***
Nana terlihat sangat panik, tentu saja karena Riana dikeluarkan tiba-tiba.
Riana sudah memprediksi nya. Nana masih saja memiliki hati yang sangat murni, Riana akan menghilang darinya. keberadaan Riana tidak pantas untuknya. melihat Nana berbahagia saja sudah cukup bagi Riana. karena Riana, sudah merebut banyak kebahagiaan Nana. maka Riana juga akan merebut Kebahagiaannya sendiri, Riana harus melakukan penebusan dosanya. dan perlahan menghancurkan dirinya sendiri, Riana memang pantas untuk itu, kan-?
Riana menutup matanya dan menjauh, Hingga mendengarkan beberapa preman yang berbicara tidak jauh darinya, mereka mengincar Nana yang kini sedang panik mencoba untuk membujuk kepala sekolah dan teman temannya, tentu saja mereka tidak peduli. karena mereka tau kalau Riana memang pantas untuk mendapatkannya karena Riana yang sudah melakukan semuanya, Riana melakukannya sendiri dan Riana pantas mendapatkannya.
"jika kita melakukannya pada Nana, kata bos sangat luar biasa!"
"aku ingin melakukannya!"
Brak!
mereka dikejutkan dengan seseorang yang kini menendang dinding, mereka menatapnya dengan heran. sosok berambut pendek yang kini menatapnya dengan tatapan yang tajam.
"hah? apa yang kalian katakan?" ujarnya dengan aura yang mengintimidasi.
"Na..Nana.., kami ingin melakukannya" serunya mendadak tergagap.
mereka ingin melakukannya pada Nana, manusia-manusia kotor ini--?
kini gantian Riana merasakan rasa kemarahan didadanya, Riana sudah tidak peduli lagi dengan anggapan orang orang kepada dirinya, bahkan jika Riana masuk penjara. Riana sama sekali tidak peduli, Riana malah merencanakan nya agar secepat mungkin masuk kesana. Riana tidak masalah jika kali ini Riana bahkan menjadi kriminal.
"pada Nana, huh?" Riana mendesah, Riana melepaskan tas sekolahnya dengan kasar di atas lantai, melepaskan tali yang melilit di lehernya.
orang-orang brengsek.
apa mereka tidak tau bahwa Nana adalah malaikat dari surga-?, dan mereka beraninya menganggu Nana-?
tidak bisa dimaafkan.
preman preman itu mendadak takut, dengan aura menakutkan yang di keluarkan dari anak remaja, salah satunya mencoba untuk melawan, namun disambut dengan wajah Riana yang kini menatapnya sangat datar.
"kau jangan berani-"
"apa kau bilang hah?" seru Riana bernada rendah. Riana menendang preman dengan mudahnya, hingga terjatuh menabrak tong sampah. Riana maju, dan seseorang menarik roknya.
namun Riana dengan mudahnya merobek rok itu tanpa peduli apapun.
"kenapa kau mau melihatnya?" tantang Riana, membuat semuanya bergidik.
Riana mengambil botol air minumnya dan melempar kan begitu saja pada kepala botak preman hingga preman itu meringis. Riana maju, dan langsung saja mengarahkan kakinya memukul perut preman yang meringis kesakitan itu.
"argh, dasar cewek breng- Akh!" teriak nya saat Riana malah menginjak milik pria itu, dengan kasar. bahkan sengaja mengesekan nya, Riana balik menatap ke arah dua preman lainnya yang masih diam. antara kagum dan ketakutan.
"kalian mau melakukannya pada Nana hah?" tanya Riana dengan nada seram.
preman itu menutup ketakutannya, tidak mungkin mereka kalah dari perempuan, bahkan remaja lagi! dia maju dan langsung memukul Riana. namun Riana tidak jatuh, Riana tetap bertahan.
dengan bekas pukulan di wajahnya, namun Riana perlahan meliriknya dan mengusap darah di pipinya.
"sudah? kalian tidak pantas untuk berpikir melakukannya pada Nana!" seru Riana, maju dan langsung menendang kepala preman itu, mengabaikan rok nya yang terbuka lebar. preman yang satunya melihat Riana dengan seksama, dan Riana langsung menampar pria itu, hingga pria itu terjatuh dengan tidak elegannya dengan kepalanya yang menyentuh genangan sampah disana.
Riana menarik kerah baju salah satu preman, dan menatapnya dengan wajah datar yang terluka. namun sama sekali tidak terlihat ketakutan dan kesakitan.
