***
Dia menutup sebuah buku berwarna putih miliknya itu. tersenyum, saat ia mulai membungkuk meletakkan buku itu di dalam sebuah laci yang selalu menjadi tempat dimana dia meletakkan nya. dari awal hingga sekarang. Sejak semua kejadian itu selesai. dia selalu menulisnya hingga akhir. membaca hingga pada halaman terakhir 'diary' yang masih tersisa setengah itu.
Gadis cantik bersurai coklat sederhana pendek yang menutupi tipis hingga pada setengah lehernya. gaya rambut yang tidak pernah ia ubah sejak saat itu. gaya rambut paling di sukai-nya. Gadis itu memakai pakaian sederhana berwarna gaun hitam itu. dan beranjak pergi dari sana meninggalkan buku itu di dalam kamarnya untuk waktu yang lama.
***
"Riana!" panggil seseorang dari sana. dia membuka pintu. perlahan menuai sebuah senyuman tipis yang terlukiskan pada wajah yang sudah berkisaran umur 20 tahun itu. dimana kini ia sudah selesai sekolah dan memulai kehidupan sebagai orang dewasa. Dia membuka pintu rumahnya.
melihat seseorang yang sangat cantik disana. mereka tidak setara. Dia jauh lebih pendek dari dirinya ini. Dia cantik dengan rambut berwarna pirang dan ia mengikat pada bagian tengah. lengkap dengan sebuah pita berwarna merah yang cocok dengan rambutnya itu. Ia tersenyum lebar yang begitu cantik saat melihat diriku keluar dari rumah.
"Bagaimana denganmu?" tanya Nana. ia tersenyum lagi. melihat diriku ini.
"aku?" tanyaku.
"iya, bagaimana dengan 'buku' itu?" aku tersenyum. dengan kedua mata hitam melihat ke arah bawah.
"aku membacanya lagi, dan yah aku benar benar harus memperbaiki gaya penulisan ku!" seruku tertawa lirih.
"apaan sih!. padahal kau sudah bekerja sebagai penulis novel loh!. ><. aku kan juga pengen loh~" rengek Nana. ia mengerucut imut dan memeluk sebelah tangan diriku dengan manja.
Nana tidak tau kalau Riana memilih menjadi penulis novel untuk terus mengingatkannya tentang kesalahan yang di perbuatannya dimasa lalu, sehingga Riana tidak akan bisa lupa akan kesalahannya. dan mengkhianati Nana lagi, Riana tidak ingin hal tersebut terjadi lagi. drama yang membosankan.
Menjadi penulis novel berarti semua cerita yang di ceritakan akan terus tersimpan dalam bentuk sebuah buku yang akan bisa dibaca berulang-ulang.
dan akan terus diingat, dan tentunya menarik. buku yang ditulis Riana tentang dirinya, tidak di publish dimana pun. karena itu adalah rahasia nya.
rahasia nya dengan Nana, sahabatnya.
dan masa lalunya yang sangat gelap.
Riana sangat membenci dirinya yang sebelumnya, yang perlahan-lahan malah menghancurkan dirinya sendiri.
hanya karena masalah sepele. Huh, masa muda yang begitu melelahkan.
Riana terlihat sangatlah bodoh.
"Haha...itu hanyalah pekerjaan. lagipula kau juga sebentar lagi akan menikah bukan, hm...dengan" aku sengaja tidak melanjutkan pembicaraanku dan menatapnya dengan menaikkan salah satu alisku ke arah sahabatku itu.
"haru!. yah!-" sorak Nana dengan semangat. ia tampak sangat bahagia sekali. Nana melihat ke arah cincin pertunangan yang terlingkar pada jari telunjuknya itu. merasa kalau semua moment itu begitu cepat.
"-akhirnya...haru melamar ku. yah meksipun aku memang mau mau saja. toh ayah haru juga merestui kami dan malah mempercepat pernikahannya haha..., haru...untuk pertama kalinya ia tersenyum. aku masih ingat hal itu" seru Nana. ia mengingat bagaimana ia dan haru berjuang dalam hilang ingatannya.
tapi ..haru tidak pernah mendapatkan ingatannya. selama itu Nana selalu bersamanya. dan lambat laun. haru mulai membuka diri untuk Nana. dan haru kembali jatuh cinta lagi padanya. haru yang hanya berekspresi untuk Nana dan Nana yang selalu ada di sampingnya dengan cerianya. mereka tampak begitu cocok dan romantis.
"hei kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Nana menatapku polos. aku terdiam, lalu mengeleng perlahan. aku mengarahkan salah satu tanganku mengelus surai Nana. berhubung diriku jauh lebih tua setahun dari Nana.
