Chereads / Dari Samping Yama / Chapter 23 - Sedikit Rasa

Chapter 23 - Sedikit Rasa

"Hm? boleh dong...boleh banget... mumpung lagi liburan juga kan" Yama merasa sangat imut dengan cara Lika memberitahukan rencana ia ingin liburan "Mau berangkat kapan?" Yama mengusap punggung Lika

"Belum tahu hahaha" Lika tergelak, merasa bodoh sendiri dengan apa yang baru saja ia lakukan

"Lah kok blom tau?" Yama juga tertawa memperlihatkan barisan gigi putihnya yang rapi, suara tawanya terdengar candu bagi Lika

"Iseng aja nanya ha ha ha....tar gue obrolin lagi sama mama tentang keberangkatan, karena perjalanannya tour gua mesti tahu jadwal mereka lagi dimana.... tapi beneran gak apa-apa gua pegi?"

"Iya it's fine with me.... jangan-jangan lu sedih mau ninggalin gua ya? aaaghhh Lika.... you are se-bucin itukah padaku sekarang... I'm so happy?" nada suara Yama mengayun manja

"Hahahha.... enggaklah... I'm just afraid that you'll miss me...tournya lama loh, hampir Minggu lebih"

"Kan bisa video call atau telpon gua...asli sebenarnya sayang sih ngabisin liburan stay di Jakarta aja but yeah gua mesti ikutin perkembangan keadaan Tian, ke luar kota bentaran mungkin bisa tapi buat ke luar negeri kayaknya susah...so gua okay sama planning liburan elu...gua pengen lu nikmatin liburan lu"

"...." Lika terdiam sejenak

"Kenapa?" Yama tersadar kalau Lika sedang terdiam

"Gua gak bakal kangen lu" ucap Lika sambil menutup mata

"Eh? kok gitu?" Yama heran dengan perkataan Lika yang terdengar sedikit aneh

"Gua lagi sugesti diri gua sendiri" Lika tersenyum masih dalam keadaan mata terpejam

"....." giliran Yama terhenyak, ia menatap wajah Lika yang masih belum memakai make up, bahkan mandi pun tampaknya belum, rambutnya yang di ikat tinggi dengan sedikit mulai terurai keluar natural, membuat ia terlihat sangat indah bagi Yama, Lika kekasihnya yang pertama yang ter-natural dan entah sangat menyenangkan bagi Yama berhasil mendapatkan seorang Lika yang apa adanya dan juga baik hatinya tanpa harus merasa beban untuk mengubah dirinya untuk merasa serasi dengan Yama.

"Hoi...!! elu yang se-bucin itu sama gua ampe lu pelototin gitu muka gua" Lika menjentikkan jarinya di depan wajah Yama, menyadarkan Yama yang jatuh dalam lamunan sesaat

"Iya gua bucin ama elu.....gua gumush!" Yama memeluknya serta menciumnya bertubi-tubi di ubun-ubun

"Aahhhh Yama....beratttt" Lika terkunci dalam pelukan Yama, mereka tertawa.

********

Hari keberangkatan Lika untuk menyusul liburan tour orang tuanya. Dia di jemput dan di antar oleh Yama ke bandara.

Waktu menunjukkan pukul 7.00 petang

"Langsung hubungin gua kalo udah nyampe ya..." Yama masih memeluk erat Lika meski sekarang mereka ada di kerumunan antrian penumpang lain di ruang tunggu

"Iya..." wajah Lika memerah malu karena di lihat sebagian orang yang berada di dekat mereka tapi Yama tak bergeming, ia tak peduli akan orang lain, ia ingin memberikan Lika pelukan yang lama karena akan berpisah lumayan lama.

"Handphone jangan lupa di charge...biar gampang di hubungi" ucap Yama lagi

"Iya..."

