Chereads / cinta penawar duka / Chapter 26 - eps 26

Chapter 26 - eps 26

armin tidak menggubris gerutu adiknya lagi, dia langsung buru-buru melangkah kegarasi bawah tempat mobilnya berada. dilihatnya tukang kebun sedang membersihkan mobilnya dan dia menghampirinya.

"sudah, sudah aku mau pergi" kata armin terburu-buru dan langsung cepat masuk kedalam mobil menstater.

ibunya yang saat itu sedang di depan teras rumah mereka melongok kegarasi dan melihat armin sudah siap-siap pergi entah kemana, perempuan itu jadi heran melihat armin sudah rapi sepagi ini bahkan dia mengenakan peci.

"min, mau kemana kau?" tegur ibunya.

" ada urusan penting, ma. pergi dulu ya" pamit armin cepat.

armin meluncurkan mobilnya bagai anak panah yang melesat dari busurnya, sangat kencang dan tak dapat dihentikan. ibunya yang melihat tingkah laku armin hanya menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa seorang memakai pakain rapi lengkap dengan pecinya dengan tidak sopan mengendarai mobilnya ugal-ugalan kaya kesurupan.

sesampainya armin di rumah pak selamet, tanpa kata sopan lagi dan tanpa bicara dia menarik cepat lengan lelaki tua itu. membuat pak selamet termangu-mangu dengan tingkah armin yang tidak ada sopannya.

"ayo cepetan pak, kita berangkat sekarang jangan lama-lama lagi. pengantinnya sudah menunggu kita dan ijabnya harus pagi ini" ajak armin tergesa-gesa.

"sabar sedikit kenapa sih?" desah pak selamat yang jadi kebingungan.

"pak, jika jalan bapak pelan nanti keburu siang. dan ini tidak bisa ditunggu-tunggu lagi" ujar armin cepat.

pak selamet mendesah lagi dan lagi melihat armin yang sekali-ai menarik tangannya dengan cepat, kalau saja bukan armin yang meminta langsung dia jadi penghulunya lelaki tua itu pasti akan marah-marah.

lantaran armin sudah dianggap anaknya sendiri selama ini, dengan menyamakan setiap langkahnya pak selamet hanya menggurutu yang tidak jelas dibelakang armin, baginya dengan mengikuti kemauan armin sudah bisa buat dia jadi sosok sang ayah. memang untuk anak muda seperti armin tingkat menggebu-gebu dalam dirinya sangat besar sekarang ini.

saat armin membawa pak selamet ke kebayoran, dengan bersamaan itu pula kedua orang tua aryan dan lala disertai sari sudah sampai di rumah armin. ibu armin yang menerima kedatangan tamu-tamu itu merasa heran, apalagi dengan kedua orang tua lala yang datang dia merasa ada sesuatu yang bersangkut dengan gadis itu sekarang.

"selamat pagi nyonya" sapa wijaya ramah.

"pagi" ucap ibu aemin terheran-heran.

"armin ada di rumah? nyonya" tanya wijaya lagi.

"O, baru saja pergi" jawab ibu armin.

wijaya dan yang lainnya jadi merasa kecewa, bagaimana tidak seseorang yang akan menjadi petunjuk di mana anak-anak mereka sudah deluan pergi meninggalkan rumah yang jadi tunuan pertama mereka.

"kira-kira nyonya tahu kemana perginya armin?"

ibu armin cuma menggeleng-geleng kepalanya pelan-pelan.

"mari silakan duduk dulu" ujar ibu armin mempersilakan tanu-tamunya untuk duduk diruang tamu.

"kami hanya ingin bertemu dengan armin, tante" sahut sari.

ibunya armin yang curiga langsung bertanya.

"sebenarnya ini ada apa?"

"begini tante, terus terang saja ya saya dalam keadaan kesulitan sekarang ini. kalau saya tidak bisa menunjuk dan memneritahu dimana armin akan bertemu dengan aryan dan lala, saya akan ditahan dikantor polisi. untuk itu saya minta tolong sama tante barangkali saja tante tahu tahu kemana armin pergi" jelas sari panjang.

"tante sunggu tidak tahu kemana armin pergi, tapi kamu cobalah cari dia di kebayoran" ucap ibu armin.

"dirumah siapa tante?" heran sari.

