Chereads / Mr. Mafia (Moved to a New Link) / Chapter 10 - MM • IX

Chapter 10 - MM • IX

Hari ini hari kedua Agnes melaksanakan perjanjiannya untuk menjadi partner Jovin diberbagai acara.

Gadis cantik itu mengenakan sebuah dress hitam CHANEL yang pernah dikenakan Christy Turlington pada Haute Couture Show, musim semi - musim panas 1992-1993. Gaun itupun pernah dikenakan oleh Lily Rose-Depp di Met Gala 2019.

Dress hitam itu begitu kontras dengan kulit putih Agnes, terlihat pas membalut tubuhnya yang ramping

Setelah para penata rias selesai dengan tugasnya, Agnes langsung berdiri dari duduknya. Menatap pantulan dirinya di cermin besar yang berada dalam walk in closet itu.

Surai coklat madunya yang indah itu lagi-lagi dibiarkan tergerai dengan bebas, cukup lama mengagumi diri sendiri hingga sebuah ketukan pintu membuatnya sedikit tersentak.

Terlihat disana Jovin sedang berdiri tegap menatapnya dengan senyum miring yang membuat Agnes gugup.

Pria itu menggunakan setelan lengkap. Celana, vest/rompi, dasi serta jasnya berwarna senada yaitu hitam sedangkan kamejanya berwarna putih dan sepatu pantofel kulitnya berwarna coklat tua. Jangan lupakan sebuah arloji branded serta anting hitam kecil yang selalu terpasang ditempatnya.

"Sudah siap?" tanya Jovin dengan suara beratnya sambil berjalan dengan langkah pelan mendekati Agnes yang masih membelakanginya.

"Tentu," balas Agnes sedikit gugup menatap pantulan Jovin dari cermin besar itu.

Jovin berdiri dibelakang Agnes cukup dekat, pria itu lalu mengangkat tangannya menyentuh pinggang Agnes membuat gadis itu tegang. "Ayo," ajaknya dengan suara rendah dan diangguki oleh Agnes dengan sedikit kaku.

Keduanya berjalan keluar dengan tangan Jovin yang berada dipinggang gadis cantik itu.

Jovin dengan gantlenya membukakan pintu mobil untuk Agnes, setelah gadis itu masuk Jovin langsung menutup pintunya dan beralih masuk kepintu lainnya.

Tanpa berlama-lama pria itu langsung menancapkan gasnya diikuti tiga mobil hitam yang berjejeran dibelakang Ferrari yang dikendarai Jovin dan Agnes.

* * *

Pasangan itu tiba disalah satu hotel mewah kota ini, begitu Ferrari hitam mengkilap itu berhenti tepat didepan lobi hotel Jovin langsung turun dan membukakan pintu untuk pasangannya, Agnes.

Setelah itu Jovin langsung melempar asal kunci mobilnya dan ditangkap salah satu anak buah pria itu.

Mereka berdua—Jovin dan Agnes, berjalan memasuki hotel setelah memberikan sebuah undangan merah kepada penjaga disana.

Mata indah milik Agnes menatap sekitarnya yang tidak terlalu ramai, beberapa langkah dari mereka ada sepasang kekasih yang juga akan menghadiri pesta terlihat dari dress code hitam dan juga topeng yang mereka kenakan.

*Masquerade party, Agnes baru mengetahui setelah Jovin memberikannya sebuah kotak hitam yang berisi sarung tangan sebatas siku dan sebuah topeng untuknya saat mereka akan tiba dihotel. Cukup terkejut, tapi Agnes langsung memakainya tanpa banyak bicara. Gadis itu belum pernah menghadiri pesta topeng kalangan berada, ia pernah menghadirinya dirumah teman gadis itu saat Halloween. Pestanya pun sangat sederhana.

"Nanti, jangan sampai lepas dari pengawasanku. Dan jangan berbicara ataupun berkenalan dengan para pria disini, paham?" jelas Jovin dan diangguki oleh Agnes.

Saat kedua pasangan didepan mereka masuk kedalam lift, Jovin memilih untuk masuk ke lift yang berbeda.

Setelah pintu lift itu tertutup dan mulai naik keatas, Agnes merasa pasokan udara yang ada dalam ruang itu seakan menipis saat tangan besar Jovin mengusap lembut pinggangnya membuat Agnes sedikit meremang.

Tangan pria itu semakin aktif bergerak dari pinggang hingga ke perut Agnes membuat gadis itu dengan sengaja menjatuhkan cincin berliannya kelantai sebagai pengalihan. Saat ia akan menunduk untuk mengambilnya, Jovin justru menahannya dan langsung berjongkok untuk mengambil cincin itu tepat didepan kakinya.

