Enjoy Reading Guys
♕♛♕
Sudah setengah jam Agnes mencoba fokus membaca beberapa novel ber-genre romantis yang dibelikan Jovin untuknya, dan selama 30 menit itu sudah 5 kali Agnes bolak-balik ke rak buku untuk menukar novelnya itu. Entah kenapa, dia seperti tidak fokus untuk membaca. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah, entah apa itu.
"Huh!" Agnes mendengus kesal lalu bangkit dari kasurnya dan mengembalikan novelnya ke rak buku seperti semula. Dia memutuskan untuk keluar dan berkeliling sekitar mansion mencari udara segar.
Agnes memegang railing tangga, menatap kelantai bawah yang terlihat sangat sepi. Gadis cantik itu lalu berjalan pelan menuruni anak tangga spiral yang dilapisi karpet merah itu.
Agnes semakin kagum dengan mansion ini, seperti berada disebuah kerajaan. Gadis cantik itu bahkan tidak pernah bermimpi untuk tinggal ditempat seperti ini.
"Mau kemana, nona?" Sebuah suara berhasil mengagetkan Agnes membuat gadis itu sedikit berjingkat.
"A-aku, hanya ingin berjalan-jalan sekitar sini. Aku sedikit bosan dikamar," ucap Agnes pelan dan sedikit gugup.
Pria itu kemudian berbalik membelakangi Agnes lalu menekan sebuah alat komunikasi yang terpasang di telinganya. Entah dengan siapa pria itu berbicara lewat benda itu, Agnes tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
Tiba-tiba pria itu berbalik menghadap Agnes membuat gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Ayo, saya akan menemani nona," ucap pria itu lagi membuat Agnes menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia merasa bingung.
Tanpa bicara, Agnes kembali melangkahkan kakinya turun dari tangga dan melenggang pergi menuju pintu utama. Tujuannya adalah pergi ke sayap kanan mansion, menikmati pemandangan taman dengan berbagai macam bunga-bunga disana.
Agnes menatap kagum pemandangan taman itu, cahaya dari lampu taman dan rembulan pada malam ini begitu cantik menghiasi taman itu. Agnes dibuat kagum olehnya.
Gadis itu memejamkan matanya menikmati aroma dari bunga-bunga yang ditanam disana. Perlahan, kakinya mulai menuruni beberapa anak tangga sebelum berpijak diatas hijaunya *rumput swiss.
Dengan langkah pelannya Agnes menelusuri taman itu hingga sampai ke sebuah kolam air mancur yang berada ditengah taman.
Gadis itu mendekat ke kolam, lalu mengangkat tangannya menyentuh air mancur. Agnes tersenyum manis merasakan tangannya yang basah lalu menarik tangannya dan kembali berjalan memutari kolam air mancur itu.
Saat sedang berjalan mengitari, matanya tidak sengaja menangkap beberapa ranting yang berserakan. Agnes kemudian sedikit menunduk lalu mengambil ranting itu, seketika pikirannya langsung tertuju kepada *flower crown.
Setelah mengambil ranting itu, matanya menelusuri beberapa bunga-bunga yang akan ia kumpulkan untuk membuat flower crown.
Setelah mendapatkan semua bahannya, Agnes kemudian melilitkan ranting pohon itu satu sama lain hingga menjadi sebuah lingkaran. Lalu menghias ranting itu dengan berbagai macam bunga-bunga kecil yang cantik.
"Selesai, yey!" ucap Agnes dengan girang menatap karyanya.
Dua buah flower crown pun sudah jadi hanya dengan waktu beberapa menit. Agnes pun mulai meletakkan salah satu karyanya itu diatas kepalanya, lalu berdiri dan mulai melangkahkan kakinya kesebuah gazebo tua yang terletak tidak terlalu jauh.
