***
jauh dari tempat duduk mereka. tampak seorang anak lelaki yang sangat pendiam disana melihat ke arah bangku Riana dan Nana. tatapannya menatap tajam dan lalu ia balik menulis di buku di atas mejanya tanpa di ketahui oleh si pelaku yang dilihatnya itu. teman sebangkunya menyenggol pundak dari sosok pemuda di sebelahnya itu.
"Ada apa...Rahel?"
"Gak ada apa apa" seru dia. kedua matanya menatap penuh arti ke arah kedua gadis yang duduk dibelakang itu. seperti mencari cari sesuatu disana. dan ia balik lagi mengerjakan tugas tanpa berkata apapun. teman sebangku nya hanya bisa menggeleng melihat tingkah aneh dari temannya itu.
***
Riana berjalan ke arah kantin. membeli makanan disana. bersenandung saat mengingat bagaimana perhatian yang ia dapatkan tadi. ia seperti pahlawan. Riana berbalik. ia menuju ke kelas. dan melihat ke arah Nana yang sedang duduk sendirian disana. dengan wajah yang susah tidur. Riana memasang sebuah senyum tipis dan duduk di sebelahnya. menawarkan makanan. tapi Nana hanya mengeleng dan kembali menenggelamkan wajahnya di dalam lipatan tangannya. tubuh Nana yang sudah semakin kurus. menampilkan tulang berbungkus kulit disana.
***
Riana mendapatkan ide kalau ia akan mengurung Nana di suatu tempat yaitu perpustakaan. Riana menyelipkan sebuah radio disana untuk merekam bagaimana Nana akan memberontak seperti orang gila disana. Riana membawa nana ke arah perpustakaan saat tidak ada orang. dan ketika sudah sampai di depan. wajah Riana langsung berubah menjadi kosong dan ia begitu saja mendorong Nana masuk ke dalam sana dan mengunci pintu itu dari luar. terdengar dari luar Nana yang kaget. dan memanggil namanya dengan nada ketakutan. namun Riana yang ada diluar hanya menempelkan sisi wajahnya ke arah pintu. mendengar perkataan Nana yang seperti lagu itu.
"maaf Nana...Dadah. sampai ketemu nanti ya~" seru Riana. memejamkan kedua matanya sejenak tanpa perasaan dan kemudian ia begitu saja pergi dari sana. dengan kedua mata yang kosong meninggalkan Nana seorang diri disana. wajah Riana yang hanya menampilkan wajah tanpa ekspresi sedikitpun. perasaannya yang entah sejak kapan sudah menghilang. semua ingatan nya terasa menghilang dan berganti dengan ingatan yang membuat ia semakin membenci Nana. ia tidak mau hancur sendirian. maka Nana-lah yang harus hancur mengantikkan-nya...dan melihat Nana yang seperti ini membuat ia menyadari satu lagi kenyataan yang tersembunyi di dalam dirinya.
***
kalau ia sebenarnya membenci Nana. ia benci setiap melihat kelebihan dalam diri Nana yang tidak dimilikinya. ia ingin bersinar layaknya bintang. tidak selalu menjadi anak yang biasa-biasa saja. dan hal itu perlahan muncul saat ia merasakan kalau dirinya semakin menderita saat menyadari kalau cinta pertamanya begitu saja di ambil oleh Nana. dan Nana yang tersenyum tanpa sekalipun menderita. membuatnya menjadi semakin membenci Nana dan kebenciannya membawanya terhadap aksi antagonis ini..., ia membuat Nana menderita karena dirinya.
"..."
Riana tau diri nya begitu kejam. membuat sahabatnya sendiri menjadi kecanduan akan hal itu dan masih bertingkah seolah semuanya baik baik saja. Riana meremas tali tasnya. ia seharusnya sudah terbiasa dengan hal itu. tapi.., Riana bisa merasakan ada bulir air mata yang jatuh mengalir dan menetes membasahi seragam nya tanpa disadari. Riana melihat ke arah bawah. air mata?. ia menangis?. sejak kapan?. perasaan bersalah menyakitkan apa ini?. ia seharusnya sudah terbiasa dengan semua ini. tidak seharusnya ia merasakan hal seperti ini. ia merasa sakit saat ini. ia sudah memutuskan akan melakukannya. Riana, hentikan air mata itu. hentikan perasaan itu!.
***
Berhenti seperti itu!.
***
Berhenti berputar dalam pikirannya!.
