kali ...
Bersambung ...