Setelah aku makan cemilan terakhir tadi, ku langsung menidurkan badan kembali, kali ini mencoba untuk menutup mata tapi tetap sadar.
Aku sudah melihat langit berwarna cerah, mungkin matahari akan terbit, tiba-tiba nata terbangun, lalu duduk.
Nata melirik ke arah aku. "kok ga bangunin gua sih"
Aku menghela nafas lalu duduk, "ga apa-apa" jawabku.
"lo engga ngantuk nanti?" tanya nata.
"liat nanti aja" ujar aku.
"lo mah ada ada aja" jawab nata.
Aku mentap nata, menghela nafas.
"apa lo liatin gua" seru nata.
Aku tertawa, "kenapa sih?"
"yuk lah lanjut perjalanan" ujar nata mendekat ke arah alvin.
"kenapa sih harus marah-marah" ujar aku tertawa.
Nata tidak menjawab ujaran aku, dia langsung membangunkan alvin.
"udah pagi?" tanya alvin membuka matanya.
"iya cepat bangun, lanjut perjalanan" ujar nata.
Alvin duduk, "ahk ko cepat banget sih paginya" ujar alvin.
"udah cepat" ujar nata.
Alvin berdiri, aku dan nata ikut berdiri. Seperti biasa saat kami berdiri, tidak seperti baru bangun, tetap segar seperti sebelumnya.
"coba kelebihan kalian aktif in" ujar alvin sambil mengeprukan bajunya.
Suit! Aku langsung mengaktifkan, aku menghilang, menunggu beberapa detik. Aktif kembali. Aku menyentuh nata, dan nata menyentuh alvin. Kami menghilang.
Nata memejamkan mata mengfokuskan untuk kelebihannya, Suit! Kami berlari dengan cepat, melesat tidak terlihat.
"kita kemana sekarang?" tanya nata.
"semalem gua udah mikir kayanya kita fokus saja ambil gelang ke 4" ujar alvin.
"hah? Gelang lainnya?" tanya nata.
"masukin ke plan ke 2, fokus ke gelang ke 4" jawab alvin.
"lah, gimana sama gelang lainya?" tanya nata.
"kan gua udah bilang plan ke 2, setelah kita udah dari gelang ke 4 kita cari team itu" ujar alvin.
"enak banget memikirkan strategi sendiri" ujar nata.
"jadi siapa yang mau memikirkan strategi tadi malem? Lo?" alvin melirik ke arah nata, "lo?" melirik ke arah aku.
Nata diam tidak menjawab, apa lagi aku, kenapa jadi pada berantem gini sih.
"bahkan tidak ada keputusan bersama" ujar nata.
Alvin menghela nafas, "lo tadi malem enak kan tidur doang" ujar alvin.
"hey!" seru nata. Tap! Berhenti berlari, menjauh dari aku dan alvin, membalikan badannya.
Suit! Kami terlihat.
"kita bahkan baru kehilangan gelang itu!, kalau buat strategi bertiga, bukannya ambil keputusan sendiri!!!" seru nata.
Aku terkejut melihat nata seperti itu.
"kenapa sih? Dari awal arhan ngambil keputusan sendiri engga ada yang membantah, baik-baik aja, giliran gua lo marah-marah!!!" balas alvin.
Nata terdiam, meneteskan air matanya perlahan.
"salah gua apa sih? Karena seseorang pisces yang hanya bisa mengobati doang?" lanjut alvin.
Aku bingung kenapa jadi pada berantem begini, ahk aku benci momen ini.
"tenang vin" ujar aku mendekat.
"kenapa han? Lo selalu jaga dia!!" ujar alvin menunjuk ke arah nata.
"tenang, gua jaga lo semua, kita tuh team" jawabku.
Alvin dan nata diam tidak menjawab apapun.
Aku menghela nafas, "pertama maafin gua kalau dari awal, gua yang selalu mengarahkan. ini salah semua, oke nata" aku membalikan badan mengarah ke nata. "gua tau hal terpenting dari ujian ini adalah kemenangan, tapi karena ini team jadi lo ga bisa memaksa semua team lo buat apa yang lo pingin, gua tau lo pingin cepat gelang itu kembali kan?" aku kembali membalikan badan ke arah alvin. "sekarang lo vin, emang gua salah dari awal, engga ngambil keputusan bersama, nah lo membuat strategi itu baik, tapi sebaiknya bilang ke yang lain, jadi yang lain ga kaget dengan keputusan lo" ujar aku menjelaskan, menghela nafas.