"Kau benar benar sudah berjuang ya Nana....selamat" seruku singkat tapi dengan segala ketulusan.
"terimakasih Riana!, kau terlihat jauh lebih baik sekarang ini.." seru Nana tersenyum lebar, dia sangatlah cantik.
'semuanya karenamu Nana..' pikir Riana dalam hati, menatap sosok Nana.
"terimakasih sudah menerima ku kembali.." seru Riana dengan tulus.
"tidak apa Riana! kau juga ngapain pergi gak bilang-bilang sih??" seru Nana, dia benar-benar sangat menggemaskan.
pantas saja haru jatuh cinta padanya, mungkin jika Riana adalah seorang pria. dia juga akan jatuh cinta pada Nana.
"karena aku merasa tidak pantas untukmu Nana,..hehe bercanda.." seru Riana seraya tersenyum jahil.
"hehe, apa-apaan sih Riana. kau mulai jahil ya..?" seru Nana, kelihatannya Riana mulai ketularan penyakit Rahel.
hehe, bercanda.
mungkin dengan berjalan disampingnya jauh lebih baik. Nana akan jauh lebih bahagia dengan keberadaannya, dia benar benar gadis yang baik. Riana akan menjaganya, mungkin Riana termasuk sebagai Bodyguard Nana. Nana kelihatan sangat bersedih saat Riana
menghilang, Ternyata bukan dengan cara meninggalkannya maka Nana akan bahagia, buktinya Nana bahagia dengan keberadaannya di sampingnya.
Maka Riana akan membuatnya bahagia, Riana tidak akan membuatnya bersedih lagi seperti sebelumnya. Riana sampai sekarang masih tidak bisa menerima kebaikan Nana padanya, bagi Riana. Riana harus tetap menebusnya, dengan cara apapun. Nana harus berbahagia, lebih darinya, kalau bisa setiap harinya.
Karena mereka bersahabat. Nana yang mengatakan itu padanya berkali-kali.
dan Riana selalu mengabaikannya.
maka, Riana harus melakukannya dalam kediaman, Penebusan dosa yang tiada berakhir. untuk Nana, sahabatnya.
mungkin semua orang membencinya, Riana menerimanya. karena Riana memang pantas untuk dibenci, Riana mungkin pantas untuk lebih hancur.
Namun, Riana masih memiliki seseorang yang sangat disayanginya, Riana tidak mungkin hancur dan meninggalkannya seorang diri kan-?
"Nana. aku akan menjagamu selama sisa hidupku, mungkin, aku memang tidak pantas menyebutkan diri sebagai sahabatmu. mungkin bodyguard-?" seru Riana seraya tersenyum tipis.
".." Nana mengerjapkan matanya.
"terima kasih!" seru Nana. ia kembali mengukir senyuman cantik itu.
Ah, Riana ingin melindungi senyuman itu. Benar-benar, Sahabatnya seperti sesosok malaikat cantik dari surga.
***
Diriku melihat ke arah depan. dimana kedua orang lelaki berumur sekitaran 20 tahun dan berumur sekitar 22 tahun sudah menunggu sejak tadi disana. dibawah sebuah pohon tempat dimana kami 'berempat' akan jalan jalan di taman sekaligus merayakan sebuah perayaan yang romantis. pada suatu hari yang cukup cerah. setelah semua nya berjalan dengan begitu cepat.
***
Pada musim panas berlangsung.
***
"Haru!" sorak Nana ceria.
"Nana.." gumam haru pelan, ia terpesona saat melihat Nana yang memakai gaun berwarna kuning.
"Dah Riana!. kami doakan yang terbaik!" seru Nana kemudian ia pergi ke sana setelah memberi semangat pada ku.
"Haru...,apa kau sudah merencanakan kita mau kemana?" tanya Nana kini ia berada di depan haru dengan polos.
"Sudah...untuk pertama, hm berikan tanganmu" seru haru. ia mengarahkan satu tangannya. Nana tertegun lalu ikut meraih tangan itu dengan senyuman. tanpa disadari kalau Nana perlahan memerah polos saat itu wajahnya merah padam dengan begitu manis. ia merasa degup jantungnya kencang sekali karena begitu senang sebentar lagi dapat menikah dengan haru. Orang yang ia sukai pertama kalinya..dan haru juga perlahan menyukainya 'lagi'.
"kau cantik" seru haru. dengan sedikit semburat merah di wajahnya itu. haru perlahan mengeratkan tangannya dan satu tangannya perlahan diarahkan ke arah rambut Nana yang panjang.
