Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 13 - Bab 13

Chapter 13 - Bab 13

Kami sudah 10 menit dalam sini, aku tidak tau kenapa hanya berhenti sampai disini membekunya, syukurlah aku masih bisa berbicara di dalam hati dan menggerakan mata.

Tiba-tiba tangan alvin dan kevin menyala hijau, tapi tetap tidak bisa di gerakan. Semakin lama es di bagian tangan alvin dan kevin meleleh sedikt-demi sedikit, alvin dan kevin terkejut.

tapi karena ikan itu masih berputar-putar, es yang tadi meleleh di tangan alvin membeku kembali.

Aku dan lainnya terus menatap alvin dan kevin secara bergantian. Tidak menunggu lama sepertinya alvin responnya sama sepertiku, fokuskan kelebihanya dari tangan saja mengantinya ke seluruh badan.

Alvin menutup mata, membuat semuanya kebingungan. Terus menutup matanya, cahaya di tangan turun ke sikut perlahan, tiba-tiba alvin membuka matanya.

Memberi kode 'tidak bisa' aku dan lainnya membuka mata lebar-lebar, berusaha menggerakan badan tapi tetap tidak bisa, alvin pun terkejut melihat tangannya yang sudah di luar es, tapi esnya membeku kembali perlahan.

Alvin buru-buru menutup matanya mengfokuskan kelebihannya untuk bisa pindah ke seluruh tubuhnya, kevin pun sekarang mengerti, mencoba mngikuti alvin, menutup matanya.

Cahaya hijau di dalam tangan alvin dan kevin sekarang turun ke sikut, pundak, kepala, sampai keseluruh badan, Bush!!! Es yang menutupi badan alvin dan kevin sekarang meleleh.

Aku dan lainnya terkejut, melihat kelebihan alvin meningkat, alvin buru-buru melelehkan badan ku dan kevin membantu alvin, Menutup matanya.

Es yang ada di Tangan, kaki dan badan aku pun meleleh sedikit-demi sedikit. Sekarang badanku sudah bebas dari es, tanpa menunggu lama aku, menghilang, mengayun cepat ke arah ikan itu.

Suit! Aku terlihat, Dum! Aku menghantam salah satu ikan itu. Ikan itu terbanting mengenai temannya. Es yang menutupin zaki dan lainnya pecah seketika, Suit! Aku menghilang.

Mengayun kebawah mengambil gelang itu, zaki pun mengikuti untuk mengambil gelangnya. Aku terkesima melihat gelang ke 3 sangat indah berkilau warna biru.

Tiba-tiba nafas ku sedikit sesak, dan yang lainnya pun terlihat menahan air masuk kemulut, aku melirik ke zaki. Zaki memberi kode untuk cepat naik ke atas, kami pun mengayun naik cepat ke atas.

Bush! Sudah di atas Aku dan lainnya menarik nafas panjang.

"ayo cepat naik" ujar nata.

Aku dan lainnya mengayun ke tepi laut, nata sudah ada di permukaan duluan, menarik aku dan lainnya secara bergantian.

Aku langsung menidurkan badan di atas pasir, menghela nafas panjang, di ikuti oleh alvin dan nata.

"hei" ujar zaki.

Aku, alvin dan nata melirik.

"kita akan duluan perjalanan" ujar zaki.

"hah?!" aku terkejut. "ga cape lo?" tanyaku.

"yah namanya juga ujian, gelang ke 2 kita ga dapet jadi harus cari team 7 untuk mengambilnya, lo cape?" tanya balik zaki.

Luna di belakang zaki tertawa pelan.

raut wajah ku berubah kesal, lalu menghela nafas.

"gua duluan yah" ujar zaki.

Aku dan lainnya mengangguk.

"terima kasih kawan" ujar zaki lalu menghilang, berlari.

"lo juga mau sekarang lanjut perjalanan?" tanya alvin ke arah ku, ragu.

"ya engga lah" ujar aku.

"yes yuhuu!!!" seru alvin.

Nata menghela nafas melihat tingkah aku dan alvin.

***

Kami akhirnya istirahat di tempat kemarin tidur, di atas ranting pohon yang sangat besar.

"kayanya kita harus melanjutkan perjalanan deh" ujar nata.

"sekarang?" tanya aku.

Nata menganguk.

"jangan nataaa!!" keluh alvin.