"mulai sekarang kita ngambil keputusan dengan bersama, oke?" aku melirik ke arah nata, nata mengangguk. Aku kembali melirik alvin, alvin menganguk.
"jadi siapa yang mau pergi duluan ke gelang 4?" tanya aku.
Alvin mengangkat tangan, aku pun.
Nata diam.
Kami akhirnya bersiap untuk melanjutkan perjalanan, kami sudah di posisi untuk berlari, tiba-tiba nata memegang tanganku dengan erat. Aku sangat terkejut.
Alvin melirik tangan ku, aku menggeleng, alvin kembali melirik kedepan.
Suit! Kami menghilang, Suit! Nata berlari cepat.
***
Setelah berlari lama berjam-jam, akhirnya kita sampai di dekat gelang ke 4.
Tap! Nata berhenti, melepaskan genggamannya, berbalik badan. "sudah sampai, ada didepan" ujar nata.
"ayo kenapa pada diem" ujar aku berlari maju duluan, di ikuti nata dan alvin.
Seperti biasa kami akan melihat dari semak-semak yang ada di depan kita sekarang. Aku tau momennya sekarang beda, karena perdebatan tadi, aku berusaha agar tidak canggung dengan mereka semua, aku tidak suka momen canggung.
Sret! Aku membuka semak-semak dengan perlahan, sedikit terkejut melihat hewan yang besar, kayanya dua kali lebih besar dari pada aku.
"itu hewan ?" tanya alvin.
"mungkin, yang hidup tapi punya mata dan mulut itu hewan, seperti ikan-ikan kemarin." Jawab ku.
"namanya kepiting" ujar nata.
"akhirnya bersuara juga" ujar aku.
Nata melirik ke arah aku, aku tersenyum.
"dimana gelangnya?" tanya aku.
Alvin dan nata tidak menjawab, aku melirik ke arah mereka berdua, "kenapa lagi sih"
Alvin langsung mengangkat tangannya lalu menutup mata, memutarkan badannya, mencari gelangnya ada dimana.
"gabisa, ga ke jangkau" ujar alvin.
"harus turun?" tanya aku
"mungkin" jawab alvin.
Mereka buru-buru turun, hati-hati sebisa mungkin tidak membuat suara, agar kepiting itu tetap tidur.
Alvin langsung memeriksa lagi, raut wajahnya berubah seketika.
"ada apa?" tanya aku.
"aneh, gelangnya ada di perut kepiting" ujar alvin.
"hah?!" aku sedikit terkejut.
"kayanya kita harus lawan kepitingnya" ujar alvin.
"iya lah ngapain lagi" kesal nata.
Alvin hendak membalas, aku yang di sebelah nata menahan alvin dari kejauhan.
Alvin menghela nafas.
"yaudah, yuk coba lawan" ujar aku, melangkah maju alvin dan nata mengikuti.
Kepiting itu bangun perlahan, mengeluarkan nafas yang baunya aneh. Aku bingung ini masih di tengah hutan, tapi kepiting ini diam di tengah hutan.
Tanpa menunggu apapun kepiting itu langsung berdiri, dan membuka capitannya.
Aku dan lainnya sudah bersiap dengan kelebihan yang akan di aktifkan. Kepiting itu langsung menyerang kami dengan capitnya, untung kami langsung menghindar dengan cepat.
Suit! Kami menghilang, nata berlari dengan cepat menghampiri kepiting, Suit! Kami terlihat, Dum! Aku menghantam capitan satunya lagi, "aww" seru aku. Capitnya bergerak, Bug! Menghantam kami semua.
"hah? Ada apa?!" tanya nata buru-buru berdiri kembali.
"panas sekali" jawab aku sambil menahan panas di lengan.
Tangan alvin buru-buru mendekat, mengeluarkan cahaya hijau mendinginkan tanganku.
Capit kepiting itu terbang ke atas, lalu mengarah ke kami, nata menyentuh aku dan alvin, Suit! Nata berlari dengan cepat, mundur.
Dum! Capitan itu meleset mengenai kami.
Aku mencoba bangun. Tanganku sudah tidak terasa panas lagi, tapi bekas lukannya tetap masih ada.
"tidak beres, kita harus menyusun strategi" ujar alvin.
Nata melirik alvin.