Keduanya sudah sampai dirumah Baekyeon, Suyeon melihat rumah Baekyeon yang bisa dibilang tidak besar bisa juga dibilang tidak kecil itu, namun sangat jelas terlihat jika rumah ini nyaman untuk ditinggali.
Suyeon berjalan mengikuti Baekyeon dari belakang, lelaki itu sedang membuka gerbang rumahnya, yang diikat dengan rantai yang sudah terlihat berkarat, itu bukan gerbang namun lebih tepatnya itu hanya jaring besi yang tingginya sepinggang Baekyeon.
"Baekyeon tunggu sebentar"
Baekyeon yang ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumahnya menoleh "Kenapa?"
Suyeon menunjuk sudut bibir Baekyeon yang terdapat plester "Bagaimana dengan lukamu itu, pasti nanti tante Sena menanyakannya"
Baekyeon tersenyum lalu mengarahkan tangannya untuk menyentuh plester yang menutupi luka di sudut bibirnya "Aku bisa beralasan untuk tidak membuatnya khawatir, kau tenang saja"
Baekyeon melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam pekarangan rumahnya "Ibu" panggil Baekyeon pada ibunya begitu ia sudah menginjak halaman rumahnya.
Tidak ada sahutan dari ibunya, Baekyeon memilih untuk melepas sepatu terlebih dahulu dan menggantinya dengan sandal rumahan tidak lupa ia juga meletakkan tasnya di teras rumahnya.
"Suyeon, kau tunggu disini dulu ya aku akan memanggil ibuku dulu sepertinya ibuku sedang berkebun di samping rumah itu" ucap Baekyeon pada Suyeon yang masih berdiri dan melihat-lihat area sekitar rumah Baekyeon.
Mendapat anggukan kepala dari Suyeon, lelaki itu mengarahkan kakinya menuju kesamping kanan rumahnya tepatnya menuju ke kebun buah milik sang ibu yang berada di samping rumahnya.
Seperti dugaannya bahwa sang ibu sedang berkebun bersama beberapa tetangga dekat rumahnya, pantas saja ibunya itu tidak menjawab panggilannya.
Baekyeon menghampiri ibunya yang sedang memanen buah melon dengan beberapa tetangganya itu "Ibu"
Yang dipanggil menoleh "Baekyeon-a kau sudah pulang"
Sena menghampiri anaknya yang berdiri tidak jauh dari tempatnya memanen melon tadi.
"Astaga apa yang terjadi dengan wajahmu dan kenapa seragammu kotor sekali"
Baekyeon hanya mengehela napasnya melihat ibunya yang sangat mengkhawatirkan keadaannya "Aku tidak apa-apa Bu"
Sena memukul pelan punggung anaknya itu "Apa yang kau bilang tidak apa-apa, lihat dirimu sekarang. Bilang pada ibu siapa yang memukulimu sampai seperti ini"
Baekyeon menjauhkan tangan ibunya yang sedang mengelus punggungnya yang baru saja dipukul itu "Aku ini lelaki Bu, jadi wajar saja jika aku sedikit berkelahi-"
"Dengan siapa kau berkelahi! Selama kau bersekolah ibu tidak pernah mendapat laporan jika kau berkelahi lalu sekarang apa, kau sudah berani bertengkar huh?!" sungut sang ibu.
Ibu mana yang tidak marah ketika melihat anaknya pulang sekolah dalam keadaan yang babak belur dan dengan seragam yang lusuh.
"Sudahlah Bu, lagipula aku tidak apa-apa. Jadi tidak usah berlebihan seperti ini"
"Katakan pada ibu dengan siapa kau berkelahi?" tanya Sena.
Baekyeon menghela napasnya lagi "Sudahlah Bu, sekarang ada yang lebih penting dari ini"
Sena mendekat pada anaknya "Apa ada sesuatu yang penting?"
Baekyeon mengangguk "Iya, didepan ada Suyeon"
Sena terkejut mendengar ucapan anaknya, bagaimana bisa gadis yang disukai oleh anaknya itu berada dirumahnya sekarang. Nampaknya wanita itu melupakan sesuatu.
Ah sepertinya Sena baru ingat jika dia yang mengundang Suyeon untuk berkunjung kerumahnya, namun ia tidak mengira jika gadis itu benar-benar akan datang kerumahnya.
"Suyeon?" tanyanya sekali lagi untuk meyakinkan jika apa yang baru saja didengarnya itu tidak salah.
Baekyeon mengangguk ketika sang ibu meyankinkan ucapannya bahwa Suyeon benar-benar datang berkunjung kerumahnya.
"Kau sudah menyuruhnya masuk?" tanya Sena sambil melepas topi dan sepatu yang dipakainya tadi.
