Chereads / Diary Of Riana / Chapter 9 - Pengaruh

Chapter 9 - Pengaruh

***

Riana melihat Nana yang membuka matanya yang berat perlahan. Nana bangun perlahan dari tempat tidurnya. Nana melihat ke arah depan dengan wajah diam. ia melihat ke arah Riana . ia langsung memeluk Riana di sampingnya itu. seluruh tubuhnya gemetaran. tidak mempedulikan apapun. Nana segera menenggelamkan wajahnya pada baju Riana dengan ketakutan merambat.

"Aku takut...Riana" bisiknya pelan. Riana mengelus surai Nana perlahan.

"Tenang, aku ada bersama-mu"

***

hari selanjutnya. Riana masih memberikan obat itu pada Nana secara rutin setiap harinya. Efeknya mulai terasa. Nana sering tidur sendiri dan kadang kadang ia mulai berhalusinasi dan mulai jatuh pingsan sendiri. Saat itu Riana yang akan menahannya. dan kembali membawanya ke UKS. sama seperti saat ini. Nana masih tampak seperti gadis biasa. masih sehat. dia bahkan tertawa bersama teman teman lain yang sebangku dengannya.

***

Kring!

***

saat bunyi bel berdering. Nana langsung bangkit dari tempat duduknya. langsung menuju ke tempat Riana yang ada di depannya. ia dekat sekali dengan Riana. tapi tiba-tiba saja pandangannya memudar. rasanya seperti bergoyang. padahal tadi ia baik baik saja. senyum Nana langsung luntur saat perasaan aneh itu melanda. ia mendekat dengan tertatih-tatih. kedua tangannya dia lambaikan seperti orang buta ke arah depan. mencoba mencapai Riana yang duduk depannya. tanpa menoleh sedikitpun. ia hanya melihat ke depan. tanpa mempedulikan Nana disana.

"Riana..kau...jauh sekali..." bisik Nana pelan. bahkan saat berbicara rasanya sangat susah sekali. ia hanya bisa melambai lambai. dan Riana hanya diam melihat semua itu. Nana berjalan ke arahnya yang seharusnya bisa ia raih dengan mudah. rasanya begitu jauh. wajah Nana tampak kepayahan. Riana sama sekali tidak berbalik.

"Ria-na" panggil Nana lagi. kedua matanya semakin mengelap. tenaganya mendadak menghilang. tangannya ia lambaikan ke arah Riana. mencoba mengapai lagi tapi tidak bisa. jaraknya masih terlalu jauh. dan kesadaran Nana benar benar menghilang.

***

Bruk!

***

hari hari semakin berlalu. kesehatan Nana semakin memburuk. tapi Riana membohongi dengan mengatakan kalau Nana menderita anemia. sebagai sahabat dekatnya. Riana dipercayai. Riana melihat ke arah Nana yang kini di pindahkan tempat duduk bersamanya di kursi belakang. Nana lagi lagi sedang terkena efeknya. Nana merasa pikirannya terasa berlalu lalang. ia memegang kedua sisi kepalanya yang terasa seperti mau meledak. Riana menatapnya dalam diam. ia mendekat dan berbisik pelan di sebelah Nana.

"Nana..kau..itu..jelek sekali" bisik Riana pelan. Nana merasa semakin pusing. kata kata itu terasa berputar. Riana tersenyum tipis melihat itu. rasa sakit nya berkurang setiap kali melihat Nana menderita. lagi dan lagi. sepanjang pelajaran berlangsung. Riana selalu ada di samping Nana. membisikkan segala sesuatu yang membuat Nana menjadi semakin merasa pusing. membuat kewarasan Nana semakin termakan dengan perlahan-lahan setiap berada di samping Riana.

"Nana.. lihatlah semuanya membenci mu. kau seperti...or-ang...gi-la" bisik Riana lagi. kali ini dalam pelajaran mat. Nana memegang kedua kepalanya dan menunduk. ia merasa tidak tau lagi yang mana yang nyata dan tidak nyata. semuanya terasa sama saja. semua itu semakin buruk. dan hanya Riana yang tau akan hal itu. Obat itu terus ia berikan secara rutin di botol Nana.

