Chereads / cinta penawar duka / Chapter 10 - eps 10

Chapter 10 - eps 10

Dengan tidak sabarnya armin mempercepat laju motornya menghadang mobil yang membawa sari tersebut.

Dan dengan nekatnya armin telah berhasil mendahului aryan ,tapi kemudian berhenti dan mencegatnya ditengah jalan terpaksa aryan menginjak buru-buru mobil yang dikendarai oleh aryan itu berhenti tepat didepan dihadapan motor armin, armin langsung membuka pintu mobil dan menyeret aryan keluar.

Sari yang tadi berada disamping aryan menjadi panik dan ketakutan tapi dia ikut turun dari mobil aryan.

"Jangan armin!" teriak sari kencang.

"Sabar bung" aryan meronta tapi tinju armin sudah melayang kemuka aryan dengan keras, aryan terpelanting kebawah dan armin terus menghajar aryan dengan keras.

" bajingan, bawa kabur anak orang!" Hardik armin yang terus menghajar aryan, tamin dan rudy yang yang turun dari motornya ikut pula menghajar aryan yang tak mampu melawan itu.

" sudah aryan, sudalah dia tidak bersalah!" teriak sari yang bersuara melerai perkelahian dengan sekuat tenaganya, mendorong armin dan tamin supaya menjahui aryan yang sudah tak berdaya itu.

"Ayo pulang!" armin menyeret sari ke dekat motornya, lalu armin menstater motornya "ayo cepat naik!".

"Tapi...bagaimana dengan dia?" Suara sari hampir menangis.

"Ayo, jangan banyak bicara!"bentak jatmiko.

Sari dengan berat hati naik ke sadel boncengan motor armin, ramli dan rudy menstater motornya, anita membonceng pada ramli lusy bersama rudy, lantas mereka tancap gas meninggalkan aryan yang bersandar loyo di pintu mobil, aryan mengawasi mereka sorot mata dendam.

Sari berlari masuk kedalam kemahnya,bdi dalam matras gadis itu menjatuhkan diri dia berbaring tengkurap sambil menangis, armin masuk kedalam kemah dan duduk disebelah gadis itu, dia dilanda emosi marah yang meletup-letup dalam dada.

"Siapa laki-laki itu?" sari tidak mau menjawab.

"Siapa?" bentak armin

Sari mengangkat kepalanya dan menatap armin, tatapannya tajam berkilau-kilau karena dibahasi butiran air mata.

"Apa urusanmu?" bentak sari.

"Sari, kau jangan berbuat sesuka hatimu aku ikut bertanggung jawab kalau sampai terjadi apa-apa pada pada dirimu aku ketua rombongan tour ini, sari".

Sari menjatuhkan kepalanya di lengan, tangisnya makin berkepanjangan dan suara tangis gadis itu meredakan emosi kemarahan armin, armin jadi merasa kasihan pada sari yang tadi mengatakan kondisi tubuhnya kurang sehat maka dengan penuh kasih sayang armin membangun sari, gadis itu dipeluk dalam pangkuan armin kasih sayang armin seperti layaknya seorang terhadap adiknya.

"Sari sudah lama kenal dengan pemuda itu?" tanya armin lunak.

Sambil terisak-isak nirmala menggeleng.

"Baru ketemu tadi kan?" sari mengangguk sambil terisak.

"Segampang itukah kau diajak pergi laki-laki yang belum kau kenal betul" sari meronta dalam pelukan armin, dia jadi marah atas perkataan armin terhadap dirinya yang dikatai murahan walau bukan itu maksud armin.

"Kau pikir aku ini gadis murahan?" Cetus nirmala.

"Jangan marah dulu, sayang aku cuma khawatir kalau terjadi apa-apa pada dirimu".

"Tapi kau tidak mau mengerti perasaanku". sahut gadis itu mulai terisak lagi.

"Perasaan? kau kenapa?"

Sari menatap armin dalam-dalam, setitik air mata jatuh berlinang bagai kristal armin merasa iba tapi tak habis mengerti apa yang sebenarnya terjadi? Dan tiba-tiba gadis itu memeluk armin erat sekali, tambah tak mengerti armin dia bingung apa yang diinginkan gadis itu.

"Ada apa,sar?" Tanya armin pelan.

Sari merenggangkan pelukannya lalu ditatapnya kembali wajah armin, keduanya saling bertatapan dan tiba-tiba bibir nirmala menyergap bibir armin, armin terperangah tapi tak kuasa mengelak ketika bibir gadis itu dengan penuh gairah melumat bibirnya, letupan-letupan birahi lelaki itu melonjak dan ciuman hangat itu dibalasnya dengan lumatan mesra.

Sari merasakan jiwanya terguncang-guncang bagaikan biduk diterjang ombak samudra, desah napas hangat lelaki itu seperti hangatnya matahari pagi, dan memang semuanya itulah yang selama ini siimpikan sari baru ini dialaminya.

Dan tidak sopannya tiba-tiba kehangatan dan memesraan itu diusik oleh suara teriakan ramli yang menggema kemana saja saking kerasnya.

"Armin! keluarlah kita diserang!"

Armin tambah kaget, ketika ada sebuah batu yang besar menimpa kemahnya buru-buru armin melepaskan pelukannya dan berlari keluar kemah meninggalkan sari yang masih termangu sambil mengusap-usap bibirnya.

"Ada apa, tam?"tanya armin.

"Kau lihat mereka?"kta tamin,armin memandang aryan bersalam puluhan teman laki-lakinya, mereka akan mengadakan balas dendam.

"Sekarang kita satu lawan satu, jangan beraninya cuma main keroyokan" tantang armin.

"Baik!" aryan melayani tantangan itu,dia melangkah maju siap berduel dengan armin, kemudiaan yang lainnya ikut berkelahi satu lawan satu.

Sari keluar sari kemah dan menengahi pertengkaran armin dan aryan.

"Jangan, kalian sampai berkelahi!" Teriak sari.

Armin mendorong sari kepinggir, lalu tinju itu menyerang muka aryan, aryan berkelit dibalasnya pukulant itu dan kena diperut armin, armin terhuyung-huyung kemudian membalas serangan armin perkelahian itu berlangsung seru seimbang saling kena pukulan dan tendangan.

Keadaan di areal perkemahan itu jadi pertarungan massal, gadis-gadisnya cuma menonton dengan dilanda perasaan cemas, tidak bisa berbuat apa-apa sedang armin dan aryan sama-sama tak mau menyerah walau kondisi mereka sudah loyo dan babak belur, perkelahian mereka ala cowboy.

Akhirnya sari bersama lala melerai kedua lelaki itu, sari menarik lengan armin dan lala menarik aryan membuat kedua lelaki itu saling berjauhan dan saling tatap menatap dengan mata terpancar dendam.

"Sudah armin, sudah hentikan!" seru sari.

Armin yang sudah dipenggangin tetap meronta, aryan pun demikian padahal sudah kelihatan sama-sama kehabisan tenaga.

"Sudah bung, sudah tak perlu diteruskan!" lala berusaha meredakan emosi aryan, aryan menarik napas panjang masih geram tapi ketika lala mendorong aryan kedekat pohon dan mengusap darah disudut bibirnya, maka emosi lelaki itu itu jadi reda.