aryan yang masih dengan perasaan dongkol membawa mobil mereka ketempat dimana lala berkemah, sebenarnya dia tidak ingin membawa gadis itu pulang ketempat yang dia akan tuju tetapi saat tahu maksud dan tujuan aryan lala berulah yang tidak-tidak dengan cara ingin melompat keluar dari dalam mobil yang sedang melaju kencang dijalan aspal yang sedang ramai.
dan saat tiba aryan menghentikan mobilnya dijalan setapak yang menuju keperkemahan, lala langsung melompat turun dan berlari dijalan setapak itu sedangkan aryan buru-buru mengejarnya dan dikegelapan malam itu dua insan saling kejar-kejaran.
armin,tamin dan sari sedang duduk didepan api unggun dan disamping mereka juga ada teman-temannya duduk membentuk segerombil dititik yang sama ada juga yang main gitar dan menyanyi, ada pula yang berpuisi namun semua kegembiraan itu dikejutkan dengan munculnya lala yang berlari-lari dikejar aryan.
armin, tamin dan sari terperangah dengan lala yang tiba-tiba datang dan dikejar aryan,dan saat lala sampai dikemah dia tidak mempedulikan teman-temannya melihat kearah dia, yang dia pikir sekarang adalah bebas dari aryan untuk saat ini.
dan untuk aryan yang ingin mengejar lala dengan cepat dihadang armin dan tanpa persetujuan armin aryan menggeram ditempat.
"ada apa, aryan?" tegur armin.
aryan dengan wajah melas menghentikan langkahnya, dia melihat armin dan sekitarnya masih dalam napas yang terenga-engah sehabis mengejar lala yang tak mau bicara dengannya dia ingin bicara dengan armin, sebelum itu dilakukan aryan dia sudah dikerubuni teman-teman sekolah lainnya.
dan armin yang melihat itu dengan cepat mengusir teman-temannya sebelum ada peperangan lagi terjadi dikemah mereka.
"semua kembali ketempat masing-masing, ini persoalan pribadi" kata armin lantang.
semua teman-teman armin bubar dan kembali ketempat mereka masing-masing, armin yang melihat situasi yang akan memanas dengan segera merangkul bahu aryan dan diajaknya ketempat yang tenang dan jauh dari teman-temannya.
sedang sari menyusul lala masuk kedalam kemah dan melihat sahabatnya itu menangis lagi, dan sari berfikir pasti terjadi sesuatu yang dialami dengan lala dan aryan saat berada dikediam rumah aryan.
"apa yang terjadi, aryan?" tanya arminlunak.
"orang tuaku tidak merestui aku meniikahi, lala".
armin menatap tajam muka aryan dan dengan sekejab mata emosinya bergejolka didalam dadanya, dan ingin menghajar aryan sekarang juga tanpa ampun.
"aku tidak mau tahu pokoknya aku tetap menuntut tanggung jawabmu, yang menikah bukan orang tuamu tapi kau!"
"kau masih tidak mau percaya padaku armin?"
"buktikan dulu kalau kau bukan pengecut baru aku percaya"
"baik, akan aku byuktikan sampai kau percaya alu pulang dulu, sampai ketemu lagi besok" aryan melangkah jauh pergi meninggalkan kemah dan sebelum mencapai jalan setapak yang sering dilewatinya armin memanggil.
"aryan!" panggil armin lantang.
aryan menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah armin yang berdiri seperti cowboy siap berduel.
"ingat, jangan jadi laki-laki pengecut!" kata armin.
aryan tersenyum dan mengangguk lalu melangkahkan kakinya lagi, sampai hilang diantara pepohonan dan gelapnya malam.
dipagi hari yang matahari belum muncul untuk memancarkan cahayanya saja sudah membuat manusia yang berada dikemah ribut tidak tahu mengapa, suara gelak tawa dan canda diluar kemah itu membangunkan tidur sari, dia menggeliat sambil membuka mata dan melihat sekitar. jam berapa sih, kok diluar sudah ramai?
sari bangun bermalas-malasan kemudian dilihatnya matras lala yang sudah terlihat rapi, o pasti lala sudah bangun. tapi, tapi,,, tas pakainnya kenapa tidak ada? perasaan sari jadi bimbang jangan-jangan,,, ah, tidak. tidak mungkin dia pergi.
dengan diliputi rasa penasaran sari melongok keluar dan diedarkan pandangannya kesemua teman, ternyata tak dilihatnya lala lalu dia membalikkan badan dan diamatinya matras lala yang terlipat rapi itu, instingnya mengatakan sepeti ada sesuatu didalam matras itu. segera saja dia buka matras itu, ternyata di dalamnya ada secarik kertas dan itu membuat sari sangat penasaran lalu sari mengambil surat itu kemudian dia buka dan dilihat tulisan di selembar kertas itu, tulisan lala nirmala membaca.