***

Hari hari berlalu. kesehatan Nana menjadi semakin memburuk saat ia mulai memberontak seperti orang gila. ia berteriak teriak dan ketakutan pada waktu tidak terduga. tidak mau ada seorangpun yang menyentuh-nya. ketika hal itu terjadi. Nana akan memegang kedua sisi kepalanya dan merasakan rasa pusing yang tidak dimengerti orang lain. berjalan sempoyongan dan tidak mempedulikan wajahnya yang mulai berantakan tak terawat. disaat seperti itu-lah, Riana yang selalu datang dan bertingkah seperti pawang Nana.

Nana selalu tenang ketika ada Riana. dan Riana akan menemani Nana. di UKS hanya berdua. duduk di lantai disana. Nana hanya menyatukan kedua kakinya di sisi kanan. dan Riana di sebelah nya menatap ke arah Nana yang sudah semakin tampak kacau. kedua mata Nana yang was was. dan ia gemetaran setiap saat. takut akan sesuatu hal yang tidak nyata. atau bisa disebut halusinasi yang selalu berputar dalam kepalanya. dan itu semua karena obat yang diberikan oleh Riana setiap harinya.

"tenang saja Nana. aku akan selalu disisimu....jadi gak masalah. jika orang lain membencimu ya?" seru Riana pelan. kata kata itu selalu di ucapkan Riana disaat Nana merasa terpuruk. dan itu akan terus membuat Nana menjadi semakin terpuruk. dan mulai menjauhi orang lain dan hanya mempercayai Riana seorang saja. Nana hanya dekat dengan Riana saja. Riana sudah seperti keluarga nya. otomatis hanya Riana lah yang ia dekati saat ini. meksipun ia sudah tidak kenal siapapun. dan disaat ia sudah terpengaruh dalam obat itu.

***

Nana sudah tidak bisa lagi membedakan halusinasi dan kenyataan. ia akan sepenuhnya menjadi gila.

***

hari hari berlalu. dan Nana menjadi bergantung pada Riana saja. ia mulai dijauhi oleh anak anak lain dan dicap sebagai anak yang gila atau gak waras. sedangkan orang tua Nana sudah dihubungi. tapi mereka jauh lebih mementingkan pekerjaan sendiri dan baru pulang sebulan kemudian. atau bahkan tidak sama sekali. disaat seperti ini. Riana lah yang bertanggung jawab. Nana tidak mau tinggal dirumah Riana. dan ketika Nana sedang menjadi maka Riana yang akan di panggil. semua orang kini tidak lagi mendekati Nana. mereka semua membenci Nana dan menganggapnya aneh.

***

Rencana Riana berhasil!.

***

Riana melihat Nana si sampingnya yang sudah sangat kacau. rambut nya sudah tampak berantakan dan ia tampak sangat jelek dan kacau. Ia melihat ke arah obat yang ada di laci nya itu. ini berhasil. rasa sakit hatinya terbalaskan saat melihat penderitaan Nana. saat ia melihat Nana di jauhi oleh semua orang atas hal yang bukan kesalahannya. saat Nana tidak lagi merupakan seorang yang ceria dan senyum itu menghilang setelah beberapa hari lamanya sejak ia memberikan obat itu.

dirinya yang biasa saja ini. dia mungkin jahat. ia tau kalau perbuatannya sangat jahat. tapi ia tidak mungkin akan berhenti. setelah ini. setelah ini. maka haru akan melihatnya. ia tidak akan lagi melihat Nana yang sudah seperti ini. disampingnya dialah yang kini paling cantik bukan lah Nana yang selalu mendapatkan semuanya. kali ini ia yang akan mendapatkan nya. dan akhirnya. perasaannya akan terbalaskan. dia yang selalu kesakitan. kini giliran dia yang akan mendapatkan semuanya.

***

bukan hanya kau Nana. aku juga mau mendapatkannya. Diriku, Riana ini.

***