***
benar, aku adalah antagonis. Di dalam cerita ini dirinya yang melakukan semuanya. Riana bersalah. Antagonis tidak akan merasakan hal seperti ini!.
***
ya..dia adalah antagonis dalam cerita ini. dan antagonis seperti-nya. melakukan semua ini agar dirinya tidak tersakiti. kalau Nana tidak tersakiti maka dirinya-lah yang akan tersakiti. dan sekarang pun ia melakukannya dan dirinya yang juga tersakiti.
***
Sementara itu di tempat lain. haru sedang mengantarkan tugas di ruang guru. langkahnya terhenti saat mendengar suara sayup sayup disana. haru berhenti melangkah. dan mendekatkan wajahnya ke arah pintu perpustakaan. ia membulatkan matanya saat mendengar ada suara seseorang disana. dan itu sangat ia kenal.
***
Bruk
***
haru seketika meletakkan benda itu ke atas lantai. dan langsung mengabaikan semuanya. ia langsung mendobrak pintu itu dan mendapati ada seseorang disana yang sedang berlutut disana. sendirian. tanpa seorangpun. haru, menutup pintu perpustakaan dan berjalan perlahan ke arahnya. suara itu. suara yang terasa menyedihkan.
"Hei...Nana...kau tidak apa apa?" tanya haru. ia menunduk di depan Nana yang menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya. Nana hanya diam. haru merasa khawatir. karena ia mendengar gosip tidak mengenakkan tentang Nana. ia tidak bisa menemui Nana seminggu ini karena ada urusan sebagai ketua OSIS. biasanya ia selalu bersama Nana saat istirahat dan waktu waktu tertentu. ia rindu berbicara dengan Nana lagi.
Haru mengarahkan tangan kanannya pada Nana. Nana gemetar. haru terus mengarahkan tangannya dengan perlahan dan saat ia menyentuh lengan Nana. Nana langsung bangkit dari sana. ia menatap dengan raut wajah yang sangat berantakan. Haru menatap dengan khawatir kepada Nana. Nana menunduk. membiarkan rambut nya yang sudah panjang itu berantakan tidak karuan. rambut yang biasanya selalu tampak rapi itu sangat kacau.
"Hei Nana..ini aku haru" seru haru perlahan. ia mendekati Nana dengan perlahan agar Nana tidak takut. Nana tampak gemetaran. ia tidak seperti biasanya. Nana berkali kali menepis haru yang hendak mendekatinya dengan sangat kasar. ia terus mundur dan berteriak tidak karuan. haru, lelaki itu tidak merasa jijik atau apapun. ia hanya ingin mendekati Nana.
"Ini aku haru!" seru haru lagi. ia masih tidak menyerah.
"Jangan mendekat!!, jangan mendekat!. aku ...aku ini kotor. aku jelek" bisik Nana pelan. ia memegang kedua sisi bajunya dengan kedua tangannya. meremas kuat kuat. ingatan itu lagi lagi terbesit dan seperti berputar putar menyalahkan Nana atas segalanya.
Haru merasa sangat kasihan melihat kondisi Nana yang seperti ini. rasanya seperti dirinya ikut sakit saat melihat Nana seperti itu. Nana mulai mencakar dirinya sendiri. Haru menunduk sejenak. ia merasa sangat sakit saat melihat Nana melukai dirinya seperti ini. kedua matanya menatap kearah Nana dengan tatapan tajam. jika cara seperti ini tidak mempan. maka ia harus mendekati Nana secara paksa. ia tidak tahan bila harus melihat Nana seperti ini.
***
Nana yang biasanya selalu ceria.
***
Nana yang cantik dan tersenyum.
***
"maaf" bisik haru pelan. kemudian ia terus mendekat. Nana berteriak menolak saat haru malah semakin mendekat. membiarkan Nana mencakar dirinya. haru segera memeluk Nana di depannya itu. merengkuh tubuh kecilnya itu. Nana terkejut. ia terdiam sejenak. dan kemudian kembali memberontak lagi. menyalahkan dirinya atas segala hal yang tidak ia lakukan.
"Hua!. Nana kotor, jangan sentuh!"
"..."
"Nana kotor!. Nana gila!"
"..."
haru memeluk Nana. membiarkan Nana memberontak dan mencakar cakar punggungnya. ia bahkan mulai mengigit telinga haru membuat haru sedikit meringis kesakitan. haru membiarkan Nana berbuat seperti itu. haru memeluk Nana yang memberontak itu. ia mengarahkan salah satu tangannya mulai mengelus surai pirang berantakan milik Nana dengan lembut berusaha untuk menenangkan nya.
