Chereads / Dari Samping Yama / Chapter 22 - Jauh dan Dekat

Chapter 22 - Jauh dan Dekat

Seminggu kemudian, di Jakarta tepatnya di sebuah kamar VIP rumah sakit swasta.

"Gimana Tian?" tanya Yama pada gadis bermata coklat dengan wajah tirus dan warna kulit putih bersih yang untuk kedua kalinya ia temui ini, gadis ini bernama Tyra...gadis yang juga adalah tunangan dari Tian. Mereka adalah orang yang telah menabrak Yama dan teman-temannya di Bali saat liburan.

"Masih seperti biasa...belum ada tanda-tanda ia merespon interaksi kita ke dia...." Tyra menatap sendu ke arah ranjang dimana Tian, tunangannya terbaring koma.

Mereka terdiam, Yama memainkan gelas kaca di depannya, ia bisa merasakan kekhawatiran yang di tunjukkan di wajah Tyra.

"Sorry gua bikin gloomy gini... anyway kok gak ada Lika bareng elu hari ini?" dari memasuki kamar rumah sakit untuk bertemu dengan Tyra, tak ada terlihat tanda-tanda bahwa Yama bersama Lika kekasihnya yang Minggu kemarin juga ikut serta menjenguk Tian.

"Lika lagi sibuk hari ini karena urusan mendadak, padahal kita udah janjian...dia jadi titip salam buat elu juga buat Tian"

"Oh...thanks... ngomong-ngomong...dari kemarin gua pengen bilang ini ke lu tapi waktunya gak tepat untuk pembicaraan di pertemuan pertama kemarin..."

"Mau ngomong apaan?"

"Tentang kejadian ini... harusnya gua dan Tian yang minta maaf sama kalian dan tidak merepotkan kalian dengan kelanjutan hal ini... seharusnya ini salah gua karna udah gangguin Tian nyetir, gua ngerasa bersalah sama kalian...dan...."

"Kita gak apa-apa kok...dan juga kita tahu kalau kedatangan kita ke sini bukan untuk memperpanjang urusan itu melainkan untuk mendukung kalian terutama elu yang pastinya terbebani secara fisik dan mental oleh hal ini...dan juga teman gua Jordan nitip update-an kabar elu berdua ke dia" Yama tersenyum mengingat perkataan Jordan yang lalu

"Nitip update-an kabar?"

"Iya...jadi dia minta gua kabarin ke dia setiap perkembangan keadaan lu berdua terutama Tian...dia tipe orang yang khawatiran"

"Oh? ha ha ha...Jordan itu juga ada di mobil sama elu kan ya? kok gitu sih? temen elu pasti orang baik juga ya?"

"Gak juga... bobroknya juga banyak kok. itu lebih ke masalah personal dia sih dan gua juga sukarela kok ngebantuin dan jengukin Tian...selama gak ngerugiin gua atau orang lain ya gua santai aja sih"

"Thanks banget buat kalian semua... Tian pasti mau deh punya genk kayak lu pada ha ha ha" Tyra tertawa kecil

"Thanks..." Yama tersenyum juga

Smartphone Tyra berdering, ia mengangkat telpon dan segera keluar kamar agar Yama tidak terganggu oleh pembicaraannya

hanya beberapa detik kepala Tyra nongol dari balik pintu

"Yama...bisa tolong stay sebentar sama Tian gak? gua mau ambil paket di lobby"

"Oh...okay no problem" Yama membuat tanda Okay dengan menyatukan jari telunjuk dan jempol membentuk bulatan tanda Okay

*******

Di rumah Lika

"Iya ma?....belum tahu juga...nyusul ke sana? Lika pikirin dulu aja...oke...mau kemana? wahhh have fun ya....oke bye..." Lika menutup telpon dari mamanya yang baru saja menelponnya menanyakan apakah ia ingin ikut bersama mereka liburan atau tidak, hitung-hitung menghabiskan masa liburan juga.

Sembari memikirkan keadaan sekarang Lika sebenarnya suka jalan-jalan dan juga menikmati hal baru namun agak ragu baginya memilih pergi sementara Yama masih kadang berurusan dengan Tyra dan Tian di rumah sakit.

Baru saja memikirkan Yama, suara dering smartphone Lika menyadarkan ia kembali

"Halo....hai...." nada Lika terdengar riang

"Hai....udahan belom urusannya?" suara Yama membuat Lika tersenyum

"Belomlah...ha ha ha....tar agak sorean gua berangkat...lu lagi dimana? udah ketemu Tyra sama Tian?" Lika duduk di tepi ranjangnya

"Udah.... anyway gua singgah ke rumah lu bisa dong sebelum lu pergi....boleh ya..." Suara Yama memelas di buat-buat untuk menggoda Lika

"A ha ha ha.... lu kesini juga gak bisa gua temanin Yam...gua urus barang mama yang mau di antar ini, di cuekin malah gak enak loh" Lika mencoba mengelak karena jika ada Yama di rumah juga akan membuat perhatiannya terbagi walau ia juga kangen sebenarnya

"Gak apa-apa...tar gua jadi patung aja gak apa-apa, boleh ya...mau di beliin apa? makanan? minuman apa?" Yama langsung menawarkan pilihan walau belum di iyakan Lika

"Lu bener-bener dah... hati-hati di jalan" Lika mematikan sambungan telpon setelah selesai berucap

Ia tersenyum dan bersiap keluar kamar untuk menyiapkan barang yang akan di antar tar sore.

Lika terhanyut dalam kegiatan bungkus membungkus di ruang tivi saat Yama masuk ke rumah dengan gampangnya oleh karena pintu depan ternyata tidak terkunci

Tak menyadari kehadiran Yama, Lika fokus membungkus souvenir dan tak tahu Yama sudah berdiri di belakangnya, bersiap mengagetkan Lika namun ia tahan dan langsung duduk saja dengan pelan di samping Lika

"YA ANJING AYAM KUCING!! IHHH LU NGAGETIN GUA!" Lika menepuk lengan Yama

"Haha.... kan gua cuma duduk..." Yama menahan tangan Lika "padahal tadi gua mau kagetin hehe"

"Duduk..." Lika kembali dengan kegiatan membungkus suvenirnya

"Makanan,minuman" Yama meletakkan bungkusan besar snacks beserta minuman yang telah ia beli

"Goodness lu beli sebanyak ini? di rumah cuman ada gua loh sama mbak" Lika terkejut melihat bungkusan yang besar di sampingnya

"Gak apa-apa bagi buat mbak bawa pulang aja"

"Uwu banget sih lu.... Ama mbak gua ha ha ha.... anyway Thanks udah beliin walau gua gak pesan" Lika mencium cepat bahu Yama yang duduk di sampingnya

Yama tertegun sejenak, ia sangat menyukai momen di saat Lika bertingkah imut dan on the spot gini

"Masama" Yama tersipu namun tak di notice Lika

"Tian gimana?"

"Masih seperti biasa...gua suka sedih liat dia terbaring koma gitu kalau lagi jengukin...tadi gua di tinggal berdua aja sama Tian karna Tyra turun ke lobby ngambil paket, trus gua duduk di sebelah ranjang Tian, just then gua tiba-tiba sedih...gak tau kenapa" Yama bercerita

Lika menengok ke Yama, ia tersenyum dan membuka tangan lebar-lebar menawarkan pelukan, ia tahu Yama berhati lembut.

Yama mendekat untuk pelukan, ia terdiam dalam pelukan Lika, tentram dan wangi Lika seperti aroma bunga.

"Yam...."

"Hm?"

"Kalau gua pergi liburan sama papa mama boleh gak?"