"dimana bos kalian?" tanyanya lagi.
mereka menjawabnya dengan gemetaran, sebelum Riana beranjak pergi dari sana. Riana menghapus darah di pipinya yang mengalir. ternyata sakit juga, pertama kalinya Riana berantem, Riana sebenarnya takut reputasinya akan buruk jika mengetahui kalau Riana dulunya ikut pelatihan karate. dan Riana selalu menyembunyikannya, agar sama dengan Nana sahabatnya yang anggun.
dan sekarang rasanya Riana tidak perlu lagi menyembunyikan semuanya.
lagipula dia memang terburuk kan-?
***
Riana masuk ke sebuah sarang preman disana. banyak orang, namun Riana tidak merasakan rasa takut. Riana akan membalas kan penderitaan Nana, dan harus merasakan semuanya. setiap detail kesakitan yang dirasakan Nana.
bos yang sebelumnya dihubungi Riana sebelumnya karena putus asa.
semua orang menatapnya dengan tatapan aneh, namun Riana tidak takut. Riana maju, dan berdiri tepat di depan bos yang terlihat sangat besar itu.
dia sudah menodai Nana. dan hanya duduk diam disini-? enak sekali, bahkan Riana sendiri merasa tidak akan bisa menebus semua kesalahannya seumur hidupnya, Riana harus melakukannya.
lagipula Riana sudah sangat kotor.
Riana membuka seragamnya, dan semua orang menatapnya penuh nafsu. termasuk bos preman itu.
Riana tersenyum, memiringkan wajahnya seraya tersenyum tipis, ini adalah bayaran setimpal untuknya.
"kau mau menyentuhku kan?"
***
rasanya sangat menjijikkan sekali, namun Riana juga sudah kotor. jadi seharusnya Riana tidak masalah dengan semua ini. Riana sudah hancur, jadi sekalian saja Riana menghancurkan dirinya sendiri. antagonis sepertinya, orang jahat sepertinya tidak pantas untuk merasakan kebahagiaan. bahkan dirinya memanglah tidak suci.
tidak bersih, sangatlah kotor.
kotoran yang terburuk di dunia ini.
kotoran sepertinya tidak pantas untuk bersama seseorang seperti Nana. Nana sangatlah baik, dan Riana sudah memanfaatkan kebaikan Nana untuk membuat Nana menderita. sebagai sahabat, Riana sudah mengkhianatinya dan membuat Nana tersakiti karenanya. Riana tidak pantas untuk di maafkan.
semua kesalahannya terlalu besar, bahkan Riana merasa jijik dengan dirinya sendiri yang berpikiran untuk melakukan semuanya, dan membuat kehidupan orang lain menderita karenanya. Nana, Haru dan Rahel. Riana sudah melibatkan semuanya dalam masalah yang dibuatnya sendiri.
seharusnya Riana saja yang hancur karena semuanya, setelah semua ini Riana memang tidak pantas berbahagia, kebahagiaan tidak pantas untuknya.
Riana terkekeh.
bos preman itu menatap Riana yang dibawahnya dengan tatapan anehnya.
"rasanya menjijikan" seru Riana, dia mendongak dengan tatapan sinis nya, dan dengan cepat menendang perut preman itu hingga terjungkal, Riana berdiri dengan mudahnya, dan dengan cepat memperbaiki roknya, membiarkan seragam dan keadaannya berantakan.
"kau melakukan semuanya pada Nana kan, biarkan aku membalaskan-nya" seru Riana tersenyum menyeringai, dan hanya ada suara pertengkaran disana.
Pengadilan dimulai untuk seseorang yang membuat Nana kehilangan keperawanannya, membuat Nana kehilangan masa depannya, dan tentu saja semuanya karena Riana.
Riana tidak melupakan kesalahannya.
Setiap mengingat Riana yang dapat melakukannya tanpa berpikir kembali. Riana melakukannya hanya karena memikirkan dirinya sendiri, Riana tidak memikirkan Nana. Riana malah memberikan sahabat terbaiknya pada seorang preman. dirinya yang terburuk.
Semakin Riana berpikir kalau dirinya memang sangatlah terburuk, menjijikan sama seperti preman yang dihajarnya.
Riana semakin berpikir kalau dirinya tidak pantas untuk berbahagia, berharap untuk mendapatkan pengampunan.
Seorang sampah sepertinya-?
Buk!
Buk!
seorang perempuan berambut pendek dengan warna darah bercipratan keluar dari ruangan itu, menyeret tubuh besar dan beberapa orang lainnya dari sana.
"huh, dasar menjijikkan" ejeknya, lalu Riana terkekeh melihat ke arah dirinya yang juga tak kalah berantakan.
"ah, dirinya lebih menjijikkan kan?" seru Riana menyalahkan dirinya sendiri, dan Riana sudah menerima semuanya.
jadi bukanlah masalah.
