Chereads / Diary Of Riana / Chapter 14 - Pelecehan Seksual

Chapter 14 - Pelecehan Seksual

***

Nana diam saat melihat ada seseorang yang seharusnya tidak ada disini. Nana merasa gemetaran. Ia terpaku dan pikirannya segera terasa kacau saat melihat ada seseorang disana. Orang itu berbalik dan tersenyum saat melihat kehadiran Nana disana. dan ia perlahan mendekati. Nana mundur perlahan, masih gemetaran. Orang lelaki bertubuh kekar itu terus mendekat. hingga Nana merasa sangat ketakutan.

Nana berlari sekuat tenaga. berkeliaran di sekeliling rumah. ia melihat dengan wajah sangat cemas. keringat dingin mengucur seketika dan nafasnya terasa sesak. efek dari narkoba masih terasa. ia merasa sangat cemas. hingga orang itu terus mendekat perlahan seolah mempermainkan Nana. Nana merasa sangat takut. ia merasa langkah kaki itu terus bergema dalam pikirannya.

***

Tak

***

Tak

***

Langkah kaki itu terus terasa. Nana mundur perlahan saat mendapati sebuah dinding disana dan itu adalah jalan buntu. Nana merasa suaranya seketika menghilang. ia tertegun saat mendengar sebuah suara di dekatnya. ia merasa untuk seketika nafasnya seolah terhenti. orang itu ada sekarang di belakangnya. tangannya mulai merambat nakal dan meremas pantat Nana. Nana meringis dan ia terjatuh saat pria itu mendorongnya.

Nana ketakutan. ia mulai menangis dan berusaha memberontak. tapi tenaganya terlalu lemah. itu seperti angin lalu untuk pria berbadan kekar itu. orang itu menatap Nana seperti binatang buas. Nana merasa sangat ketakutan saat kedua matanya berkilat nafsu menatap Nana yang terbaring di bawahnya.

***

Takut..

***

Takut...

***

ia tidak bisa melakukan apapun. badan pria itu terlalu besar. Nana takut, ia takut pria itu akan menyentuhnya. menyentuh tubuh rapuh dan kecilnya. hanya ini satu satunya yang bisa dilindungi oleh Nana. ini adalah satu satunya harga diri Nana. salah satu harta berharga yang dimiliki oleh seorang wanita. wanita adalah makhluk yang lemah. mereka tidak bisa apa apa ketika ada seseorang yang jauh lebih kuat daripada mereka melakukan hal seperti ini. tidak bisa apa apa. meksipun sudah jelas ini salah. Nana tidak menginginkan ini. tapi...lagi lagi Nana tidak akan bisa apa apa. tenaga mereka terlalu besar perbedaannya.

Nana merasa takut saat tangannya naik merambat ke-dada Nana. meremas kedua payudara Nana secara perlahan. Nana ketakutan. ia mendorong pria itu dengan kedua kakinya sekuat tenaga. tapi pria itu malah dengan sengaja membuka kedua kaki Nana. satu tangannya perlahan mengelus paha Nana yang putih tidak tertutup oleh kain. Nana meringis. mengigit kuat kuat bibirnya itu. air mata mulai mengalir lantaran karena rasa takut dan merasa kalau dirinya kotor telah di sentuh oleh orang lain yang tidak dikenalnya.

"kau benar benar cantik sama seperti yang dikatakan temanmu". Nana terdiam seketika. ia melihat dengan tatapan bingung kepada pria itu ketika mendengar perkataannya.

"te..teman?"

"Iya. dia seperti gadis biasa-nya. dan ia yang menyarankan kami untuk melakukan ini padamu dengan bayaran"

"Si..siapa?" Nana tidak percaya kalau ada seseorang yang ia kenal tega melakukan hal ini padanya.. apa apa ia memang sudah berbuat kesalahan?. kenapa mereka melakukan hal ini pada Nana?. Nana salah?. apa dia sudah melakukan sesuatu yang membuat mereka tersakiti?. apa Nana tidak pernah menyadarinya sama sekali....?. memang Nana sangat tidak peka. tapi Nana tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak disukai orang lain.

"Siapa..ya...hm.. entahlah. ia tidak menyebutkan namanya hanya bermata hitam dan berambut pendek hitam"

"..." Nana terdiam. ia bungkam. hitam?. itu kan..?. tidak. tidak mungkin. Riana tidak mungkin akan melakukan hal seperti itu. Riana sahabat terbaiknya, tidak akan melakukan hal seperti itu. Nana merasa pikirannya terasa kacau. Riana tidak mungkin melakukan itu!. dia itu sahabatmu Nana!. kau tidak boleh mencurigainya tanpa sebab!. Riana selalu menemaninya. Riana selalu membantunya. tidak mungkin ia yang melakukan hal sekeji ini.