Baekyeon menggeleng "Belum, ibu saja mengunci pintunya"
Sena menepuk pelan dahinya sendiri "Ah iya ibu lupa jika ibu mengunci pintunya dari dalam, yasudah kau buka dulu pintunya lewat pintu belakang lalu suruh Suyeon untuk masuk kedalam ibu akan bersih-bersih terlebih dahulu setelah itu ibu akan langsung menemui Suyeon"
Baekyeon mengangguk lalu meninggalkan ibunya dikebun.
Sebelum membuka pintu rumahnya Baekyeon memandangi Suyeon yang berada diluar rumahnya dari balik jendela, Baekyeon tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini namun yang jelas dirinya sangat senang gadis pujaan hatinya itu berkunjung kerumahnya.
Baekyeon saja tidak pernah berniat memasukkan daftar Suyeon datang kerumah pada list harapannya, namun gadis cantik itu sekarang datang kerumahnya.
Lihatlah jika Tuhan sangat baik pada Baekyeon.
Suyeon menoleh ketika ada seseorang yang membuka pintu rumah Bekyeon dari dalam.
Baekyeon mengambil tas dan sepatunya yang ditaruhnya di teras tadi "Maaf menunggu lama, ibuku sedang dikebun tadi"
Suyeon mengangguk "Tidak apa-apa"
"Masuklah aku akan membuatkanmu minum sambil menunggu ibuku selesai bersih-bersih" Baekyeon masih menunggu Suyeon melepas sepatunya.
"Maaf jika rumahku kecil dan tidak nyaman seperti rumahmu" ucap Baekyeon ketika Suyeon berjalan mengikutinya untuk masuk kedalam rumahnya.
"Kenapa kau bilang seperti itu" Suyeon masih berjalan mengikuti Baekyeon yang masuk kedalam milik lelaki tersebut
"Aku hanya takut kau tidak nyaman berada dirumahku" jawab Baekyeon.
Tentu saja Baekyeon takut jika Suyeon tidak nyaman berada dirumahnya yang sangat berbanding jauh dengan rumah megah milik gadis cantik itu.
Baekyeon membawa Suyeon ke ruang tamu dan mempersilahkan gadis cantik itu untuk duduk "Kau duduklah disini"
Suyeon duduk di sofa kecil yang sedikit keras itu "Memangnya kebun milik tante Sena dimana?"
Baekyeon menoleh ketika sedang meletakkan sepatunya di rak sepatu miliknya kemudian tersenyum "Disamping rumah dekat kok, mungkin sebentar lagi ibuku akan pulang"
Suyeon mengangguk paham.
"Kau mau minum apa?" tawar Baekyeon.
"Air putih saja"
Baekyeon mengangguk lalu berjalan kedapur untuk mengambilkan air minum untuk Suyeon.
Suyeon melihat isi rumah Baekyeon, memang sangat jauh jika dibandingkan dengan rumahnya namun disini sangat terasa kekeluargaannya sedangkan di rumahnya?
Suyeon memperhatikan beberapa foto yang dipajang didinding rumah Baekyeon itu.
Gadis cantik itu tersenyum ketika melihat foto masa kecil Baekyeon terpajang disana.
'Menggemaskan sekali' Suyeon tersenyum sangat tipis mungkin semut saja tidak bisa melihat senyumannya itu.
"Suyeon-a kau datang"
Mendengar namanya dipanggil Suyeon menoleh lalu membungkukkan badannya ketika melihat Sena berjalan kearahnya "Iya tante"
Sena duduk disebelah Suyeon "Kau sudah lama menunggu ya, maaf tante tadi sedang di kebun memanen melon"
Suyeon mengangguk "Tante punya kebun buah?"
Kini giliran Sena untuk mengangguk.
"Bolehkah Suyeon ikut memanen buah melon? Suyeon sangat ingin merasakan berkebun"
Sena sempat berpikir sejenak sebelum Baekyeon datang dengan membawa nampan ditangannya.
Baekyeon meletakkan segelas air putih didepan Suyeon "Ini minumlah dulu Suyeon-a"
Sena kebingungan kenapa anak lelakinya itu hanya membawa air putih untuk menjamu Suyeon, padahal di dapur ada banyak sekali jenis minuman yang pantas untuk menjamu tamu.
"Baekyeon-a kenapa hanya air putih saja, buatlah minuman yang segar untuk Suyeon"
"Suyeon yang memintanya sendiri tante" sahut Suyeon.
Sena tersenyum mendengar ucapan Suyeon, ternyata anak lelakinya itu memang tidak salah menyukai Suyeon meskipun gadis cantik itu terlihat dingin namun hatinya sangat baik dan pribadi yang hangat.
