Dinginnya suhu dari AC kamar membuat Lika terbangun dan melihat Yama terlelap di sampingnya. Lika menutup tubuh Yama dan juga dirinya ke dalam selimut setelah menaikan sedikit suhu AC kamar.
Lika memeluk pelan tubuh Yama, meletakkan kepalanya di dada Yama dan memeluk pinggang Yama.
Dug dug dug...
Suara pelan dan teratur dari detak jantung Yama. Lika mencium wangi parfum lembut dari baju Yama, wangi ini yang selalu tertinggal dalam ingatan Lika jika sedang tidak bersama Yama, wangi yang juga menempel di baju Lika saat di peluk oleh Yama.
Lika sekali lagi menatap wajah Yama yang terlihat menakjubkan walau dalam keadaan tidur, hidungnya yang mancung dan terlihat sangat serasi dengan lekukan alis matanya, bulu matanya panjang namun tidak lentik dan bibir Yama selalu terlihat indah berwarna merah alami di tambah potongan rambut Yama yang Korean style semakin menambah vibe idol Asian yang manly tapi juga manis.
Selama ini, berada di satu kelas dengan Yama sebagai idola adalah hal yang lumrah melihat Yama setiap hari kuliah tapi dengan kedekatan mereka yang semakin meningkat pada akhir tahun perkuliahan memberikan pandangan lebih kepada Lika.
Lika tahu Yama baik kepada semua orang dan juga menguasai banyak hal, namun selama ini Lika adalah pribadi nyaman dengan diri sendiri daripada berada di luar untuk bersosialisasi dan ini juga yang membuat Lika tidak tertarik dengan hal-hal pribadi orang lain termasuk Yama.
Yang membuat Lika mengetahui hal pribadi tentang teman kelas nya adalah Simayati yang akan selalu menceritakan segala sesuatu pada Lika.
Berada bersama Yama sekarang, dalam satu ruangan, satu ranjang, dalam pelukan Yama adalah sebuah yang tidak pernah terbayangkan oleh Lika sebelumnya.
Semua ini berjalan dengan sangat dinamis dan tak terduga hingga ke tahap mereka sekarang ini.
Lika memejamkan lagi matanya untuk kembali tidur.
******
Drttttt....!!! Drtttttt...!!!!!!
Getaran handphone di meja membangunkan Yama. Tangannya yang panjang menggapai handphone tersebut, dengan mata memicing karena silau Yama menatap lama layar handphone itu
Tampaknya sebuah panggilan telpon, di layar terbaca nama "Aunty K"
tersadar itu bukan handphone nya Yama menoleh kepada gadis di sampingnya ini. masih terlelap damai dalam selimut dan memeluk pinggang Yama.
Panggilan berakhir, Yama menaruh kembali handphone dan mengusap rambut Lika.
"Lika...." Yama juga menyentuh hidung ujung Lika lalu menyentuh bibirnya
"Hm..." Lika bergerak namun hanya melepaskan pelukannya di pinggang Yama dan berbalik ke arah lain untuk melanjutkan tidurnya.
"Lu katanya mau pergi hari ini....gak jadi?" Yama masih berusaha bercakap dengan Lika untuk membangunkannya.
Tak ada jawaban dari Lika, nafasnya kembali teratur tanda ia terlelap lagi. Yama melihat jam di handphone, sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
Yama tidak tahu jam berapa Lika harus pergi namun panggilan telepon tadi pasti sudah akan menanyakan dia untuk berangkat.
Yama tidak tahu akan susah membangunkan Lika.
Pelan-pelan Yama memeluk Lika dari belakang di pinggang rampingnya, menyingkirkan rambut di daerah leher Lika dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat dan mengecup leher Lika.
bukannya terbangun, Lika malah anteng tidur dan sesekali menepuk lehernya, mungkin sentuhan Yama muncul sebagai nyamuk dalam mimpinya.
Tidak berhasil dengan cara ini, Yama akhirnya menyerah.
