Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 12 - Bab 12

Chapter 12 - Bab 12

Aku duduk di ujung tangkai melihat ke arah laut tadi semakin malam suasananya semakin indah, laut yang tenang membuat pantulan gambar dari atas.

"lo suka sama luna?" bisik zaki duduk di sebelahku.

Aku menghela nafas, aku sudah beberapa kali mendapatkan pertanyaan ini, aku sudah bosan menjawab engga.

"engga" jawab ku.

"ga apa apa han, jujur aja" ujar zaki.

"kan gua udah jujur, iya engga" jawab aku.

"kenapa?" tanya zaki.

"luna tuh di akademi banyak yang naksir zak, gua laki-laki yang pendiam mana pantes" jawab aku menjelaskan.

"memangnya gabisa yah kalau pendiam deketin cewe?" tanya zaki.

"gua gatau" ujar aku menundukan kepala.

Zaki menghela nafas, "ya sudah lah lupakan, ngomong-ngomong kalau lo mau menyelam harus menghirup bunga yang ada di sebelah laut biru" ujar zaki.

"hah buat apa?" tanya aku melirik ke arah zaki"

"gua gatau tapi kata sang rahasia sih begitu, besok kita coba" ujar zaki.

Aku mengangguk.

"gua duluan tidur, lo jada duluan yah" ujar zaki berdiri, lalu melangkah mundur.

"hemm" jawabku.

15 menit kemudian suara di belakangku pelan-pelan meredup, mungki sudah pada tidur, tiba-tiba aku mendengar langkah mendekat.

"hei" ujar luna.

"ya" jawabku tanpa membalikan badan.

"gua boleh duduk di sebelah lo?" tanya luna.

"ya silahkan, ini kan bukan pohon gua" jawab aku.

Luna sedikit tertawa lalu duduk di sebelah aku. "wah indah yah suasananya" ujar luna.

Aku mengangguk lalu tersenyum.

"suka banget yah sama pemandangan?" tanya luna.

Aku mengangguk.

"di akademi juga di atas loteng mulu"ujar luna.

Aku tertawa, "kangen juga sama lotengnya"

"yah maaf yah jadi mengingatkan" ujar luna.

"ga apa-apa" ujar aku.

Luna tersenyum.

"lo ga suka pemandangan?" tanya aku.

"hah? Gua?" luna melihat kesekitar.

"ya, siapa lagi?" tanyaku.

Luna tertawa pelan, "suka kok tapi kalau disuruh pemandangan atau diam dikamar dan baca novel, gua bakal pilih baca novel"

"kenapa?" tanya aku.

"ya karena kalau baca novel itu kan pakai mata, hati dan pikiran, nah jadi kalau baca ya fokusnya Cuma ke tulisan, gabisa fokus kemana-mana" jawab luna menjelaskan.

Aku mengangguk, "wih keren" aku melirik ke arah luna bertepuk tangan.

Luna tertawa.

"eh lo baik-baik aja kan?" tanya luna.

Aku kembali melihat kedepan, "kan udah nanya ke nata tadi" jawabku.

"dih ga sopan nguping" ujar luna.

"lah kan telinga gua umum, jadi yang dengar-dengar aja, ga salah kan?" ujar aku.

"ya juga sih benar" ujar luna.

"gimana sih" ujar aku.

Raut wajah luna terlihat heran.

"udah sana tidur" ujar aku.

"ngusir?" tanya luna.

"kan udah malem lunaaa" ujar aku kesal selalu ada jawaban melulu.

Raut wajah luna berubah terkejut, ahk aku tidak memberikan kalimat yang salah kan.

Aku melirik ke arah luna, "kenapa?"

Luna menggeleng.

"masih belom ngantuk memang?" tanya aku.

Luna mengangguk cepat, "sudah"

"ya sudah" ujar aku melihat ke arah depan lalu menyenderkan badan ke pinggir tangkai pohon.

"gua boleh tidur di sebelah lo ga?" tanya luna.

"hemm" ujar aku.

Luna menggeserkan badannya lalu menyenderkan ke pundakku.

"selamat tidur semua" ujar luna menutup matanya perlahan.

Aku menghela nafas.