"sebentar" ibu armin segera memanggil tuty dan saat mendengar namanya tuty dengan cepat muncul dari ruang tamu dalam berlari-lari kecil.

"ada apa, ma?" ucap tuty.

"antarkan mereka kerumah papa yang dikebayoran"

"untuk apa ma!" tanya tuty penasaran.

"tidak perlu kamu tahu, cepat antar saja dulu" tegas ibu armin.

"baik ma"

"nah, putri saya yang akan mengantar kalian ke sana"

"terima kasih nyonya, permisi" ucap ibu lala.

mereka segera beranjak pergi dari rumah armin, ibu armin yang cuma bisa melihat mereka hanya mengelus-elus dadanya. karena gara-gara armin jadi semua jadi menambah urusannya mudah-mudahan saja tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan menimpa anaknya.

....

mobil armin berhenti didepan pintu rumah yang sudah dijanjikan untuk bertemu dwngan aryan dan lala. lalu armin yang sudah sampai didepan pintu rumah itu dengan terburu-buru membimbing pak selamet turun dari mobilnya menuju kedalam.

penghulu ya g usianya sudah tua itu nampaj bingung dan heran, sebab dia tidak melihat adanya tanda-tanda pesta pernikahan bahkan dia hanya melihat rumah yang tidak berpenghuni didepannya.

tanpa banyak pertanyaan pak selamet hanya mengikuti armin kemana tangannya dituntun, sesampainya diruang tengah rumah itu pak selamet semakin penasaran dan mulai tidak tenang dengan situasi yang saat ini asing baginya.

"kau jangan main-main min, siapa yang mau menikah?" tanya pak selamet yang nampak kebingungan dan penasaran.

"jangan banyak tanya dulu pak, pokonya ada" ujar armin.

armin terus membimbing penghulu itu sampai didepan pintu yang pak selamet mulai bingung, dipintu rumah itu terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu oleh armin. rupanya aryan sudah mengintip ketika mendengar suara mobil berhenti dihalaman rumah itu.

"ayo masuk pak" armin terus memaksa pak selamet masuk. pak selamet tetap saja terbengong-bengong.

aryan yang melihat armin dan pak penghulu sudah masuk kedalam dengan cepat menutup pinu rumah itu dan menguncinya lagi, armin yang masih membimbing pak selamet terus mendekati meja.

aryan dan lala juga jadi ikut terbengong, apalagi dengan apa yang dikehendaki armin. mereka masih belum mengerti bahkan mereka melihat armin nampak sibuk sendiri mengatur kursi yang dijejerkan disekat meja.

"duduklah dulu pak" persilahkan armin pak selamet untuk duduk.

"kau ini apa-apaan, min?" tanya pak selamet tambah bingung.

"tenanglah dulu pak, semuanya bisa diatur" armin membawa pak selamet ketempatnya.

"mana orang yang mau nikah?" tanya pak selamet bingung dengan memperhatian armin dan teman-temannya yang berada didepannya.

armin menunjuk aryan, dan lala yang masih termangu dengan ulah armin.

"itu orangnya. aryan,lala ayo duduk disini!" perintah armin pada mereka berdua.

lala dan aryan saling berpandangan, mereka masih belum mengerti apa yang dimaui armin. armin yang melihat mereka berdua hanya diri diam di tempat segera menghampiri mereka dan menarik pundak mereka berdua.

"siapa dia, min?" tanya aryan lirih.

"penghulu" jawab armin.

aryan dan lala yang mendengar itu tersenyum dan bahagia, sebentar lagi keinginan mereka akan terkabulkan.

"jadi kau bawa penghulu? ah, kebetulan kami memang sudah menginginkan hal ini terjadi" ucap aryan senang.

"sudahlah jangan banyak bicara dulu, ayo cepat duduk bagus didepan penghulu itu" kata armin tak sabar.

aryan melihat kesampingnya sudah ada lala yang menemani dia duduk berdua didepan penghulu, sebentar lagi ya, sebentar lagi. apa yang diinginkan mereka berdua akan terjadi.

aryan berdoa supaya pernikahannya tidak ada yang menghalangi karena dia sudah mencintai lala, apapun yang terjadi untuk kedepannya itu bisa dipikirkan yang penting sekarang lala harus menjadi istrinya, karena dia sudah membuat gadis itu mengalami semua ini.