"Lika...katanya mau pergi hari ini....bangun dong" Ia kali ini menggerakkan tubuh Lika
"Hm...bentar dulu...bentar aja" Lika menangkap tangan Yama, menahan Yama agar tidak menggerakkannya.
"Ini udah jam 10 loh....lu janjian jan berapa?" Yama sekarang sudah terduduk, tangannya di pegang oleh Lika.
"...." tampak Lika akan kembali terlelap
Yama turun dari ranjang dan membopong tubuh Lika ke kamar mandi namun Lika hanya bereaksi sedikit sampai Yama mendudukkan ia closet yang tertutup.
"Yama....gua masih mau tidur" ia bangkit dengan mata setengah terpejam ia hendak balik ke ranjang namun di tahan Yama di pintu. Yama mengunci pintu kamar mandi agar Lika tidak bisa pergi, Yama membuka bajunya lalu menarik Lika dalam pelukannya dan menyalakan air dari shower kamar mandi.
"AAAHHHH....DINGIN...!!!" pekik Lika dalam dekapan kuat Yama
"Biarin aja.....biar lu bangun, asli ya susah banget bangunin elu" Yama menahan tubuh mereka berdua di bawa derasnya kucuran air shower yang sebenarnya juga dingin buat Yama tapi ia tahan saja.
"AAHH.....lepasin gua...Yama lepasin..." Lika belum menyerah hendak melepaskan diri namun suaranya kali ini lebih pelan dan juga serak.
Sudah basah kuyup, Yama mematikan shower dan menunduk menatap Lika yang tertunduk di dekapannya.
"Udah bangun? dingin ya?" tanya Yama merapikan rambut Lika yang tergerai sampai menutupi wajahnya.
"Tega" satu kata dari Lika untuk perlakuan Yama, ia sudah benar-benar terbangun sekarang
"Maaf" Yama mengambil gulungan handuk untuk mengeringkan rambut Lika dan juga dirinya "Mau mandi sekalian gak?" tanya Yama
"Tega" ucap Lika lagi
"Iya gua tega, maafin ya....gua abis akal mau bangunin elu ha ha ha...begini juga seru kan? jadi langsung mandi" canda Yama sambil tertawa
Lika menengadah dan tanpa semangat menatap mata Yama.
"Seru..." Tanpa ekspresi Lika mengambil handuk dari tangan Yama dan membuka pintu kamar mandi supaya Yama keluar saat ia mandi.
"Eh...? jadi mau mandi?" Yama menarik satu lagi gulungan handuk untuk dirinya, ia keluar kamar mandi membiarkan Lika bersiap.
Karena tidak memiliki pakaian ganti, Yama mengenakan handuk saja sambil menunggu Lika selesai.
Sekitar 15 menit kemudian Lika keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan jubah handuk berwarna putih.
"Loh? Yama gak ganti?" Lika mendapati Yama duduk di ranjang dengan handuk melingkar di pinggang
"Kan gak bawa pakaian ganti sayang...." jawab Yama, panggilan "sayang" terdengar baru bagi Lika namun dalam hatinya ia berbunga mendengar kata itu
"jadi gimana? pake baju aku dulu aja ha ha ha....muat sih kalo kaosnya tapi kan gak punya celana sama undergarments yang muat elu" Lika tertawa membayangkan Yama mengenakan pakaiannya
"gak gitu juga caranya dong.... Lu ganti aja dulu, tar ke kamar gua buat ngambil ganti baju gua, daripada jalan di lorong cuma pakai handuk gini kan bisa berabe" saran Yama
Lika membayangkan Yama berjalan di lorong hotel, berada di dalam lift yang juga ada orang lain dan Yama hanya dengan busana handuk melilit di pinggang, membayangkan reaksi orang-orang melihatnya pasti menarik dan tanpa ia sadari senyuman mengambang di wajahnya
"Hello...Lika...." Yama menjentikkan jarinya
"Ha ha....gua bayangin lu jalan pake itu doang keliling hotel, wow....ha ha ha.... that's must be fun to see" Lika tergelak lucu sendiri dengan pemikirannya
"Eiiii.....yang ada di tangkap security gua, udah ah yuk cepet ganti baju....gua kedinginan" ia masuk ke dalam selimut.