***
Riana menuju ke kantor polisi, membiarkan semua orang menatapnya dengan tatapan takut dan aneh.
Riana tidak masalah.
Riana memang ingin semuanya membencinya sehingga Riana bisa mengetahui seberapa kotornya dirinya. dan Riana memang sangatlah kotor.
Riana melemparkan mereka di depan polisi yang sedang bertugas.
"mereka yang melecehkan Nana,..", mereka dengan cepat meringkus nya, sebelum Riana mengarahkan kedua tangannya pada polisi di depannya.
rambut pendek berwarna hitam yang sangatlah berantakan, kedua mata hitamnya yang menatap tanpa warna, tanpa adanya kehidupan sedikitpun.
Penghancuran dirinya dimulai.
"dan aku yang menyuruh mereka, bebaskan Rahel. dia tidak bersalah, aku yang melakukan semuanya" seru Riana. perbaikan yang dilakukannya mungkin tidak lebih dari cukup untuk bisa membalaskan semua dosanya, namun Riana ingin melakukan semuanya.
dosanya terlalu banyak untuk diampuni. Riana tidak mengharapkan sebuah pengampunan, Riana hanya berharap Nana akan bisa berbahagia tanpanya.
dan lagipula Riana sudah terbiasa untuk sendirian. sejak awal Riana memang sudah menghancurkan dirinya sendiri.
Sekarang pun Riana memang sudah hancur, Riana di arahkan pada sel dimana Rahel di penjara, pria yang seharusnya tidak ada disini. dan Riana yang melakukan semuanya, Riana hanya menatapnya dengan wajah datarnya.
Riana tidak pantas untuk tersenyum, dan berekspresi. ekspresi itu terlalu murni untuk seseorang sepertinya, Riana tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan, seseorang yang sudah menghancurkan kehidupan orang lain.
"Rahel. kau bebas sekarang, kau akhirnya bisa tertawa melihatku, aku ini benar benar kotor.." seru Riana.
mengejek dirinya sendiri.
Rahel hanya diam menatapnya hingga perlahan keluar dari sana, sekarang Riana akan berada di penjara ini untuk waktu yang sangat lama, dan akan membalas segala perbuatannya, mungkin Riana akan mulai untuk membiasakan dirinya dibenci oleh semua orang saat dia keluar nantinya.
Riana pantas untuk semua itu.
Rahel mendekatinya di depan penjara, Riana hanya menatapnya dengan datar. Dirinya benar-benar sudah hancur.
Riana mendekat, bersujud di hadapan Rahel, bukan memohon pengampunan melainkan mengakui kesalahannya.
Dan merendahkan dirinya.
Dia hanyalah sampah yang kotor.
"Rahel. aku bersalah, karena aku kau harus menghadapi semua masalah yang tidak kau lakukan, Aku yang bersalah Rahel. aku bersalah..", Riana mendongak dengan wajah datarnya.
"Apa yang harus kulakukan untuk menghancurkan diriku Rahel?" bahkan Riana tidak peduli dengan dirinya.
dengan kebahagiaannya.
Selama ini Riana lah yang sudah mengambil semua kebahagiaan orang di sekitarnya, dan sekarang Riana juga akan merebut kebahagiaannya.
Karena Riana tidaklah pantas.
Riana bisa melihatnya retakan jiwanya yang semakin lama semakin besar, dan membuat Riana perlahan menghilang.
Tidak masalah, Riana juga pantas.
Untuk semua pembalasan ini. Riana membalas dirinya sendiri, Riana tidak pantas untuk menjalani kehidupannya dengan bahagia. karena setiap kali Riana melakukannya, semua kesalahannya akan membelenggunya dan membuatnya semakin hancur.
Sekalian saja Riana menghancurkan dirinya sendiri, setidaknya Riana bisa merasakannya saat dirinya perlahan mulai hancur karena perbuatannya, dan Riana bisa merasakan setiap perasaan Riana yang mulai menghilang, dan meninggal jiwanya yang mulai hancur.
"Kau hanya perlu terperangkap dalam dosa mu Riana, selama dalam penjara ini, lagipula kau terlihat menyedihkan" seru Rahel dan begitu saja pergi darinya. Riana melihat kepergian Rahel dan dirinya hanya tinggal sendirian.
Benar, dirinya sudah menyedihkan.
Tidak apa Riana, ini adalah hal yang pantas. Pantas untuk seseorang seperti nya, Riana pantas untuk menderita.
keluarganya datang, mereka sudah mendengarkan kabar itu dan tidak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Riana dihapus dari keluarganya, mereka terlalu malu. tentu saja, anak yang kotor sepertinya. anak yang sudah menghancurkan kehidupan orang lain, tidak pantas untuk disayangi siapapun.
