Kami akhirnya mundur terlebih dahulu, terengah-engah.
"ayo siapa yang mau bikin strategi?" tanya nata.
Alvin mengangkat tangannya, aku tetap diam.
"ahk lama!" seru nata Suit! berlari cepat menghampir kepiting besar itu.
Aku dan alvin hendak menahan tapi telat, nata sudah berlari cepat menuju hewan itu, saat di depan hewannya nata langsung menghantap hewan itu.
Aku dan alvin langsung berlari mendekati nata, aku langsung loncat dan menghantam hewan itu, Dum! Membuat hewan itu terjatuh.
Nata kembali mendekati aku dan alvin.
"kenapa ga dari tadi saja sih!" ujar nata.
"santai dong, emosinya di tahan" ujar aku sambil menahan panas di tangan.
Tiba-tiba datang hewan kepiting itu dengan ukuran yang lebih kecil dan banyak, nata membalikan badannya.
Kami langsung siapkan posisi untuk menyerang.
Kepiting-kepiting itu menghampiri kami dengan berlari cepat.
"sekarang beresin dulu ini" ujar aku.
Alvin dan nata mengangguk.
Aku menghilang dan berlari mendekat kepiting-kepiting itu, Dum! Menghantam beberapa kepiting.
Nata menubruk-nubruk kepiting itu dengan lari cepatnya, sedangkan alvin menunggu sambil menyalakan sensornya.
Dum! Dum! Dum! Menghantam kepiting-kepiting itu, aku terengah-engah.
Nata kembali ke tempat asal, aku pun berlari menghampiri alvin dan nata.
"gua puas sekarang, saat kemarin kalah lawan team itu" ujar nata.
Aku tersenyum.
Kepiting-kepiting itu sudah mati semua, baunya aneh sekali.
"gimana ambil gelangnya?" tanya aku.
Nata masih terengah-engah.
Kami berjalan mendekati kepiting besar.
"masuk?" tanya alvin.
Aku langsung menghantap keras perut kepiting itu, Dum!. Perut kepitingnnya langsung membuka, dan gelang ke 4 itu keluar begitu saja.
Kami menghampiri gelangnya, alvin mendinginkan gelang itu, nata langsung mengambil dan memasukan ke dalam tas.
Tiba-tiba kepiting-kepiting yang tadi berserakan mati, berubah menjadi sinar bulat terbang naik keatas dan menghilang begitu saja.
***
Kita memutuskan untuk beristirahat dia atas tangkai pohon, tidak jauh dari tempat hewan besar itu. Aku bingung sekarang jadi susah untuk diskusi, alvin dan nata masih terus susah untuk bicara.
"makanan kalian pada habis kan?" tanya aku memecahkan keheningan.
Alvin dan nata melirik, lalu mengangguk.
"jadi makannya gimana?" tanya aku berusaha memancing agar mereka berbicara.
"cari makan yuk" ujar alvin.
Aku tersenyum, "gimana?" tanya ku.
Alvin menggeleng.
aku menepuk jidat, bicara dengan alvin tidak ada hasilnya.
"nat" ujar aku.
Nata melirik.
"ayolah udahan marahnya" ujar aku.
Nata kembali membuang muka.
"masalahnya kan buat semua nat, yang salah juga semua, kenapa harus lo yang marah" ujar aku.
Nata menggeleng, "kalian mau cari makan kan? Yaudah biarin gua sendiri" ujar nata.
Aku menghela nafas, lalu menganguk melirik ke arah alvin, alvin mengangguk.
"lo jangan kemana-mana, jangan nekat" ujar aku.
Nata mengangguk.
Akhirnya aku dan alvin yang mencari makan, mencari tumbuhan yang bisa dimakan.
Aku dan alvin berjalan perlahan, aku melihat ke kanan dan alvin melihat kekiri, "kalau ga ada makanan hari ini bagaimana?" tanya alvin.
"ya ga makan mungkin" ujar aku.
"ah elah, ujian masih lama lagi selesainya" keluh alvin.
"kenapa sih harus ngeluh mulu, lagi ujian ini masih aja ngeluh, di kasih ujian tuh biar ga ngeluh" ujar aku.
Alvin menghela nafas.
Aku berhenti berjalan, "ini bisa di makan ga yah?" tanya aku.
Alvin mendekat, mendekati sayuran itu lalu mengendus.
