Chereads / cinta penawar duka / Chapter 7 - eps 7

Chapter 7 - eps 7

Disekeliling perbukitan nampak sunyi dan sepi, malam sudah mengintip masuk ketempat perkemahan diantaranya kemah-kemah yang berdiri api unggun menyala disana-sini, laki-laki dan perempuan bergerombol-gerombol mengelilingi api unggun untuk sekedar menghangatkan badan dan ada yang sedang bermain-main.

Dan sebagian dari gerombolan itu ada yang sedang sibuk menanak nasi dan membuat minuman teh, kopi dan yang lainnya suara jangkrik dan kodok saling bersautan ada pula suara detingan gitar yang dimainkan rudy, sementara armin cuma duduk berdua dengan tamin seraya memperhatihan apa yang sedang dilakukan teman-temannya itu.

"Jangan kau sia-siakan kesempatan yang baik, tinggal pilih lala atau sari,"kata tamin yang sedang duduk disebelah armin.

"Pilih apanya?"sahut armin

"Ah, jangan pura-pura bego"

"Maksudmu apa,aku ngk ngerti"

"Untuk dipacari"

Armin hanya tertawa mendengar tamin bicara.

"Aku belum bisa menentukan pilihan, rasa-rasanya getaran dihatiku sama sekali belum ada"

"Wah, sombong kali si ucok ini"

"Habis kalau tidak ada getaran cinta, suruh bagaimana?"

"Kalau aku jadi kau, sudah aku pacari kedua-duanya"

"Itu kau, tapi aku lain"ucap armin dengan toyoran dikela tamin.

"Bah, munafik aku kawatir kau bisa-bisa pilih tebu dapatnya mala ngk punya hidung,"kata tamin sambil tertawa ngakak.

Suara tawa tamin dan armin mengundang perhatian lala gadis itu jadi teringat sesuatu, pasti bisa menyenangkan hati armin seandainya dia membuat dua cangkir kopi untuk armin dan tamin,sedabgkan sari diam-diam memperhatikan lala.

"Aku buatkan kopi untuk kalian berdua, mau kan?"tanya lala sambil mendekati kedua lelaki yang tengah asik mengobrol itu.

"Ouw! senang sekali",sahut tamin dengan semangat.

"Terima kasih, lala".armin dan tamin menerima dua cangkir kopi itu dengan senang hati.

"Sering-sering begini ya,la?"kata tamin sambil melirik armin.

"Dia bukan pelayanmu"maki armin,tamin tertawa.

"Boleh ikut ngobrol?"tanya lala.

"Tidak ada randa larangan"sahut armin.

Armin memandang tamin dengan gemas, sedangkan tamin tertawa membuat armin jengkel lala duduk disebelah armin.

"Besok aku pingin jalan-jalan ketanah lot, armin mau ngantar kan?"tanya nirmala.

"Jangan khawatir kalau armin tidak mau kan ada ban serepnya"ujar tamin.

Lala termangu, armin mengerutkan keningnya.

"Ban serep"

"Ya, ni ban serepnya"tamin nunjuk dirinya sendiri yang mengatakan dirinya adalah ban serep lala jadi tertawa sendiri mendengar tamin berkata seperti itu.

"Yang kuajak armin, bukan kamu"

"Itu misalnya kalau ban serepnya diperlukan, kalau tidak ya biarkan saja  sampai tua".

"Orang sinting!"maki armin.

Tamin cuma tersenyum, lalu ia meneguk kopi yang masih hangat itu sama dengan halnya tamin, armin juga ikut meneguk kopi pemberian lala tenggorokannya jadi seger.

"Nggak dicamput guna-gunain kan?"tanya tamin.

"Iih, ngapain, buat apa guna-gunain kamu,"sahut lala mencibir tamin.

"Siapa tahu to? Nggak diguna-gunain aku pun sudah tergila-gila sama kamu apalagi diguna-gunain bisa-bisa gila beneran aku".

"Iih, ngk usah ya!"

Sialan aku kalah cepat, ternyata lala lebih pintar mengambil hati armin itu kata sari yang berada diantara anak-anak muda yang mengitari api unggun sejak tadi dia tidak henti-hentinya memperhatikan tingkah laku lala, dan dari matanya ada gelak rasa cemburu dan iri hati, lalu saking kesalnya dia melampiaskan gejolak perasaannya kepada rita dan tifa.

"Kau lihat si lala?"sari pura-pura bertanya, rita dan tifa mengedarkan pandangannya kemudian dilihatnya lala sedang ngobrol bersama armin dan tamin.

"Tuhh, lagi ngobrol dengan armin"

"Ganjen ya dia?"gerutu sari"selalu mengejar armin".

"Kau cemburu?"tanya tifa

"Ahh, nggak "muka sari jadi merah jambu.

"Jadi kenapa?"

"Aku nggk seneng  melihat tingkah laku cewek  kayak begitu".

"Biarkan saja, toh itu memang sudah perangainya"

"Besok apa rencana kita ?"sari mengalihkan pembicaraan.

"Ya, ya besok apa rencana kita?"

"Sebaiknya kau tanyakan saja pada ketua, mana tau dia punya rencana untuk besok"rita menimpali.

"Ah, malas".sari jadi berubah kurang semangat lalu dia berdiri dan pamit pergi dari tempat mereka ngobrol tadi.

"Aku capek, mau tidur ah"

Sari masuk kedalam kemah, meninggalkan suasana kegembiraan dan terbaring diatas matras.

Sendirian dia di dalam kemah itu namun di dalam dadahnya ada letupan-letupan yang mengoyak hatinya, yang membuat timbul rasa benci terhada lala.

"Kenapa dengan sari, nggak seperti biasanya dia seperti itu"tanya tifa

"Aku juga tidak tahu, ya sudahla mana tau dia memang capek, memang kamu tidak capek ya?"

"Ia sih, tapi ada yang berbeda dari sari tadi dia seperti memperhatikan armin dan lala terus".

"Perasaanmu saja itu kan tadi sari sudah bilang dia hanya capek, tapi kau mala panjangkan ke lala"kata tifa jengkel.

"Ia"

Malam sudah mulai larut, dimana semua murid-murid sekolah itu masuk ketendah mereka masing-masing dan mengistirahatkan seluruh badan dan mengumpulakan tenaga mereka, karena besok pagi sesuatu yang sudah direncanakan mereka akan dilakukan satu persatu.