Aku merasa ada yang membangunkan ku, membuka mata perlahan.
"giliran lo sekarang" ujar alvin.
Aku membuka mata lebar-lebar, "oh oke" jawabku.
Alvin menidurkan badannya disebelah aku, lalu menutup matanya.
Aku duduk, melihat kesekeliling masih gelap, tapi di ujung sebelah kanan ku awan sudah terlihat terang, matahari segera terbit.
Aku berdiri berjalan menatap langit yang terang itu, jarang sekali aku melihat itu.
Setelah menatap langit agak lama aku naik ke atas tangkai pohon yang paling tinggi, untuk melihat pemandangan.
Aku melamun memikirkan ujian ini apakah akan selesai dengan menggenggam 6 gelang, atau akan kalah diam di luar akademi, apa yang terjadi jika diam di sini selamanya, aku menghela nafas, harusnya aku banyak bertanya ke sang rahasia, aku sedikit menyesal.
Banyak sekali pelajaran saat ujian ini, mengetahui sikap satu sama lain, berjuang bareng-bareng, aku sangat senang.
"hey"
Aku mendengar seseorang bicara, aku menaikan badan melihat kesekeliling tapi tidak ada apa-apa.
"han"
Aku melirik ke bawah, terkejut melihat nata sudah bangun.
"aduh kaget!, bikin kaget mulu" ujar aku.
Nata tertawa, naik ke atas sekarang nata duduk di depan aku.
"duh waktu itu lo gini juga" ujar aku.
Nata tertawa, "maaf maaf"
"lo sama luna sama aja" ujar aku menghela nafas.
"hah? Sama apaan?" tanya nata kebingungan.
"sama-sama suka bikin kaget" ujar aku.
Nata tertawa, "eh emang luna suka bikin kaget emang?" tanya nata.
"hmm" jawab aku.
"cie suka ngobrol berdua" jail nata.
Aku menghela nafas. "lo aja sekarang sama gua ngobrol berdua"
"emang lo sama luna ngobrol in apaan?" tanya nata.
"rahasia" jawab aku.
"nah kan" ujar nata.
"nah apaan, udah lah lupain" ujar aku.
Nata menghela nafas.
"lo kenapa bangun?" tanya aku.
"kebangun sendiri aja" jawab nata.
"bentar lagi lanjut perjalanan kan?" tanya aku.
"ya, itu matahari sudah terbit" ujar nata melirik ke arah matahari.
"ayo langsung kita mulai perjalanan" ujar aku.
***
kami sudah siap untuk melakukan perjalan ke gelang ke 5, aku dan alvin sudah menyentuh pundak nata. Suit! kami menghilang, Suit! Nata berlalri dengan cepat sambil menutup matanya untuk melihat peta.
"kalian siap yah, dengan kelebihannya, jangan lengah kaya kemarin" ujar alvin.
Aku dan nata mengangguk.
Setelah beberapa jam kami berlari, alvin mengatkan ada 2 team sedang bertarung.
"bukan di jalan menuju gelang 5 kan?" tanya nata.
"menuju ke gelang 5 ke kanan apa ke kiri?" tanya alvin.
"kanan" jawab nata.
"jalan yang sama, bereka bertarung jalan menujut gelang ke 5" ujar alvin.
Nata diam tidak menjawab, juga aku.
"ahk!! selalu ada masalah" kesal alvin.
Aku menghela nafas.
"kita berhenti di depan yah, liat dari jauh dulu" ujar nata.
Aku dan alvin mengangguk cepat.
Tap! Kami berhenti di tangkai pohon terakhir sebelum di depan itu semak-semak. Suara orang-orang sedang bertarung semakin terdengar jelas.
"gua ga siap" ujar nata.
Alvin diam tidak menjawab.
"kita siap bareng-bareng" ujar aku melirik ke alvin dan nata.
Wajah alvin tiba-tiba menjadi yakin, mengangguk, diikuti nata, mengangguk.
Aku membuka semak-semak dengan perlahan, Sret! sangat terkejut itu team zaki. Alvin dan nata emak-semak, mereka pun ikut terkejut.
"bagaimana bisa mereka bertarung kita diam disini?" tanya nata.