"Kau ganti baju dulu sana biar ibu yang menemani Suyeon disini"
Baekyeon mengangguk lalu pergi menuju kekamarnya untuk berganti pakaian.
"Kenapa tidak bilang dulu jika ingin kemari Suyeon-a, kau kau bilang lebih dulu jika ingin kesini maka tante bisa menyiapkan makanan yang enak untukmu"
Suyeon tersenyum sebelum menjawab perkataan Sena "Suyeon hanya ingin memberi kejutan untuk tante maka dari itu Suyeon tidak memberitahu tante jika ingin datang kesini"
Sena kembali tersenyum lalu mengarahkan tangannya untuk menggenggam tangan Suyeon "Kau memang anak yang baik tidak salah jika Baek-" Sena merutuki dirinya sendiri karena mulutnya itu hampir saja berkata tentang anaknya yang menyukai Suyeon.
"Kenapa tante?" Suyeon kebingungan karena ibu Baekyeon itu menghentikan perkataannya begitu saja.
Sena dengan cepat menggeleng "Ehm tante ingin bertanya padamu Suyeon-a, kenapa wajah Baekyeon bisa babak belur seperti itu, apa ada yang memukulinya disekolah tadi? Tante baru pertama kali ini melihat Baekyeon pulang dalam keadaan seperti itu"
Suyeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apa ia harus mengatakan bahwa Baekyeon bertengkar dengan sahabatnya.
Gadis cantik itu bingung harus menjelaskannya dari mana karena ia sendiri tidak tahu mengapa Sean dan Baekyeon bertengkar.
"Apa kau tahu sesuatu tentang itu Suyeon-a?" tanya Sena lagi karena Suyeon tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
Suyeon melirik kearah kamar Baekyeon namun tidak ada tanda-tanda lelaki itu keluar dari dalam sana, niat Suyeon hanya ingin meminta bantuan karena ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Suyeon-a" panggil Sena pada Suyeon karena gadis cantik itu hanya diam saja setelah dia menanyakan pasal Baekyeon yang pulang dalam keadaan babak belur.
"Ah iya tante"
"Kau tahu sesuatu?" tanyanya lagi.
Suyeon menggaruk tengkuknya lagi "Ehm itu-"
Atensi Sena dan Suyeon terarah pada Baekyeon yang baru saja keluar dari kamarnya itu dan berjalan kearah keduanya dengan mengenakan pakaian rumahannya yaitu celana panjang hitam dan kaos polos berwarna coklat.
Suyeon sempat mengagumi ketampanan Baekyeon didalam hatinya, namun gadis cantik itu dengan cepat menampik kegamumannya yang tidak disengaja itu.
"Baekyeon-a apa aku boleh ikut ibumu ke kebun untuk memanen buah melon"
Baekyeon sempat terkejut dengan perkataan Suyeon, apa baru saja Suyeon meminta ijin padanya? Bolehkah Baekyeon merasa bahagia saat ini?
"T-tapi"
Bukan tidak boleh tapi lebih tepatnya jika Baekyeon khawatir jika gadis cantik pujaan hatinya itu ikut berkebun bersama ibunya, nanti kulit gadis cantik itu bisa hitam atau apapun itulah. Baekyeon tidak terlalu mengetahui masalah kecantikan wanita.
Berkebun tentu saja bukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai derajat tinggi seperti Suyeon.
"Boleh ya aku ingin sekali merasakan berkebun" Suyeon meminta ijin kembali karena sedari tadi Baekyeon hanya diam saja.
Baekyeon kembali dikejutkan dengan sikap Suyeon, apakah gadis cantik itu baru saja memohon kepadanya?
Baekyeon mengangguk "Yasudah"
Suyeon dan Sena tersenyum.
"Apa kau yakin ingin ikut berkebun?" tanya Baekyeon sekali lagi untuk meyakinkan Suyeon jika gadis cantik itu benar-benar ingin ikut berkebun dengan ibunya.
Suyeon mengangguk mantap "Yakin"
"Kalau begitu Baekyeon-a ambilkan bajumu untuk dipakai Suyeon ke kebun, tidak mungkinkan Suyeon berkebun menggunakan seragam sekolah ini"
Baekyeon dengan cepat berjalan menuju kamar dan mengambil setelan bajunya untuk dipakai oleh gadis yang dicintainya itu.
"Ini, pakailah di kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur itu semoga ukurannya pas dengan tubuhmu"
Suyeon mengangguk lalu mengambil setelan pakaian dari tangan Baekyeon dan berjalan menuju kamar mandi yang dimaksud Baekyeon.
Sena hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat tingkah anaknya yang sedang teramat bahagia itu, terlihat sekali jika Baekyeon tersenyum-senyum sendiri sedari tadi.