Agnes menggigit kecil bibir bawahnya saat Jovin menatapnya dengan tatapan tajam, pria itu kemudian berdiri didepannya dengan tatapan dalam yang tidak lepas dari gadis itu.

Mengambil tangan Agnes lalu memakaikan kembali cincin itu dijari manis, setelah itu mencium tangannya dengan dalam, meresapi bau memabukkan dari gadis itu. Jovin dibuat candu oleh gadis cantik didepannya itu.

Ting!

Agnes bernapas lega sambil mengucapkan banyak syukur dalam hatinya setelah pintu lift itu terbuka, demi apapun Agnes sangat gugup berada satu ruangan yang cukup sempit bersama Jovin. Bukan apa-apa, tapi jantung gadis itu berdetak tidak normal, Jovin dan tatapannya seakan menyirih Agnes, mengambil alih kontrol tubuh dan pikirannya.

Jovin menyingkir lalu meletakkan tangan besarnya kembali dipinggang Agnes, mereka berdua keluar lalu berbelok dan masuk kedalam ballroom hotel tersebut.

Agnes menatap kagum sekelilingnya, benar-benar mewah. Batin gadis itu.

"Selamat." Ucapan Jovin berhasil mengalihkan perhatian Agnes. Gadis itu lalu menatap kedepan, seorang pria berambut pirang yang memakai topeng berwarna maroon. Mungkin dia pemilik acara ini, pikir Agnes.

Pria itu lalu terkekeh. "Aku ingat suaramu, Tuan Jazzton. Terimakasih telah menyempatkan waktu berhargamu untuk menghadiri pesta kecilku ini," ucap Pria itu.

Agnes sedikit tercengang mendengar ucapan pria itu.

Jovin mengangguk singkat sebagai jawaban, pria itu lalu kembali melangkah tanpa pamit kepada sang pemilik acara. Berjalan menuntun Agnes kesebuah meja bundar yang diisi oleh dua orang pria dan wanita.

Kening Agnes dibalik topeng itu sedikit ditekuk, terlihat disana hanya menyisakan sebuah kursi. Jika Jovin bergabung disana, lalu dimana gadis itu akan duduk? Dimeja kah? Pikir gadis itu bertanya-tanya.

"Woho, aku tahu itu kau Jazzton. Apa kabarmu hm?" sapa seorang pria berambut hitam legam kepada Jovin, semua orang yang berada dimeja bundar itu lalu berdiri menyambut Jovin.

"Baik," balas Jovin singkat lalu menduduki dirinya, setelah itu keempat orang tadi langsung ikut duduk.

Agnes yang masih berdiri disebelah Agnes dengan tangan Jovin yang masih berada di pinggangnya menjadi kaku saat tatapan orang-orang itu menatapnya.

"Siapa wanita cantik disebelah mu itu, Tuan Jazzton?" tanya seorang pria berambut hitam yang diikat rapi kebelakang.

Jovin menyungging senyum miringnya. "Seseorang yang spesial," balasnya lalu menarik cukup kasar Agnes hingga gadis itu jatuh kepangkuan Jovin.

Pria itu lalu mengambil satu tangan Agnes lalu melingkarkannya dileher Jovin, tangan pria itu lalu menarik tubuh Agnes semakin mendekat.

Para pria yang satu meja dengan mereka langsung terkekeh melihat tingkah Jovin yang sangat tidak biasa.

"Jo," bisik Agnes. Ia mulai merasa tidak nyaman berada diposisi ini, apalagi banyak pasang mata yang menatapnya dengan dingin.

"Relaks," bisik Jovin sambil mengusap lembut pinggangnya membuat Agnes menunduk dan tidak berkata apa-apa lagi.

"Jangan takut, setelah ini aku akan mencongkel mata mereka yang menatapmu," bisik Jovin membuat Agnes membulatkan matanya.

Gadis itu mencengkeram kuat pundak Jovin, menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Jangan lakukan itu," ucap Agnes memohon dan dibalas kekehan oleh pria itu.

"Okay, sesuai keinginanmu," ucap pria itu membuat Agnes bernapas lega mendengarnya.

Bersambung...

______________________________________

Note

*MASQUERADE party atau yang biasa disebut dengan Masquerade Ball Party ialah tradisi pesta topeng kelompok borjuis dari Eropa yang dijalankan secara turun-temurun. Tamu yang hadir ke dalam pesta topeng umumnya harus mengenakan topeng. Mereka akan berdansa dengan siapapun tamu yang hadir.