"Ya di kecilin dong suhu AC nya" Lika mengambil remote AC dan sekali lagi menaikkan suhu ke agak hangat dari sebelumnya.
Lika mengambil bajunya dan bergegas ke kamar Yama, seperti yang di beritahu Yama pada Lika, pakaian Yama ada di dalam koper sedang samping ranjang.
Membuka koper Yama, isi di dalamnya rapi tertata, pakaiannya dan perlengkapan lainnya. Lika mengambil celana, baju dan juga underwear Yama...saat mengambil underwear yang terlipat rapi, Lika benar-benar menahan dirinya untuk tidak membentangkannya namun pada akhirnya ia melakukannya dengan merasa malu ia menatap underwear Yama.
"Aahhhh Lika lu udah gila!" Lika menutup wajahnya sendiri dengan perasaan malu. cepat-cepat ia berkemas dan keluar menuju kamarnya kembali.
"Tadi gimana perasaannya ngambilin celana dalam gua? malu ya?" goda Yama pada Lika yang menyodorkan pakaiannya
"ha ha ha....ya enggaklah, kenapa gua mesti malu. ha ha ha..." Lika masuk ke kamar mandi dengan muka merah padam karena malu pada diri sendiri, ia mencuci wajahnya lalu berganti pakaian dengan pakaian jalan.
"balik lagi ke sini jam berapa? mau gua anterin gak?" Yama sudah selesai berpakaian dan Lika juga sudah bersiap.
"Belom tau balik kesini jam berapa... eh terus elu schedule nya ngapain hari ini?" Lika memakai sepatu
"Hari ini cuma mau jalan bareng teman di sini aja, gua ngikutin mereka aja" Yama duduk di samping Lika yang memakai sepatu, memeluknya dari samping, menaruh wajahnya di bahu Lika, wajah Yama berada tepat di depan telinga Lika.
"Okay...have fun then....tar gua kabarin kalo gua udah balik kesini. eh gak usah di antar...gua di jemput sama sopir" Lika sudah selesai mengikat tali sepatu dan berbalik memeluk Yama.
Cuph....cuph...!
Yama mencium bibir Lika dua kali. senyuman mereka mengembang.
Mereka berpelukan lama tanpa sepatah kata pun. hangatnya tubuh mereka menjalar dari satu ke satunya.
Hanya suara AC kamar menderu pelan di tengah hangatnya perasaan Yama dan Lika.
Drtttt....!
getaran handphone Lika di dalam tasnya membuat ia melepaskan pelukan namun Yama masih tetap memeluk sambil mendengarkan Lika menjawab telpon.
"Udah yuk....gua turun ya, udah ada sopirnya di bawa" Lika memegang kedua pipi Yama yang manis "Manis banget sih..." Lika menggoyang-goyangkan kedua pipi Yama gemas
"Hmmm..." Yama memeluk lebih erat lagi "Lu tuh yang manis....gua gak mau pisah" Akhirnya dengan manja Yama coba menahan Lika
"Ah hahaha....udah ah, yuk jalan" Lika inisiatif melepas pelukan Yama dan menariknya keluar kamar untuk turun ke lobby hotel.
Lika berangkat ke rumah tante Kinan dan Yama juga akhirnya ikut dengan temannya yang di Bali yang sudah mengajak ia jalan-jalan sebelum hari acara keluarganya tiba
*****
Yama mengirim chat bertanya pada Lika apa ia sudah kembali ke hotel atau belum
"Gua kayaknya gak balik ke hotel malam ini, gua di suruh nginap sini" chat balasan dari Lika
"Yaaaaa #cryingemot I miss you already" Yama padahal berharap bisa menghabiskan lagi harinya dengan Lika
"miss you too....ini lu lagi ngapain?" balas Lika lagi
"Masih enjoy jalan-jalan....abis ini bakal balik ke hotel kayaknya"
"Okay....have fun ya, hati-hati di jalan...tar lanjut lagi chat, gua lagi mau jalan juga" Lika cepat-cepat mengetik balasan
"Okay...see ya" chat dari Yama dengan cepat masuk bersama sebuah foto dirinya sedang di pinggir pematang sawah yang luas hanya mengenakan celana pendek ala summer vibe dan tank top putih menampilkan otot lengannya yang berlekuk jelas.