Saat kakinya mulai masuk kedalam, Agnes dibuat tercengang. Dari semak-semak didepan sana, satu persatu kunang-kunang mulai menampakkan diri hingga cahayanya terlihat sangat indah ditengah kegelapan.
Gadis itu mengangkat tangannya saat melihat seekor kunang-kunang terbang mendekat, Agnes lalu melebarkan senyumnya melihat hewan bercahaya itu hinggap dijari telunjuknya.
"Cantik sekali," gumam Agnes menatap kagum kunang-kunang itu.
Sudah lama sekali ia tidak melihat kunang-kunang, salah satu hewan malam yang Agnes sukai karena cahayanya yang indah.
***
• Mansion Jazzton | 8.15 AM
Sekitar pukul 7 pagi Agnes bangun dari tidurnya yang nyenyak dan langsung bersiap-siap untuk melakukan olahraga raga ringan. Seperti berlari mengitari setengah dari luasnya taman yang berada di sayap kanan mansion, lalu istirahat 5 menit sebelum dirinya ikut kelas yoga.
Agnes mengusap peluhnya yang membanjiri, ia sudah selesai melakukan putarannya. Cukup melelahkan namun tubuhnya terasa ringan sering. Gadis itu kemudian berjalan santai sebelum menduduki tubuhnya di kursi santai yang terdapat di taman itu.
Setelah istirahat hampir 5 menit, Agnes kembali bangkit lalu berjalan masuk kedalam mansion tempat dirinya akan berlatih Yoga bersama guru yang disewa Jovin.
Gadis itu berjalan santai melewati beberapa penjaga yang menjaga disetiap sudut mansion sambil bersenandung ringan, awalnya memang biasa saja, para penjaga itupun terlihat seolah tidak peduli. Namun, saat melewati seorang penjaga dengan hidung yang sedikit bengkok, Agnes merasa tidak nyaman.
Terbukti saat gadis itu sudah melawatinya beberapa langkah, ia menyempatkan untuk berbalik. Dan benar saja, penjaga itu menatapnya dengan tatapan kurang ajar membuat bulu kuduk Agnes meremang.
Gadis itu kembali menatap kedepan sambil meremas kuat botol minum yang digenggamnya, ia jadi merasa tidak nyaman apalagi pakaiannya cukup terbuka. Hanya menggunakan workout atau yoga outfit yang super ketat berwarna hitam, sepatu berwarna putih dengan rambutnya yang sanggul.
Bukankah penampilan Agnes cukup membuat orang disekitarnya berfantasi? Tapi, bukankah itu wajar? Orang-orang sudah sering menggunakan pakaian seperti Agnes saat berolahraga ataupun sekedar jalan-jalan.
"Pria cabul!" gerutu Agnes dengan jantung yang sedikit berdebar-debar. Ada setitik perasaan takut yang hinggap dihatinya, bagaimanapun juga Agnes tidak pernah diperlakukan seperti itu.
Gadis itupun melanjutkan langkahnya cepat dengan wajah yang tidak nyaman. Hal itupun tidak luput dari pantauan seorang pria bermata biru didalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh layar besar yang menampilkan berbagai sudut dari mansion Jazzton.
Pria itupun langsung menghubungi atasannya untuk melapor.
"0890," ucapnya singkatnya.
Sambungan itupun terputus, pria bermata biru itu lalu menyungging senyum miring sambil mengangkat gelas berkaki yang didalamnya terdapat sebuah cairan berwarna putih bening.
"Mari bersulang untuk kematianmu," ucapnya lalu meminum dengan sekali tegukan cairan bening itu.
* * *
• Ruang Theater | 1.30 PM
Saat ini, Agnes sedang menunggu kedatangan dari Jovin yang sedari malam hingga pagi menjelang pria itu tidak kembali ke mansion dikarenakan pekerjaannya yang menumpuk.
Agnes menatap layar besar didepannya yang menampilkan sebuah film animasi, Frozen II yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios yang meraih keuntungan penghasilan karya sebesar USD1.450 miliar, atau sekitar Rp 21,2 triliun.