***

Aku perlahan membuka mata, sudah sangat terang, melihat sorot matahari di depan. Aku tidak sadar tadi malem, setelah selesai berbincang bareng luna. Seseorang melangkah mendekatiku.

"bangun han" ujar zaki.

Aku menghela nafas, lalu duduk, aku melihat kesekeliling, masih pada tidur, aku berdiri mendekati alvin.

"bangun" bisik ku.

Aku melangkah lagi mendekati nata.

"bangun" bisik ku.

Alvin dan nata terbangun perlahan, langsung segar setelah bangun, seperti bukan bangun tidur.

Zaki membangunkan kevin dan luna, lalu mendekat.

"sekarang kita langsung masuk kelaut" ujar zaki.

Aku menghela nafas, "ya, ayo sebelom yang lain mendapatkannya"

***

Kami sudah berdiri di depan laut itu, sama saja seperti kemarin, lautnya tenang.

Zaki menunjukan tangannya ke arah kiri laut, "itu bunganya" ujar zaki.

Kami pun berlalu mendekati bunganya, lalu menghirup, tidak terjadi apa-apa.

"tidak bereaksi apa-apa" ujar aku.

"ya nanti di dalam laut" jawab luna.

"o-oke"

Zaki tertawa pelan. "ayo masuk kedalam"

Kami pun menurunkan kaki kedalam laut.

Bum! Bum! Bum! Bum! Bum! Bum!

Sepatu kami berubah semua.

"zak, nanti ikan menyerang, team lo pergi mengelilingi ikan itu, gua dan team nyerang depan" ujar menjelaskan.

Zaki mengangguk.

Bush! Kami semua masuk kedalam laut.

Aku langsung memberi petunjuk untuk maju lebih cepat dan zaki mengikutin team kami.

Masuk kedalam bulatan batu kerang, aku memberi tanda suruh melihat kedepan.

Zaki melirik ke kedepan, terkejut melihat ikan sangat besar itu ada didepannya, mengayun mundur ke belakang.

Aku memberi kode, gelangnya ada di bawah sana.

Zaki mengangguk, lalu dia memberi kode juga, dia akan memutar jalan.

Aku mengagguk.

Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, nata juga di sebelahku mengaktifkan kelebihannya, Suit! Kami mengayun dengan cepat mendekati ikan besar itu.

Suit! Aku terlihat, ikan itu langsung melihat kami, buru-buru mendekati kami, alvin di belakang sudah cemas.

Saat ikan datang aku menghantap ikan itu, Dum! Membuat semua makhluk di dalam laut buru-buru pergi, ikan satu lagi melirik.

Aku maju mendayung kedepan sendirian, saat ikan datang aku mencoba menghatam, tapi ternyata ikan itu pergi keatas, pukulan ku meleset, saat aku melihat ke atas ikan itu sudah menghantam aku dengan siripnya membuat aku memutar ke belakang.

Alvin dan nata terkejut, langsung menghampiri, tidak menunggu lama team zaki melawan 2 ikan sekaligus. Aku pun ikut melawan.

Alvin diam di belakang mengaktifkan kelebihan alam, untuk berjaga-jaga, aku dan nata ikut maju, melawan ikan itu.

Suit! Aku dan nata menghilang, berlari cepat mendekat ikan itu, Suit! Kami terlihat, Dum! Pukulan ku menghantam ikan itu.

Dum! Zaki menghatam ikan satunya lagi.

2 ikat tersebut tebanting menjauh dari kami, tiba-tiba 2 ikan itu memutar saling mengikuti membentuk bulat aku dan zaki saling melirik, kebingungan.

Ikan itu terus berputar tiba-tiba air laut menjadi lebih dingin, aku dan zaki tambah kebingungan, air semakin dingin, apa yang harus kami lakukan.

Tidak lama kaki kami terlapisi oleh es, kaki kami tidak bisa bergerak, aku dan lainnya semakin cemas, bergerak-gerak tidak teratur, tapi percuma itu tidak merubah apapun.

Semakin lama esnya menutupi badan kami semua, kami sekarang tertutupi oleh es, 2 ikan itu masih terus berputar.

Kami hanya bisa bernafas dan menggerakan bola mata. Aku melirik ke nata dan alvin, raut wajah mereka seperti pasrah tidak bisa berbuat apa-apa.

Kami membeku.