"Hahaha terima kasih" sahut Nana polos dengan gembira. ia memang jarang sekali untuk memblush. tapi sekali ia merasa malu. ia akan sangat manis.
๐นโฅ๏ธโฅ๏ธโฅ๏ธ๐น
***
Nana melepaskan tangan ku dan berlari ke arah cowok lumayan tinggi dengan rambut berwarna hitam dan kedua mata berwarna merah. haru, ia mengerakkan perlahan tangannya ke arah Nana. Nana tersenyum lebar dan ikut memegang tangan haru. mereka berdua kemudian berjalan bersama saling berdampingan dengan begitu romantis. bisa dilihat Nana yang tersenyum dan haru yang perlahan ikut mengukir senyuman tipis di wajahnya yang selalu minim ekspresi. hanya kepada Nana. dan bukankah itu sangat romantis?. haru juga merupakan pemegang perusahaan besar. dirinya rasa Nana akan sangat bahagia.
***
Srek
***
aku terdiam saat merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh tangan kiri ku dan dengan cepat menariknya ke arah nya. seseorang dengan surai menawan berwarna coklat dan kedua mata berwarna coklat yang menatapku dengan tatapan tajam. aku perlahan juga mulai tersenyum tipis, dan perlahan ikut berjalan ke arahnya. Kami berdua. juga sudah mulai berubah. memang kami tidak romantis tapi setidaknya. hubungan kami sering dibilang manis. masih sama sama belajar dalam kata 'cinta' dan menjalaninya.
Jika Nana sudah ingin menikah. maka dirinya dan Rahel, juga sudah mulai mengubah status kami dari sahabat kini menjadi pacaran. ๐โฅ๏ธโฅ๏ธโฅ๏ธ๐.
***
Aku melihat ke arah nya. perlahan sebuah semburat merah terlukis pada kedua pipiku itu. dan Rahel yang juga ikut memerah disana. membuat diriku ikut merasa malu juga.
"berhenti memerah bodoh" keluh Riana. kan ia juga jadi memerah.
"kau sendiri?. kenapa kau jadi semanis itu hah?" tanya Rahel lagi. sambil menatap ke arah lain. Diriku menjadi memanas mendengarkan nya.
"A..apa kau bilang?!"
***
Berubah. semuanya berubah. sejak saat itu. Riana yang menuliskan segalanya pada diary. dan kamu yang ikut ambil dalam ceritanya. mendengarkan setiap kisahnya. ini adalah kisah Riana. kisah yang tertulis kan dalam suatu diary dalam masa remaja yang penuh dengan segala hal yang masih labil. Riana menuliskan semuanya dalam suatu diary itu. semua kejadian yang ia alami dan tentang segalanya. menyimpan dalam sebuah laci kamarnya itu.
Riana bukanlah antagonis dalam cerita ini. dia bukanlah antagonis. sejak awal tidak ada yang namanya antagonis. setiap orang memiliki penderitaan dan perasaan masing masing. tidak ada pula yang namanya orang biasa. karena sejak awal setiap orang itu 'spesial'. Mungkin saja waktu dulu. waktu beberapa tahun silam dimana ia terakhir menuliskan dalam diary itu. banyak hal yang sudah terjadi. dan sebagian besar adalah karena dirinya. Dan semuanya mulai berubah dan ia mulai menjadi dewasa. berbeda pemikiran tentu saja.
dari situ Riana tau. ia sadar kalau ia bukanlah antagonis ataupun orang biasa. ia adalah protagonis dalam hidup ini. dan ia adalah dirinya sendiri. Hanya seorang Riana yang ikut ambil dalam kisah ini. dan Riana yang menceritakan semuanya kembali melalui sebuah diary tentang kisahnya itu. dari halaman pertama hingga halaman terakhir dimana kisah itu terus berjalan. dan kini terlepas dari diary itu. waktu terus bergulir dan semuanya akan berubah. ikatan itu akan tetap ada. dan ikatan itu yang akan membuat semua orang menjadi protagonis dalam kehidupan mereka. dan membawa kisah yang berbeda untuk masing-masing orang.
dan Riana juga ingin berbahagia. Riana akan mulai menerima dirinya sendiri.
Yang mungkin sebelumnya sudah melakukan banyak kesalahan, namun ada kesempatan untuk berubah, Riana akan mulai memperbaikinya.
semua orang ingin berbahagia, bukan--?
***
Bagaimana dengan kisah-mu?.
***
๐๐๐๐--Tamat--๐๐๐๐