"Hey," sapaan dari seorang pria dibelakang Agnes berhasil membuat gadis itu menoleh lalu tersenyum manis.
"Maaf karna membuatmu menunggu lama," ucap Jovin setelah menduduki tubuhnya tepat disebelah Agnes.
Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak apa," ucapnya.
"Bagaimana? Apa kau nyaman disini?" tanya Jovin menatap dalam wajah Agnes dari samping.
"Emh, iya," jawab Agnes tanpa ragu sambil melirik sekilas Jovin lalu kembali menyaksikan film yang terputar didepannya.
"Benarkah?" tanya Jovin lagi, seolah mengetahui apa yang dialami gadis cantik itu tadi pagi.
Agnes mengangguk. "Iya, aku tidak berbohong," ucap Agnes tanpa mengalihkan tatapannya.
"Oke," ucap Jovin singkat.
Beberapa menit telah berlalu Agnes menyaksikan film animasi itu dengan jantung berdebar sedangkan Jovin terus menatap wajah cantik gadis itu dari samping tanpa mengalihkan tatapannya.
"Sangat cantik," ucap Jovin dengan suara pelan sambil mengusap lembut kepala Agnes membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.
"Terimakasih," balas Agnes dengan suara sangat pelan namun masih bisa didengar oleh Jovin.
Pria itu terkekeh kecil saat mendengar balasan yang terdengar sangat polos itu membuat wajah tampannya semakin terlihat tampan Dimata Agnes.
"Betapa beruntungnya aku bertemu denganmu," ucap Jovin setelah menyelesaikan kekehannya sambil mengusap lembut pipi Agnes yang sedikit berisi itu.
Jovin dibuat terpanah oleh kecantikan gadis remaja yang usianya terpaut 6 tahun dibawahnya itu. Wajar saja para pria cabul tidak bisa mengalihkan perhatian mereka dari Agnes, gadis remaja itu sangat amat cantik dengan sikap polosnya. Namun sekarang berbeda, Agnes sudah memiliki *Evil Guardian, yang akan melenyapkan siapapun yang berani membuat gadis cantik itu merasa tidak nyaman.
Bersambung...
______________________________________________
Note!
*Flower crown, si mahkota bunga adalah aksesori yang sudah terkenal sejak berabad-abad lalu dan memiliki arti tradisi tersendiri. Bermula dari Yunani kuno hingga saat ini, Flower crown merupakan hal yang umum di Yunani kuno, biasa dikenakan di acara-acara khusus untuk menghormati dewa dan dewi. Pada era yang sama flower crown yang terbuat dari daun juga menjadi mode, Julius Caesar salah satunya. Flower Crown jenis ini akan dianugrahkan kepada para tentara yang memenangi perang sebagai rasa hormat. hal itu terus berlanjut sampai abad pertengahan di Eropa. (Lebih lanjut kalian bisa search di google)
*Rumput Swiss adalah jenis rumput yang memiliki tekstur paling halus di antara jenis rumput lainnya. Rumput ini terlihat rapi, sehingga cocok sebagai penghias taman idaman.
*kata Gazebo berasal dari kata gaze (Inggris) artinya memandang, dan ebo (Latin) artinya ke luar, sehingga maknanya kurang lebih menjadi tempat untuk memandang ke luar, banyak juga yang menyebut saung karena digunakan untuk tempat santai. Kuncinya adalah suasana alami, keakraban, kenyamanan dan keindahan.
*Evil Guardian, ini tuh sebenernya kebalikan dari kata Guardian Angel yang artinya malaikat penjaga atau roh penjaga. Tapi versi menjaga EG ini beda, artinya sendiri adalah Penjaga jahat, iblis penjaga. Dimana dia akan membunuh siapapun yg berani mengusik orang yang dia jaga ini. (Versi saya)