Plak!
Riana terjatuh, mendapati pukulan dari keluarga yang disayanginya.
Menatap dalam diam, lantai penjara yang begitu kotor dan dingin, Riana benar-benar pantas berada di tempat ini, sama seperti dirinya yang kotor.
"kami menyesal memiliki anak sepertimu!" seru ibunya dengan Isak tangis, Tidak.. dirinya bahkan tidak pantas untuk di tangisi setelah semuanya adalah kesalahannya sehingga Riana berakhir seperti ini. Riana lah yang sudah memutuskan menghancurkan dirinya sendiri.
"Kau anak sialan! mulai sekarang kau bukanlah anak kami!" seru ayah dengan nada geram ingin memukulinya.
Namun, ayahnya sadar bahwa Riana adalah perempuan. Dan ayah Riana, pun hanya berbalik. mengumpat padanya.
"Kau hanyalah sampah!"
Ayah dan ibu Riana langsung bersujud di hadapan Ayah dan Ibu Nana yang datang, berkunjung. melihat seorang pengkhianat yang sudah melukai Nana.
"Kasihan sekali Nana, kau ternyata melukainya-!. kau tidak pantas untuk menampakkan dirimu pada Nana!" seru Ibu dan ayah Nana yang menatapnya dengan tatapan kebencian, karena Riana adalah penyebab anak mereka harus mengalami semua kemalangan yang seharusnya tidak dirasakannya.
Riana berdiri dan ikut bersujud, ini adalah kesalahannya. bahkan bersujud, seperti ini tidak pantas untuknya.
Sampah sudah tidak berharga lagi kan?
"Kami tidak pantas menerima maaf mu Riana, kami sudah terlanjur kecewa!" seru Ayahnya Nana. Karena Riana, sahabat Nana sendiri yang melukainya.
"Aku tidak pantas, Aku bersalah.." seru Riana mengucapkan berkali-kali, dan memikirkan semua kejahatannya yang membuat Riana merasakan dirinya di selimuti oleh semua rasa bersalahnya.
Dia yang bersalah.
Dia yang bersalah.
semuanya menghakiminya.
Srek!
Riana dilempari sampah oleh keluarga Nana yang menatapnya bersalah.
Sampah yang pantas untuknya.
"Kau tau, kau menjijikan!" seru mereka, kata-kata yang terus menghakiminya.
mengatakan seberapa bersalahnya dirinya, bahwa dirinya sangatlah buruk.
""Dia tidak pantas dimaafkan"""
Berapa kali pun Riana memohon, berapa kali pun Riana mengatakan hal yang sama. Perbuatan akan dibalas dengan perbuatan. Kejahatan Riana akan selalu menghantuinya dan membuat Riana semakin merasa tidak pantas bahkan untuk dirinya sendiri, Riana tidak pantas.
"Ma-"
Srek!
sebelum Riana berbicara sebuah sampah di lemparkan padanya, membuat ruangan penjara itu semakin kotor dan semakin terasa dingin.
"Jangan bicara lagi, brengsek!"
"Kau kira dirimu pantas dimaafkan?"
namun tentu saja, sampai kapanpun Riana tidak akan dimaafkan. Sampah sepertinya tidak pantas di maafkan.
"Kenapa Riana...kau buruk sekali!" seru ibu Nana menatapnya dengan Wajah jijik. seolah Riana adalah benda paling menjijikkan yang pernah dilihatnya.
Riana hanya diam, dengan kedua mata hitamnya tanpa perasaan sedikitpun.
Dirinya sudah hancur, Dan perlahan keluarga nya menjauh, tidak lagi ingin melihat seonggok sampah sepertinya.
Riana baru sadar ternyata sendirian itu terasa begitu menyakitkan.
sejak awal Riana memang pantas untuk sendirian, Riana meringkuk di penjara. merenungkan segala kesalahannya.
Riana tau, kesalahannya sangat besar. dan untuk alasan yang tidak jelas.
Riana begitu egois. padahal Riana sudah mendapatkan sahabat yang sangat baik seperti Nana, dan Riana malah berusaha menghancurkannya.
Riana benar benar yang terburuk.
hukuman seperti ini pantas untuk dirinya yang begitu kotor, Riana hanya ingin Nana bahagia.. meksipun Riana tidak ada disisinya, Nana tidak tau kalau Dirinya begitu kotor untuk bersamanya.
Riana akan melakukannya lagi.