"Jangan kecapekan di liburannya, beli obat buat jaga-jaga" kali ini Yama menaruh dagunya di atas kepala Lika yang masih berada dalam dekapannya

"Iya..." Lika membiarkan saja Yama mengeluarkan apapun yang ia ingin katakan

"kalau masih jetlag, istirahat dulu aja di hotel, jangan maksa ikut jalan"

"Iya...." jawab Lika pelan

Suara pengumuman terdengar dan jadwal keberangkatan pesawat yang di tumpangi Lika akan segera take off dan penumpang di minta menuju Gates keberangkatan untuk check in.

"Yama...gua udah boleh pergi belom?" Lika tidak melepaskan diri dari dekapan Yama, ia mau Yama sendiri yang melepaskan pelukan

Pelan-pelan Yama melepas pelukan

"Yuk...." dia menggandeng tangan Lika dan berjalan menuju Gates keberangkatan Lika dan setia berdiri di samping Lika sampai checking selesai

"See you later bucin...." Lika memeluk Yama sekali lagi lalu pergi dengan kerumunan penumpang lainnya

Yama melambaikan tangan hingga Lika tak terlihat. Berjalan sendiri dengan santai menuju area parkiran, ada beberapa gadis cantik yang tampaknya akan berangkat juga melihat ke arah Yama saat berpapasan

"Ehemm!!...sendiri aja! gua mau dong jalan di samping elu!" seru seorang dari mereka, tampak sedang menggoda Yama yang memang berjalan sendirian

Yama menoleh ke arah mereka dengan sopan ia tersenyum dan berlalu.

Suara gaduh terdengar dari grup gadis-gadis tadi. Senyuman Yama membuat mereka ribut dan tertawa genit.

Di parkiran, sebuah panggilan telpon dari Tyra masuk.

"Iya halo...." jawab Yama

Terdengar suara Tyra gemetaran

"Yama...?"

"Iya ini gua....elu kenapa? are you okay?" Yama otomatis berpikir ini tentang keadaan Tian.

"Lu bisa ke rumah sakit sekarang?" tanya Tyra

"Iya gua bisa....bisa kasih tau gua ini lagi ada apa?" Yama bersiap menyalakan mesin mobil

"Tian di pindahin ke UGD, gua gak ngerti, tadi alat di ruangan Tian kayak bermasalah...ini kita lagi pada nunggu di luar UGD"

"Oh okay gua kesana juga" Yama menjalankan mobilnya dan menelpon seseorang dalamnya perjalanannya ke rumah sakit

"Halo..." terhubung panggilan ke orang yang di tuju

"Jordan..."

"Iya kenapa Yam"

"Gua lagi otw ke rumah sakit, Tian masuk UGD...barusan Tyra nelpon gua"

"....."

"Jor....you still there? pokoknya lu berdua Rei doa banyak-banyak biar gak gawat keadaannya okay...gua kabarin lagi kalo udah nyampe"

"..... mudahan gak gawat ya Yam...gua deg-degan. take care nyampe sana"

"Okay..." Yama menutup panggilan

Dalam kasus ini, Jordanlah yang paling Yama jaga karena kenangan akan lukanya masih belum pulih kembali dan setiap ada hal yang sama dengan kejadian yang pernah ia alami terjadi di sekitarnya, itu selalu membuat ia teringat lagi dan kembali berduka lagi.

Sempat terpikir oleh Yama untuk menyembunyikan kabar Tian dari Jordan dan Rei tapi bayangkan betapa kecewanya mereka pada Yama jika ia melakukan hal itu pada mereka.

Tiba di rumah sakit, Yama menuju UGD dan mendapati Tyra beserta orang tua dan adik perempuan dari Tian juga berada di sana.

"Gimana Tian om?" Yama menghampiri papa dari Tian.

Yama sudah sedikit kenal dengan pihak keluarga masing-masing Tyra dan Tian karena saling mengenal saat menyelesaikan masalah hukum yang dimana pihak Yama, Jordan dan Rei memilih menyelesaikan lewat jalur kekeluargaan.