"ayo" ujar aku.

"ayolah vin" ujar nata.

Alvin masuk dalam posisi, nata tersenyum.

Suit! Kami menghilang, Suit! Nata berlari dengan cepat.

"hei gua lupa lagi jalannya" ujar nata.

"lah gimana ?" tanya aku.

"harus berhenti sebentar?" tanya alvin.

Nata mengangguk, Tap! Nata berhenti. Suit! Aku menonaktif kelebihan, kami terlihat.

Kami duduk di atas tangkai pohon. sudah tidak di suruh lagi, alvin langsung menyalakan sensornya.

Syukurlah ada waktu istirahat sebentar, aku merasa badanku tidak enak, mungkin karena tadi di dalam laut kelamaan.

Nata duduk sambil menutup matanya, untuk mengingat peta.

Sudah 20 menit menunggu nata. Aku sudah menyender di tangkai pohon sejak tadi, tiba-tiba alvin raut wajahnya berubah cemas.

"ada seseorang, cepat sekali menuju sini" seru alvin.

Aku terbangun, langsung menyentuh nata dan alvin, Suit! Aku menghilang, tapi tidak tahu kenapa, aku terlihat kembali, aku terus mengfokuskan kelebihan tapi tetap tidak bisa.

"mereka datang" ujar alvin refleks membuka matanya.

Aku terngengah-engah, cemas, bingung apa yang aku harus lakukan.

Nata masih menutup matanya, aku berusaha menyadarkan dengan cara menggoyangkan badannya.

"hai" seseorang cewe di belakang alvin sudah berdiri, tersenyum.

Aku berdiri, alvin dan nata pun mengikuti, "ada apa ini?' bisik nata.

"lawan saja" jawab ku.

Cewe itu menghilang seketika, nata menyentuh aku, berlari, tapi hanya lari biasa kelebihannya tidak aktif, nata membalikan badan, aku menggeleng. Dum! Pukulan mengenai pipiku, aku terhantam jatuh kebawah.

"uhuk! Uhuk!" badanku sakit sekali, susah untuk bergerak.

Alvin turun kebawah, untuk menolongku tapi telat alvin di hantap oleh seseorang cowo dari belakang, pukulan itu sepertinya tidak memakai kelebihan.

Alvin hanya tergeser biasa, aku berusaha bangkit, untuk membantu alvin. Tidak di beri kesempatan, baru aku mencoba untuk bangun seseorang menghantam punggungku dari atas, Dum!.

"ahkkkk!!!!" seru ku kesakitan.

Aku kesusah membuka mata, sekarang aku lebih baik tergeletak disini, badan ku benar-benar tidak bisa di gerakan.

Nata berlari ke arahku. Sekarang mereka sudah berdiri di depan kami.

Alvin mendekat ke arah aku dan nata, nata berusaha membantu membangunkanku, aku mencoba untuk berdiri.

Aku mencoba untuk berdiri tegak.

"kok kelebihannya ga aktif" bisik nata.

Aku menggeleng.

"ga yakin gua bisa lawan team ini" bisik nata.

"harus lari gitu? Lebih ga mungkin" balas alvin.

"hei, mau lo apa?" tanya ku.

"emang bagian penting dari ujian ini apa?" tanya cewe itu.

Aku diam sebentar. "gelang" bisik alvin.

Oalah aku tidak nyadar dengan hal itu, aku semakin cemas dengan gelangnya.

"ahkk!!" seru cowo itu melompat untuk menghantamku, tapi untung aku melompat ke arah kanan dengan alvin, sementar nata ke kiri.

"sial meleset" ujarnya.

Aku terengah-engah, mentap anggota team itu secara bergantian.

Cowo itu mengejar nata, sementara aku kehilangan tatapan cewe team itu, dia menghilang, tiba-tiba dia didepanku, aku buru-buru melompat mundu.

alvin pun ikut mundur dan mencoba melawan cowo satunya lagi, alvin dan lawannya berlari naik ke atas tangkai pohon.

Sekarang hanya aku dan cewe itu yang dibawah.

"sial" katanya.

Dia menghilang, aku meneliti kemana dia sekarang, dia terlihat, tapi dari sebelah, Dum! Aku terbanting jatuh kebawah.

"sial, gua ga bisa liat dia melangkah kemana" bisikku.

"ayo kita mulai" ujarnya di depanku berdiri.