"Ti... tidak...kau berbohong" ujar Nana pelan dengan gemetar.

"Tidak, aku jujur" seru pria itu.

***

Tidak.. tidak bukan Riana!.

***

Bukan siapa siapa!. dia berbohong!.

***

Nana mulai menjadi kacau. ia memberontak saat pria itu perlahan turun dan mulai mengecup dadanya yang masih terlapisi kaos. berteriak sekuat tenaga agar ia berhenti.

***

Plak!

***

Nana terdiam saat merasakan sebuah tamparan keras di pipi nya. dan wajah pria itu yang menatapnya kasar. seolah Nana yang bersalah.

"Diam berisik tau!"

air mata mulai membanjiri pelupuk mata Nana. kenapa?. kenapa?. kenapa ia yang diperlakukan seperti ini?. padahal saat ini Nana yang diperlakukan seperti ini. kenapa?. rasa tamparan itu terasa begitu sakit. pria itu tersenyum saat melihat Nana akhirnya berhenti. Ia mulai bergerak lagi. mengecup setiap area tubuh Nana. Nana menatap kosong ke arah sekitar. tapi sinar matanya kembali saat melihat ada sebuah pena yang tergeletak disana. tangan Nana yang dibebaskan bergerak kesana. ia bisa!. ia tidak boleh membiarkan ini!.

***

Srek!

***

dengan sekuat tenaga Nana menancapkan pena itu ke dahi pria itu. langsung tercipta memar disana dan ia menjauh kesakitan. Nana segera beranjak dari sana dengan susah payah. ia harus bebas dari sini. ia harus menyelamatkan dirinya!. Nana masih mempunyai harapan saat melihat pintu rumahnya itu. ia berjalan terseret seret. memegang seluruh tubuhnya yang gemetaran akibat di sentuh oleh pria itu. merasa pikirannya begitu kacau saat mengingat lagi perkataannya.

***

sedikit lagi..ia bisa.

***

secercah harapan. Nana mengapai pintu itu dengan tangannya. dan suara derap kaki yang perlahan terdengar. suara umpatan pria itu. Nana akhirnya mencapai ganggang pintu. tersenyum saat menyadari kalau ia punya harapan. Nana memutar kenop pintunya dengan sebuah senyuman di wajahnya itu.

***

Sret... Sret (?).

***

"Eh?" Nana terpaku dan terus memaksa kenop pintu itu. tapi sama sekali tidak bergerak. terkunci. wajah Nana yang sebelumnya penuh harapan kecil. kini menjadi kosong dan pucat. ia merasa semakin kacau. ia terus mencoba saat mendengar pria itu semakin mendekat. ayo!. ayo Nana!. tapi sama sekali tidak bisa. Nana terdiam saat pria itu sudah sampai di belakangnya. padahal pintu tadi tidak ia kunci. kenapa?. Nana bisa merasakan air matanya mengalir.

***

apa ia akan berakhir dilecehkan oleh orang yang tidak ia kenal?.

***

siapapun tolong!. kenapa kunci ini?!. ayo terbukalah!. kenapa...hiks.

***

"Kenapa...?" Nana bisa merasakan saat tangan pria itu mulai memeluk pinggang nya. ia tidak bisa lepas lagi. dimanapun. Nana melihat dengan kedua mata yang tampak penuh keputusasaan ke depan. wajah yang sudah sangat kacau. penuh air mata. tatapan penuh cahaya yang biasanya selalu ada disana. kini tampak redup. samar samar. ia gemetar. masih mencoba membuka pintu yang sudah jelas terkunci dari luar itu. tubuhnya gemetaran dan ia sadar kalau dirinya hanya sendirian disini. Nana berusaha memberontak tapi ia terus menekan tubuh kecil Nana disana.

***

tangan pria itu mulai turun...

***

masuk ke dalam celananya...

***

dan kepalanya diarahkan ke-dekatnya. Nana bisa merasakan nafas pria itu menerpa wajahnya..., ia dilecehkan oleh orang yang tidak ia kenal. situasi yang tidak pernah dia sangka. dan Nana tidak bisa lepas dari sana. tanpa seorangpun dirumahnya yang begitu besar.

***

dan wajah Nana yang sudah pucat. tidak percaya dengan hal yang sedang ia alami sekarang. pelecehan seksual pada umurnya yang ke -12 tahun. di rumahnya sendiri dengan orang tidak dikenalnya dan sendirian.

***

"TIDAAAAAAK!!!"

***