Chereads / cinta penawar duka / Chapter 11 - eps 11

Chapter 11 - eps 11

Dilain tempat, yang lainnya juga ikut berhenti kerkelahi, suana yang kacau armin yang sudah loyo masih melontarkan ancaman kepada aryan.

"Sekali lagi kau berani menggangu sari, kubunuh kau!"nancam armin, sedangkan sari terus berusaha meredakan kemarahan armin.

"Armin, sebenarnya aryan tidak mengganggu aku, kau salah sangka armin" kata sari.

"Apa? kau membelanya?!" bentak armin.

"Aku tidak membelanya, aku hanya menumpang mobilnya sampai ke denpasar, jadi sebenarnya aku yang minta tolong padanya percayalah armin".

"Aaaaaa!" armin tak mau dengar ucapan sari, dia membalikkan badan dan masuk kedalam kemahnya, sari segera mendekati aryan yang sedang dirawat luka-lukanya oleh lala.

"Maafkan saya, aryan" sari nampak menyesal. "Sayalah yang menjadi penyebab kejadian ini"

"dan saya berharap aryan bersama teman-teman tidak dendam kepada kami" lala ikut menimpali perkataan sari.

Aryan menarik napas berat, di bibirnya yang pecah itu mengembang senyuman, seolah-olah senyuman itu mengajak bersahabat lalu setelah itu dia mengajak semua teman-temannya meninggalkan tempat itu.

"Ayo pulang!" teriak aryan, semua teman-temannya mengikuti perintah aryan beramai-ramai mereka meninggalkan tempat itu dengan penuh lesu.

Lala yang berada didekat sari menatap tajam langsung kewajah sari.

"ini semua gara-gara kamu, sari!" kencam lala sengit,sari melotot dia merasa tersinggung dan rasa bencinya terhadap lala jadi meluap.

"Kau yang tidak tau diri!" maki sari, lala jadi marah dikatain tidak tau diri apa maksud dari perkataan sari sampai berani berkata begitu, gadis itu berkacak pinggang.

"Siapa yang tak tau diri hah? Kau atau aku!" Bentak lala.

"Kau!" kata sari, dan tak mau kalanya lala juga ikutan bersautan mengatakan.

"Kau!".

Ketika lala dan sari mau berkelahi, tamin buru-buru mengcegahnya, sebelum terjadi jambak-menjambak rambut yang mana akan memperkeruh suana di kemah.

"Bahh! Kalian ini mau apa-apaan heh?!"  Mau berkelahi memperebut cinta?" ucapan tamin membuat kedua gadis itu menepis muka karena malu, lalu keduanya pergi meninggalkan areal perkemahan.

Gebrakan gamelang dibali terdengar keras dan meriah disana, seorang penari berjingkrak-jingkrak membawakan tarian kecak, lincah dan bersemangat dan suara gamelang serta gerakan itu mampu sedikit menghibur hati sari ya sari saat ini sedang mencari tempat pelarian sekadar untuk menghibur hatinya yang tak tentu, kendati perasaanya tetap saja gundah gulana.

Sebenarnya apa yang kualami sekarang? Itu pertanyaan di dalam hati sari yang bingung, haruskah aku memenangkan  perlombaan ini? Persaingan ini? Sedangkan aku masih meragukan apakah armin mempunyai perasaan yang sama denganku? Kalau tidak, betapa malunya betapa sia-sianya, apalagi sebagai seorang gadis mengejar cinta ahh, agaknya sudah terlampau berlebihan keluh sari dalam keresahannya.

Lalu dia mencobah membuang kemelut di hatinya, membuang bayangan wajah armin, membuang kecamuk dan kemelut yang terjadi tadi siang dengan lala mencoba konsentrasi melihat tarian kecak itu, tapi bayangan-bayangan itu masih saja memenuhi benaknya.terasa menyiksa sekali.

Lain dengan sari rupanya lala juga mengalami hal yang sama cuma berlainan tempat.di malam itu lala mencari pelarian disebuah tempat diskotik yang pengunjungnya kebanyakan para turis luar.

Lala duduk seorang diri ditengah hingar bingar suara musik diskotik ramainya pasangan muda mudi yang berjingkrak-jingkrak di area dansa dia merenung kemudian mencoba-coba menerima tawaran dari seorang bule yang menyodorkan rokok padanya, diambilnya sebatang rokok itu dan bule itu segera memanfaatkan kesempatan itu untuk menemui lala duduk berdua. Mengajak mengobrol Lala yang sedikit-sedikit tahu bahasa inggris bisa diajak conversation, lalu bule yang namanya steven itu mengajak lala melantai, lala cuma mengangguk sekadar untuk iseng, sekadar untuk bisa menghilangkan kegundahan hatinya.

Di antara pengunjung diruang diskotek nampaknya dua seorang pemuda memperhatikan tingkah laku lala. Kedua pemuda itu adalah putut dan adi, teman aryan yang pernah menyerang tempat perkemahan armin.

"Rasa-rasanya aku perna lihat gadis itu" ujar putut sambil menyenggol pergelangan tangan adi.

" kalau tidak salah, mungkin dia gadis yang camping di menguwi," sahut putut lagi mulai yakin dengan pandangannya.

"Ya, memang tak salah lagi, kenapa dia berada disini serang diri?"

"Ah, aku tahu?"

"Dan sibule itu kenal dimana?" jawab adi tak yakin dengan dilihatnya.

"Mungkin disini, barusan saja" sahut putut menganggukkan kepalany.

"Kita beri tahu sama aryan, yuk" kata adi.

"Jangan sekarang, sebaiknya kita awasi dulu mereka" usul putut, yang sedang mengawasi lala dari tempat mereka dan diawasi nampak santai saja melantai dengan steven bahkan gadis itu membuatkan tubuhnya didekap erat sama bule itu.

Sementara armin dan tamin duduk di depan api unggun, suasana perkemahan nampak sunyi penghuninya sudah mendekam didalam kemah karena kecapekan, ada pula yang nyeri tulang dan kesakitan mukanya akibat perkelahian tadi siang, armin dan tamin sendiri masih nampak ada bekas biru di mukanya, tubuhnya letih sekali.

"Kau harus bisa ambil keputusan, armin" ujar tamin.

"Keputusan apa?" dahi armin jadi menyerngit bingung dengan perkataan tamin.

"Pilih satu diantara lala dan sari",

"Hee, kau ini ngomong apa? Aku kan bukan anak kecil"

"Tapi kalau tidak mau mengambil keputusan dan sportif, keadaan camping ini bisa makin keruh, kau tahu lal dan sari sama-sama mencintaimu, armin".

Armin merenung sesaat, dipandangnya api unggun yang membakar kayu dengan suara gemeretak.

"Aku tidak mempunyai perasaan apa-apa sama mereka" guman armin.

"Kau harus jujur pada dirimu sendiri, kau pernah nggak mencium satu di antara kedua gadis itu?"tanya tamin.

Armin tertunduk diam, mukanya merah jambu lalu dia merenungi apa yang pernah dilakukan terhadap sari ya tadi siang dia memang telah mencium gadis itu.

"Jawablah dengan jujur, armin"

"Ya, sari pernah kucium" suara armin serak.

"Lala?"

Armin menggeleng, dan membuat tamin yakin bahwa armin sudah tahu bahwa hatinya sudah kemana akan pergi nantinya

"Nah, itu berarti kau memberi harapan terhadap sari, kau lebih cenderung mencintai dia."

"Tapi....."

"Jangan ragu-ragu armin kau harus jantan".