Lika tersenyum bahagia melihat foto Yama tersenyum lebar itu. sosok ini akan selalu mengisi hati Lika mulai sekarang dan Lika merasa excited dengan apa yang akan ia lalui bersama Yama, walau mungkin awalnya akan kagok karena harus memberitahu pada teman kelas mereka juga kelak.
*******
Jum'at pagi Lika masih berada di kediaman Tante Kinan bersama sebagian anggota keluarga besar lainnya.
Lika ingin kembali ke hotel untuk mengambil beberapa barangnya dan juga ingin bertemu Yama yang sudah berada di hotel setelah dari jalan-jalan kemarin.
"Hai....good morning...." Lika menelpon Yama dari perjalanan ke hotel
"Oh... morning sayang..." Suara serak Yama terdengar seperti ia baru saja bangun
"Baru bangun? gua on the way ke hotel ngambil beberapa barang gua.... sekalian ketemu elu" Lika tidak basa-basi
"Hm....iya baru bangun...tar gua ke kamar elu kalo udah nyampe sini ya" ia membuka matanya untuk terbangun dari kantuknya
"Okay...tar gua kasih tau kalo udah nyampe"
"Love you..."
"hmm...."
Lika mengangguk dan tersenyum. ia belum terbiasa dengan kata sayang dan ungkapan manis dari Yama tapi ia tetap menyukainya.
Di hotel, tepatnya di kamar Lika sudah ada Yama dan Lika di sana.
Yama sudah menunggu Lika dengan tidak sabar dan begitu di kabarin Lika tiba di hotel, ia langsung tancap gas ke kamar Lika.
"Kangen banget...sini gua peluk" Yama memeluk tubuh Lika, ia menempelkan hidungnya ke leher Lika mencium wangi yang sudah terbiasa masuk hidungnya semenjak selalu bersama Lika.
"Gua mesti balik lagi tar kesana..." Lika sambil berkemas tidak merasa kerepotan dengan pelukan Yama selama ia berkemas, ia senang dengan Yama yang manja padanya.
"Gua ikut ya....boring di sini" Yama tidak ingin di hotel sendirian atau pergi lagi bersama temannya, ia hanya ingin bersama Lika lagi pula mereka sudah resmi pacaran dan tidak ada salahnya kenal keluarga Lika.
"Yakin mau ikut? hari ini udah gak ada jadwal jalan-jalan lagi? eh by the way itu acara keluarga lu kapan?" Lika ingat kedatangan Yama kesini adalah untuk acara juga
"Di ajakin sih buat surfing....acaranya besok jadi masih free hari ini" Yama meremas pelan pinggang pacarnya ini
"Tar lu juga boring kalo ikut sama gua, eh acara gua juga besok loh....jadi gak bisa bareng dong besok" berhenti berkemas, Lika berbalik memeluk Yama dan mengecup bibirnya pelan.
"Ya udah gua tinggal aja acara gua, gua ikut acara lu aja ya" Yama balik memberi kecupan pada Lika
"Gak boleh gitu dong.. udah jauh-jauh kesini malah di tinggal acaranya gimana sih...hahaha...." selesai mengatur barang yang akan ia bawa, Lika menaruhnya di dekat tasnya.
"Tapi mau bareng elu gimana dong?" Yama mengigit bahu Lika
"Aw! ha ha....gak pake gigit dong" mencubit pipi Yama
"Eh kalo gitu tar balik ke Jakarta sama-sama ya...gua yang urus tiket okay" Yama kembali terdengar bersemangat
"Oke....boleh juga...." Lika setuju
Dengan begitu Yama dan Lika akan pulang bersama kembali ke Jakarta setelah acara mereka masing-masing selesai.