***
Siapapun tolong Nana!.
***
kelam!. siapapun!.
***
bebaskan Nana. temukan Nana.
***
P...please...?.
***
"Nana..Nana sangat gila!, Nana jelek" bisik Nana lagi. air mata terus berlinang di pelupuk matanya. rasanya sakit sekali. kepalanya seperti berputar tidak karuan. semuanya terasa aneh. kata kata itu terus mengulang dan terbesit dalam kepalanya. Nana sudah lelah. ia sangat lelah. ia tidak lagi mencakar melainkan meremas kuat punggung haru yang masih setia memeluknya. rasa sakit itu terus menghantuinya seperti sengaja mengambil kewarasan Nana seperti ini. Nana tidak tahan lagi. tolong Nana. Siapapun tolong.
"Hiks..Nana..Nana..gila" gumam Nana pelan penuh kesakitan.
"Tidak!. Nana tidak gila!. Nana cantik!" teriak haru setelah beberapa saat. Nana membesarkan kedua matanya saat mendengar hal itu. ia mulai meremas kasar punggung haru. masih tidak percaya dengan perkataan itu. ia sudah sangat berantakan seperti ini. ia tidak bisa lagi tersenyum. bahkan ia sudah lupa bagaimana melakukannya.
"Nana... cantik?" ulang Nana lagi. haru mengiyakan lagi. ia dengan perlahan melepaskan pelukannya dan memegang kedua sisi wajah Nana yang tampak sangat berantakan itu. haru tersenyum menatap ke arah Nana di depannya. baginya. Nana tetaplah Nana. Nana yang akan selalu tampak cantik. karena hal itulah ia jatuh cinta pada Nana.
***
cantik dirinya ini?.
***
siapa itu?.....eh...haru?.
***
"kau cantik Nana, sangat cantik" seru haru dengan nada yakin. Nana terdiam. kedua matanya mulai menatap ke arah haru. bagian mata yang hanya menampilkan benda kosong itu mulai terlihat bayangan haru disana. Haru tersenyum hangat melihat Nana yang kini tenang. ia menunduk. menyamakan tinggi diantara mereka. dan perlahan ia mengecup bibir Nana. semua itu terasa begitu cepat dan begitu aneh.
"Nana...kau cantik sekali, Sangat cantik. berhenti mengatakan itu ya?" seru Haru dengan lembut di ceruk leher Nana dan kembali memeluknya. Nana merasa pikirannya itu mulai tergantikan dengan sesuatu. ia tidak bisa menahan berat badannya dan merosot turun. haru ikut duduk di bawahnya. Melihat ke arah Nana yang tampak seperti anak kecil disana. ia cantik. masih sangat cantik. meksipun Nana sangat berantakan dan kacau. itu tetaplah Nana.
***
Haru...?...kau disini?.
***
tatapan Nana berganti ke arah haru. secara perlahan. kedua tangannya kini bergerak. memeluk tubuh haru didepannya. dan mulai dengan nyaman dan tenang perlahan menyandarkan tubuhnya pada haru. haru hanya tersenyum menanggapi. ia mengelus surai Nana yang tertidur pulas dalam pelukannya itu. haru mengambil salah satu helai rambut Nana dan perlahan mengecupnya. lalu ia mengecup puncak kepala Nana yang tertidur padanya. Nana perlahan tersenyum di dalam pelukannya itu menandakan kalau ia sudah nyaman dengan haru. Haru tersenyum dan membiarkan mereka berdua dalam posisi yang sama dan matahari yang perlahan bergerak ke arah barat..., remang remang yang terasa begitu memenangkan dan manis. di sebuah ruangan sepi yang hanya terdapat kamu dan aku. dan sebuah keheningan yang terbalut didalamnya.
"aku mencintaimu Nana".
***
Sampai kapanpun. walaupun kau seperti ini pun. aku masih sangat dan sangatlah mencintaimu.
***
dan kau itu begitu cantik Nana. saat aku menatapmu dan saat aku memikirkan dirimu. kau selalu begitu cantik. seperti bunga sakura yang bermekaran. begitu indah dan membuat diriku selalu terpesona setiap kali melihat segala hal yang berhubungan dengan dirimu itu.
***
Dan itu adalah kau "Nana".
***