"Oh hai nak Yama...tadi sempat kritis tapi sudah lewat masa kritisnya dan mungkin akan di kembalikan lagi ke ruangan jika kembali membaik" jawab papa dari Tian yang tampak lebih tegar dari mamanya dan adiknya yang berpelukan di dekat Tyra.

"syukurlah...." Yama merasa lega

Tidak lama kemudian dokter yang menangani Tian datang kepada mereka dan mengabarkan bahwa Tian akan di kembalikan ke ruangan jika keadaannya stabil malam ini, walau dokter yakin keadaan Tian sudah aman, tim dokter tetap ingin Tian stay di UGD saja dulu untuk malam ini

Setelah mendengar keputusan dokter, papa dan mama Tian menyarankan untuk Tyra beristirahat dulu barang sebentar di rumah, sudah beberapa hari ia tidak pulang dan hanya menjaga Tian di rumah sakit, tentu kesehatan Tyra juga tetap harus di perhatikan.

"Gak apa-apa ma... aku stay aja sampai Tian balik ke ruangan" Tyra mengelak tawaran untuk pulang

"Kak...kalau kakak sakit tar kak Tian tambah sedih...kak Tyra pulang bentar ya buat istirahat dulu...kan ada aku mama sama papa juga di sini jagain kak Tian" Adik Tian yang bernama Yigit duduk di samping Tyra membujuknya

Tyra menatap pintu ruang UGD dengan tatapan kosong dan akhirnya mengangguk setuju untuk pulang.

"Kalau tidak keberatan, saya bisa mengantar Tyra pulang om, tante"

"Terimakasih Yama...maaf merepotkan" ucap mamanya Tian "Tyra istirahat ya...jangan banyak pikiran, minum obat supaya bisa tidur kalau perlu...okay"

"Iya ma....Tyra pergi ya, pa...Git...kabarin Tyra kalau ada apa-apa" ia melangkah ragu mengikuti Yama

"Iya pasti kita kabarin....see you" Yigit melambai

******

Semenjak masuk dalam mobil Yama, Tyra yang duduk di kursi sebelah Yama menyetir menghadap kearah luar jendela.

Tidak banyak yang Yama tanyakan padanya selain meminta Tyra untuk relax saja atau bahkan tidur saja selama di jalan.

Kelelahan yang tidak Tyra perlihatkan sebelumnya kini menyerang saat Yama memutar musik relaksasi. Tyra tertidur dan ini mengingatkan Yama pada Lika yang juga selalu duduk di sebelahnya saat menyetir, Yama melirik jam di screen dan menghitung lama penerbangan Lika, berharap segera di hubungi saat sudah mendarat dengan aman.

Tiba di alamat yang di beritahukan oleh Tyra sebelumnya, Yama tidak mematikan mobilnya walaupun mereka sudah berada di depan rumah Tyra, ia takut AC mobil akan mati dan membangunkan Tyra.

1 menit berlalu

5 menit berlalu

10 menit berlalu dan Tyra masih terlelap

Yama mau tidak mau akhirnya memanggil nama Tyra pelan untuk membangunkannya

"Tyra....Tyra..." panggil Yama pelan, tak di respon

"Tyra...kita udah nyampe rumah elu...lanjutin tidur di dalam ya" kali ini kalimat Yama agak panjang namun masih tak di respon oleh Tyra, tampak lipatan kelopak matanya menandakan kelelahan yang amat sangat terjadi pada Tyra.

Memberanikan diri mengerakkan bahu Tyra sambil membangunkannya, Yama di buat terkejut saat Tyra tiba-tiba melonjak dari kursinya entah karena kaget atau mimpi buruk

Grepp!!!

"Aahhh!!" Tyra menarik lengan Yama kearahnya, spontan sekali gerakannya hingga Yama yang tak siap tertarik kearah Tyra dengan lengannya di peluk erat oleh Tyra