Yama mengurus pembelian tiket, ia mengirim email tiket pada Lika untuk berjaga-jaga.
*******
Sabtu siang
Di aula hotel dimana Lika menginap juga adalah tempat dimana acara pernikahan Tante Kinan di adakan.
Lika sudah kembali ke hotel bersama beberapa sepupunya untuk bersiap dari hotel saja yang lebih nyaman daripada ikut rombongan pengantin dari rumah.
Ia menghubungi Yama tadi pagi dan ternyata Yama di bawa menginap oleh temannya di dekat lokasi surfing mereka, rencana mereka kembali siang ini alhasil Lika juga tidak bisa bertemu Yama.
Jam 2 acara resepsi sudah di mulai.
tamu-tamu berdatangan dan Lika yang bersama beberapa sepupunya yang bertugas sebagai menerima tamu terlihat sempurna dan cantik dalam balutan busana kebaya modern dengan warna senada.
tersenyum sambil menerima tamu dan mengarahkan tamu, Lika menangkap sosok yang kemarin bertemu dengan dan Yama di lift.
"Oh.... bukannya ini sepupunya Yama ya?" batin Lika sambil tetap tersenyum dan tampaknya di kenal oleh gadis muda itu
"Hai.....eh bukannya lu yang kemarin sama Yama ya?" si gadis langsung menghampiri dan dengan luwes bertanya
"Iya itu gua....hai...gua Lika"
"Gua Flora...Yama udah datang?" tanya gadis bernama Flora
"Loh Yama juga ke acara ini? bukannya dia ada acara keluarga juga?" Lika agak bingung
" Lah iya....ini sudah acara keluarga nya. pengantin laki-laki nya masih keluarga kita jadi mesti datang juga" jelas Flora
"Alamak...ha ha ha...." Lika tersadar bahwa dari kemarin ia dan Yama memang selalu membicarakan acara yang bersamaan penyelenggaraan-nya dan mereka tidak menyadari hal itu sama.
"Yama masih di jalan balik ke sini dari lokasi surfing, mungkin agak sorean nyampe" Lika memberitahu Flora keberadaan Yama
"Okelah...gua gabung sana ya"
"Enjoy...." Lika melambai pada Flora
Meneruskan kembali tugasnya bergabung bersama yang lain, Lika tersenyum mengingat betapa tidak pekanya ia dan Yama.
Jam di pergelangan tangan Lika sudah hampir menunjukkan pukul 4 namun belum ada kabar dari Yama jika ia sudah tiba di hotel.
Lika mencoba menelpon namun nomor Yama tidak aktif.
Dari arah kerumunan tamu, terlihat Flora berjalan tergesa-gesa bahkan hampir berlari mendatangi Lika
Wajahnya terlihat panik dan shock, ia mendapati Lika
"Lika....!!" ia memegang bahu Lika kuat terasa cengkraman di bahu Lika
"Kenapa lu?" Lika berusaha tenang dan memegang Flora di lengannya.
Tamu lain menatap mereka dengan berbagai ekspresi mulai dari yang kaget karena Flira berlari dan juga yang heran bertanya-tanya ada apa kira-kira.
Flora menarik tangan Lika menjauh dari kerumunan, di lorong hotel depan pintu aula hotel yang lumayan sepi Flora mengatur nafasnya
"Ada apaan ni?" Lika merasakan degup jantungnya tak teratur, ia ikut merasa cemas melihat Flora, pikiran Lika ikutan kacau namun satu hal yang ada di otaknya sekarang adalah YAMA.
"Lika....gua barusan di telpon mamanya Yama..." ia berhenti sebentar
"Iya terus?" Lika tidak sabar, ia semakin sadar ini adalah tentang Yama
"Yama kecelakaan di jalan balik kesini..." ucap Flora
Seketika pendengaran Lika berdenging