sari sahabatku yang baik, aku terpaksa pergi menuruti keinginan hati yang perih ini. entah kemana kaki ini membawaku pergi.
sari, kesucianku hilang karena kesalahanku sendiri, sebenarnya aku yang mencampuri minuman obat perangsang dan obat tidur kedalam minuman yang sedang kita pesan waktu itu, kekejaman yang waktu itu yang niatnya kutujukan padamu ternyata berbalik memukul diriku dan aku tidak tahu, entah siapa orang nya yang menukar minuman itu, maafkan aku sari.
sari, kau memang lebih pantas umtuk dicintai armin, semoga kau dan armin dapat senantiasa saling mengerti dan bahagia, dari sahabatmu.
lala anggraini
sari melipat surat itu perlahan dan setitik air mata jatuh membasahi pipinya,dia sangat terharu dengan apa yang dialami sahabatnya itu, sambil mengusap air matanya dia bergegas keluar dari kemah dan berlari mendekati armin.
"armin! armin!" panggil lala tergagap, dan armin yang sedang dipanggil namanya itu menoleh kebelakang dan melihat sari berlari kearahnya dengan mata yang mengeluarkan air entah mengapa.
"ada apa pagi-pagi sudah ribut, sar?" sari terisak-isak.
"he, kok menangis?"
"lala pergi, armin. lala kabur..." armin dan tamin terperangah.
"oh oh, tuhan,..." keluah armin sambil mendekap wajahnya.
"min, kau harus cepat beritahu aryan" kata sari.
" tamin, ayo ikut aku!" ajak armin.
"ke mana?"
"menemui aryan!" seru armin sambil berdiri.
"jangan tanya apa-apa, pokoknya ikut saja!" lanjut armin lagi.
"oke, boss" tamin mengikuti armin, kedua laki-laki muda itu yang belum mandi itu langsung menyempalk sadel motor mereka dan bergegas pergi.
armin terus meluncurkan motornya ngebut, menyelip-nyelip kendaraan yang lain supaya cepat sampai kerumah aryan, dia berharap aryan belum pergi meninggalkan rumah.
cumah tujuh menit perjalan itu ditempuh armin dan dengan sangat kencangnya itu laju motor membuat tamin takut setengah mati dengan ketidak warasan teman satu ini, aneh menuturnya dan sampai armin tak tinggal diam dia meninggalkan motornya didepan teras rumah aryan sedangkan dia bergegas berjalan cepat dengan mengajak tamin turun dan menuju keteras rumah aryan dan kebetulan sekali pintu rumah itu tidak terkunci.
armin menghentikan langkahnya didepan pintu rumah itu dan sesaat dia mengedarkan pandangannya disekeliling menurutnya rumah itu nampak sepi tapi armin tak tinggal diam dia bergegas memencet bel rumah itu, beberapa menit belum ada seseorang yang akan buka pintu itu, biasanya jika sudah di pencet pintu akan dibuka pembantu atau tukang kebun rumah itu, sedngkan ini kelihatan sepi.
sebelum memencet bel yang untuk ketiga kalinya tak lama setelah itu rumah itu terbuka dan muncullah widarti, dan disusul oleh dartha. kedua orang tua aryan itu memandang armin dan tamin dengan pancaran mata tajam, karena karena kedua tamunya itu berpakaian kurang rapi dan ketahuan kalau belum mandi, sedang armin dan tamin memandang tuan rumah yang berpakaina rapi pakai dasi, armin menduga kalau tuan rumah itu akan berangkat ke kantor.
"selamat pagi, pak"
"pagi, mau cari siapa?" tanya dartha.
"kami mau ketemu aryan?" jawab aryan.
"ada perlu apa menemui aryan?"
armin menelan ludahnya yang mendadak terasa pahit ditenggorokannya saat ini lantaran sikap tuan rumah itu begitu angkuh dan sombong.
sebelum ingin melanjutkan kalimatnya saja armin sudah ketakutan dengan wajah yang sudah kelihatan ingin menelannya hidup-hidup itu, tapi kembali lagi dengan lala yang saat ini kabur armin harus segera memberi tahu aryan akan kejadian ini supaya mereka dapat mencari lala kemana saja yang akan mereka tiju nantinya.
walau harus dengan sejuta kekerasan ayahnya aryan, armin harus bisa ketemu aryan untuk saat ini juga karena ini sangat penting untuk lala