Riana tidak ingin ada yang tersakiti karenanya, lebih baik Riana yang hancur perlahan dalam kesendirian.
Riana memang pantas untuk hancur, Riana sudah merasakannya narkoba yang membuat Nana begitu kesakitan, dan Pelecehan seksual yang ternyata begitu menjijikan. Riana juga sudah merasakan banyaknya kebencian dan tatapan aneh dari orang-orang kepada nya, Riana hanya ingin merasakan kalau dirinya memang pantas mendapatkan semua itu, bahwa Riana memang lah sekotor itu hingga menerima semuanya.
Riana menghancurkan dirinya.
memang menyakitkan, namun Riana memang pantas mendapatkannya-?
Riana menutup matanya, merasakan waktu yang berjalan lambat dan penjara yang terasa begitu menyesakkan.
***
"Riana!" seru sebuah suara.
ah, apa Riana sedang bermimpi-?
"Kau..baik baik saja..?" seru wajah Nana yang menatapnya dengan khawatir.
Riana hanya diam, dengan wajah tanpa adanya keinginan untuk hidup.
dia menghancurkan kehidupan Nana, Nana yang seperti malaikat ini. Riana seperti iblis, yang memakannya dalam diam. ternyata Riana memang sangat menyedihkan, Riana baru menyadarinya, bahwa Riana sangatlah buruk. bahwa Riana tidak pantas bersama dengannya.
penjara ini tempat yang pantas untuknya, tempat menjijikkan ini pantas untuk mengetahui seberapa kotornya Riana, seberapa tidak pantasnya Riana.
Riana masih memakai seragam sekolah. Riana menolak mengantinya, dan hanya duduk disana. tanpa berbicara dan tanpa melakukan apapun, seperti menanti kematiannya.
"Nana..ngapain kau disini? tempat ini tidak pantas untukmu Nana.." seru Riana, tempat menjijikkan ini hanya pantas untuk dirinya yang melakukan kesalahan, tempat bagi seorang iblis.
Riana adalah iblis.., bukan--?
selamanya iblis akan selalu jahat, dan tidak akan bisa bersama malaikat.
Riana akan menyakitinya lagi.
lebih baik Riana hancur sendirian.
"apa yang kau katakan Riana! aku akan mengeluarkan mu dari sini..!" seru Nana dengan cemas, Nana sangatlah baik.
kenapa dia bisa menyakiti orang sebaik ini--? Nana pantas untuk berbahagia-?
dan dirinya. tidak pernah pantas.
Riana mengeleng pelan, Riana sudah menerima semuanya sebagai hasil dari konsekuensi dari perbuatannya.
"ini pantas untuk ku Nana, aku tidak pantas sebagai sahabat mu. aku sudah banyak menyakitimu, biarkan aku untuk menebus segala kesalahanku, Nana.."
di tempat yang gelap ini. Riana ingin merenungi semua kesalahannya.
dan merasakan rasa sakitnya berkali kali lipat, kalau bisa tanpa terbatas.
agar Riana mengetahui betapa sadisnya dia dalam memberikan penderitaan begitu banyak untuk Nana, sahabatnya.
Riana harus merasakan rasa sakit itu.
berkali-kali lipatnya. sendirian.
"Riana.."
kondisi nya sangat menyedihkan.
bahkan Riana tidak bisa membayangkan betapa menyedihkan keadaannya saat ini.
"Nana, aku pantas untuk semuanya, aku juga harus menderita bukan-?" seru Riana. bahkan tidak punya tenaga untuk sekedar tersenyum. wajahnya pucat.
Riana benar-benar hancur.
ini pantas-kan-?
"Riana...aku... memaafkan mu" gumam Nana, lelehan air mata mengenang di kedua matanya. Riana tersenyum.
"Aku yang tidak pantas dimaafkan olehmu Nana, biarkan aku menebus dosaku. kau sahabatku kan-?" seru Riana menunjukkan jari kelingkingnya.
Nana hanya diam disana , tidak menjawab apapun. mengusap air mata yang mengenangi wajah cantiknya.
Riana tidak pantas ditangisi.
terlalu tidak pantas untuk orang sebaik Nana, yang masih mau menangis untuk seseorang pengkhianat sepertinya.
Riana tau itu, Riana hanya berdiam di dalam kegelapan di penjara kecil itu. semuanya pantas untuknya, hingga Nana yang perlahan kembali setelah waktunya habis, dan tidak terlihat lagi, Nana mengetahuinya, dan membiarkan Riana untuk menebus kesalahannya.
ini adalah konsekuensinya.
dan Riana harus hancur karenanya.
Riana tidak pantas untuk berbahagia.
***