"harum ga?" tanya aku.
"engga tercium apa-apa" jawab alvin.
"iya lah" ujar aku tertawa.
"lah ngapain nanya" tanya alvin berdiri.
"gua test aja" jawab aku tertawa.
Alvin menghela nafas.
"ini petik aja yah, kayanya ga beracun" ujar aku.
Alvin langsung memetik sayur itu, dengan 2 petikan, ditambah aku mengambil 3 petikan.
"loh Cuma dua?" tanya aku.
"ya gua butuh 2 doang" jawab alvin.
"nata ga di kasih?" tanya aku melirik ke arah muka alvin, tersenyum.
"lo aja yang ambil" jawab alvin.
"berantem mulu" jail aku tersenyum ke alvin.
"apaan sih ahk!, nih" alvin memberikan sayurnya ke tangan aku, lalu memetik lagi sayur.
"nah gitu dong" ujar aku aku tertawa.
Kami melanjutkan jalan menuju tempat sebelumnya.
"kenapa sih lo gitu banget sama nata" tanya alvin.
"hah? Gitu gimana?" tanya aku kebingungan.
"terlalu peduli" jawab alvin.
Aku tertawa, "cie iri. ya kan kita itu kelompok, dan ini kan hal yang jangka panjang, gua sebagai yang bisa di andalkan tanpa di suruh ya harus peduli ke semuanya, nata doang, lo juga, apa lagi lo temen gua dari dulu" jawab aku menjelaskan.
Alvin diam tidak menjawab.
"lo engga mau minta maaf gitu, gua tau bukan lo yang salah, tapi menurut gua cewe itu susah kalau udah marah, nah karena lo cowo mending duluan, biar cepat aja gitu masalahnya selesai" ujar aku.
"gua juga dari tadi mikirin itu, tapi gua bingung, nata diem mulu, gua jadi canggung" ujar alvin.
"kayanya cewe emang gitu kalau ngambek, jadi itu sayur di tangan lo kasihin sendiri yah" ujar aku.
Alvin menghela nafas.
"yaudah ayo, udah mau gelap" ujar aku melangkah cepat, alvin mengikuti.
Kami loncat naik ke atas tangkai pohon, nata masih duduk di tempat yang sama aku menyuruh alvin yang melangkah duluan dan memberi kan sayurnya.
Alvin melangkah mendekat nata, "eh hey nat" ujar alvin.
Raut wajah nata berubah, mungkin kaget, aku berjalan mendekati mereka.
"hah? Ada apa?" tanya nata melirik ke arah aku dan alvin, kebingungan.
Alvin menghela nafas, "nih makanan nya" alvin menyodorkan sayur yang tadi di ambil, "o-hh oke makasih, ada apa sih ini" ujar nata mengambil sayur di genggaman alvin.
"ga ada apa-apa, gua mau minta maaf aja" ujar alvin duduk di sebelah nata.
Nata kali ini benar benar kebingungan.
"hah? Ngapain? Lo ga salah, gua yang salah" jawab nata.
Alvin menghela nafas, "ya sudah, gua minta maaf buat lo marah, gua gamau jadi canggung gini" ujar alvin.
"yah padahal tadi udah gabkal marah" ujar nata.
"yah percuma kalau gitu minta maaf" ujar alvin.
Nata menatap alvin.
Aku yang ada di belakang mereka dan mendengar kalimat terakhir alvin, menepuk jidat.
"nah gitu dong baikkan, nah jadi besok kita ambil lagi gelang dari team itu" ujar aku mendekat ke arah mereka.
Alvin dan nata tersenyum, lalu kita makan bersama.
Setelah kita makan, kita bersiap untuk tidur.
"jadi siapa yang jaga duluan?" tanya aku.
"gua aja" ujar nata.
"ga apa-apa gua aja" lanjut alvin.
"yah gimana nih, gua terakhir yah" ujar aku tertawa.
"gua aja vin, kalian kan tadi yang cari makan, kasian kalian cape" ujar nata.
"nah bener" aku tertawa.
Alvin menghela nafas.
"lo kenapa sih vin liat gua gitu" ujar nata.
"engga, yaudah gua ke dua" ujar alvin menidurkan badan, aku pun menidurkan badan.
"oke selamat istirahat" ujar nata.
Aku dan alvin menutup mata perlahan.