Setelah menunggu sedikit lama keluarlah Suyeon dari dalam kamar mandi dekat dapur itu, Baekyeon dan Sena yang sedang menunggu gadis cantik itu menoleh begitu pintu kamar mandi dibuka.
Bolehkah Baekyeon mengagumi Suyeon disaat seperti ini, ia tidak habis pikir bagaimana gadis itu tetap terlihat cantik hanya dengan memakai kaos polos berwarna merah serta celana hitam yang sama dengan yang dipakainya itu, bahkan sekarang rambut yang sedari tadi tergerai sudah dikucir mirip dengan buntut kuda.
"Kau sudah siap berkebun Suyeon-a?" tanya Sena pada Suyeon yang berjalan kearahnya dan memasukkan baju seragamnya kedalam tas.
Suyeon mengangguk "Sudah tante"
Baekyeon sama sekali tidak bisa berkata-kata lagi, dia teramat senang hari ini.
Gadis pujaan hatinya itu berada tepat didekatnya sekarang dan gadis cantik itu juga terkadang tersenyum padanya, sepertinya besok Baekyeon harus memeriksakan jantungnya karena jantungnya kini berdetak tidak beraturan ketika melihat senyum manis seorang Choi Suyeon.
Baekyeon sadarlah jika kau terlalu berlebihan! Biar saja bahkan tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan seseorang ketika sedang jatuh cinta.
Hanya satu kata yang bisa diungkapkan Baekyeon saat ini. Bahagia!
Baekyeon berjalan dibelakang Suyeon, lelaki itu bisa melihat jika gadis cantik di depannya ini beberapa kali limbung ke samping karena jalan yang dilewatinya hanya jalan setapak sehingga mereka harus menyeimbangkan tubuh mereka agar tidak jatuh.
"Akh" Suyeon reflek berteriak ketika menyadari tubuhnya kehilangan keseimbangan.
Baekyeon dengan cepat menahan tubuh Suyeon yang hampir jatuh kesamping.
Siapa pun tolong abadikan momen ini, Baekyeon dan Suyeon saling bertatapan sekarang dengan Baekyeon yang masih memeluk tubuh Suyeon sedangkan Suyeon memegang pinggang Baekyeon karena terkejut.
Seakan terpaku dengan mata Suyeon, Baekyeon masih belum melepaskan rengkuhannya pada tubuh gadis cantik itu.
"Ekhem!"
Ingatkan Baekyeon untuk tidak merutuki ibunya setelah ini, karena ibunyalah momen langka itu harus berakhir.
Suyeon kembali berjalan meninggalkan Baekyeon yang masih memikirkan momen yang baru saja terjadi itu.
"Oh ini calonnya Baekyeon" ucap beberapa ibu-ibu itu ketika melihat Suyeon sedang berjalan kearah mereka.
Suyeon sempat kebingungan dengan ucapan tetangganya Sena ini.
"Ssst, hehe sini-sini bantu tante memetik buah melonnya Suyeon-a" Sena menyuruh Suyeon untuk ikut bersamanya ketempat yang sedikit sejuk dan tidak terlalu panas.
Sena memberikan tempat untuk Suyeon bisa berjongkok disampingnya "Nah hari ini tante akan memanen buah melon kalau besok mungkin jeruk kau bisa memetiknya kan?"
Suyeon mengangguk lalu mencoba memetik buah bulat itu seperti yang diajarkan oleh Sena.
"Kau jangan dengarkan ibu-ibu itu ya hehe mereka suka berbicara yang tidak-tidak"
Suyeon mengangguk lagi "Lalu setelah dipanen melon-melon ini akan dibawa kemana tante?"
Sena yang sedang memetik melon pun menoleh sebentar pada Suyeon "Kau lihat mobil pick up yang terparkir tidak jauh dari sini?" Sena menunjuk 3 mobil pick up yang terparkir tidak jauh dari kebunnya itu.
Suyeon melihat kearah yang ditunjuk oleh Sena lalu mengangguk.
"Nah nanti melon-melon ini akan diangkut menggunakan pick up itu dan langsung dikirim ke swalayan yang memang sudah biasa mensuplay buah dari kebun tante"
Suyeon mengangguk paham lalu gadis cantik itu melanjutkan kegiatan memetik buahnya.
Meskipun suasana disini berisik karena ibu-ibu dibelakangnya ini sedang asik bergosip dan terkadang tertawa sangat keras membuat Suyeon kadang tersentak karena kaget, namun Suyeon sangat senang berada disini.
Suyeon sangat suka suasana pedesaan seperti ini, terlihat lebih rukun dan asri. Udara disini juga masih terasa sejuk meskipun hari sudah sore.