Eh kok aku bingung seperti ini, aku merasakan ada yang aneh, melirik ke arah nata yang ada di sebelah aku, nata juga melirik ke arah aku. Kita berdua diam, kebingungan.
"merasakan ada yang aneh?" tanya aku menyadarkan nata.
Nata diam sebentar taidak menjawab, "iya ada sesuatu"
Aku dan nata mendengar orang terjatuh, aku dan nata langsung melihat ke semak-semak, kali ini benar-benar terkejut alvin sudah ada disana, dengan melesat cepat.
Aku buru-buru melihat kebelakang, alvin tidak ada, aku dan nata baru sadar gelang kami juga hilang 1.
Dum! Aku mendengar suara hantaman seseorang, aku langsung melihat ke arah semak-semak, alvin yang melakukannya.
Zaki dan lainnya melihat yang di lakukan alvin sangat terkejut.
Aku langsung keluar dari semak-semak dan mendekat ke arah mereka, nata menggengam tanganku, aku sedikit terkejut, tapi yang di depan sana lebih penting.
Nata menutup mata, "itu team 9"
Alvin melompat, menghantam dari salah satu team itu, Dum! Langsung terbanting sangat keras, cewe dari team 9 yang waktu itu menyerangku, menghilang, alvin pun menghilang, setelah kami menunggu beberapa detik, Dum! Alvin dan cewe itu terlihat, cewe itu terbanting jatuh.
Sekarang alvin mendekat ke anggota team 9 terakhir, untuk meminta gelangnya. Orang itu adalah lawan alvin pada saat kemarin kami kalah. Cowo dari team 9 itu langsung memberikan gelangnya begitu saja.
Alvin terengah-engah duduk di tempat sambil menggenggam gelang 1 dan 3 kami. Aku dan nata langsung mendekati alvin. "hei lo ngapain?" tanya nata mendekat.
"meluapkan emosi" jawab alvin terengah-engah.
Nata menghela nafas, mengambil gelang yang ada di genggaman alvin.
"kami berhasil" ujar alvin kelelahan.
"lo melanggar aturan" ujar nata.
"maaf" jawab alvin.
"ga apa-apa, semua gelangnya udah di tangan kita" ujar aku.
Zaki dan lainnya mendekat, "hei" ujar zaki. Aku membalikan badan.
"sebenarnya ada apa sih?" tanya zaki.
***
Setelah kejadian tadi, akhirnya kami istirahat di atas tangkai pohon bersama team zaki, yups tentu ada luna disana.
"kita kemarin-kemarin di serang sama team itu dan mengambil gelang 1 dan gelang 3, kita benar-benar kalah, tidak bisa melawan" ujar aku menjelaskan.
"kelebihan?" tanya zaki kebingungan.
"tidak aktif, kita bingung" jawab aku.
"karena kami kecapean, tidak sarapan dan terus berlari" lanjut alvin.
Zaki menepuk jidatnya, "iya lah"
"kita dari gelang ke 3 di perjalanan berhenti sebentar" ujar kevin.
"gua yang salah" ujar nata.
"ga masalah" ujar aku tersenyum.
"vin ko bisa pake gelangnya arhan dan nata?" tanya zaki.
Alvin tersenyum bangga, "keren kan gua" ujar alvin tertawa.
"nah sejak kapan ngambilnya" tanya aku penasaran.
"disemak-semak kalian engga ngerasa pusing?" tanya alvin.
Aku dan nata teringat saat di semak-semak sedikit pusing, ada yang aneh.
"waktu itu gua nanya ke sang rahasia, tentang gelangnya, katanya bisa di pake, jadi tadi gua pake aja, gua udah muak banget" ujar alvin menjelaskan.
"lah pas di gelang ke 4 kenapa ga pake gelangnya" tanya aku.
"gua ga inget sama sekali gua mikirin tuh cewe" ujar alvin mengarah ke nata.
"lah ngapain mikirin gua!" teriak nata.
Aku dan lainnya tertawa keras. Langit sudah mulai gelap, kayanya untuk pergi ke gelang ke 5 besok pagi, kami akan melanjutkan petualangan bersama team zaki, akan sampai di gelang terakhir.