Pak irwan selaku guru yg ada disana bertanya kepada armin ada hal apa yang membuat mereka datang kekantor guru bukannya para siswa-siswi sudah pada pulang.
"Ada apa kalian kesini,bukannya ini sudah jam pulang"tanya pak irwan kepada mereka berdua.
"Begini pak, kami murid-murid kelas tiga akan mengadakan tour kebali dalam rangka merayakan lulus ujian,"kata armin.
kening pak irwan berkerut, menandakan apa yang sedang dipikirkannya tentang muridnya itu.
"Tour kebali? Apakah rencana itu sudah dirundingkan secara matang?"
"Be....beb...,"sahut tamin tergagap tapi armin lansung menginjak kaki tamin.
"Sudah pak"potong tamin meyakinkan.
"Betul sudah direncanakan dengan secara matang?"
"Sudah".
"Ada yang jadi sponsor?"
"Tidak ada pak"
"Lalu soal biaya gimana"
"Akan kita pikul bersama-sama pak"jawab armin sambil tersenyum dengan ucapan yang dia katakan.
"Siapa yang jadi ketua penyelenggaranya?"
Armin saling berpandangan dengan tamin sesaat kedua pemuda itu termangu.
"Siapa?"ulang pak irwan kepada mereka.
"Saya pak"armin langsung menjawab.
"Sudah tau kewajiban dan tanggung jawab menjadi ketua"
"Sudah pak "jawab armin mantab dengan anggukannya kepada pak irwan.
"Jadi apa yang kau perlukan"tanya pak irwan kepada armin.
"Dukungan pak irwan agar penyelenggaraan tour ini bisa berjalan dengan baik, terutama untuk para peserta yang mau ikut bisa diizinkan oleh orang tua mereka masing-masing".
"Lho tour ini sifatnya kan tidak jadi paksaan, jadi ada orang tua murid yang tidak mengizinkan ya jadi jangan dipaksa".
"Itu benar pak, maksud kami dari pihak kepala sekolah memberi surat edaran kepada orangtua murid"
"Ah, kau ini mau mengatur bapak ya" ucap pak irwan nggak enak dengan kata irwan yang sewenang meminta izin tanpa memikir dulu.
"O..tidak pak, pak irwan jangan beranggapan begitu dong sama kita berdua" kata armin sambil senyum-senyum untuk mencairkan suana yang mulai keruh dengan perkataan pak irwan sedangkan tamin sudah ciut nyalinya.
"Sayakan cuma usul pak, tak lain cuma demi kelancaran penyelenggara acara tour ini saja pak.
"Kau memang pintar omong, otakmu encer"kata pak irwan sambil terkekeh mendengar perkataaan armin, armin pun ikut terkekeh sedangkan tamin jadi lega dadanya lantaran pak irwan terkekeh dengan perkataan temannya itu.
"Jadi pak irwan setuju dengan usulan saya"kata armin memastikan atas usulannya tadi.
Pak irwan hanya mangguk-mangguk yang mengartikan bahwa ia setuju dengan perkataan armin tadi.
"Terima kasih, kami permisi dulu pak"
"Silakan"
"Mari bu"armin mohon diri kepada bu keyla begipun dengan teman tadi yang tidak ada sepata katapun yang keluar dari mulutnya yang tak lain tamin dengan perasaan gembira armin dan tamin meninggalkan kantor, tamin menepuk-nepuk bahu armin.
"Kamu memang hebat" puji tamin
"Belum, masih ada yang aku kerjakan"selah armin kepada tamin.
Keduanya tertawa berderai sambil melangkah untuk pulang.
Keesokan harinya armin dan tamin akan mengatakan kemurid-murid sekolahnya bahwa acara tour mereka sudah disetujui oleh kepala sekolah mereka.
Saat sedang melangkah dengan penuh senyum mereka melihat ada segerombol murid-murid perempuan,ternyata mereka sedang merundingkan penyelenggaraan tour itu lebih matang.
"Kawan-kawan semua gimana dengan rencana kita itu"kata armin.
"Semua pengikut laki-laki tidak ada masalah dengan tour kita ini, cuman dari pihak perempuan rasanya sukar untuk menperoleh ijin dari orang tua mereka" jawab bono yang jadi juru jawab atas pertanyaan armin kepada mereka.
"Saya yang nantinya yang meminta izin kepada setiap orang tua murid perempuan yang berminat ikut dalam tour ini"ujar armin.
Semua murid perempuan saling berpandangan seolah-olah belum yakin kalau armin akan berhasil.
"bagaimana apakah kalian setuju"tanya armin.
"Setuju aja kalau kau berhasil meminta izin kepada orang tua kami."
"Oke, aku akan berusaha menemui orang tua kalian masing-masing."tunggu dan lihatlah jawab tamin dengan bangganya seolah taminlah yang akan meminta izin kepada orang tua semua murid perempuan yang ada disitu.
"Semoga berhasil" kata semua murid yang ada didepan mereka.
Armin menghitung ada lima belas murid perempuan yang menyatakan dirinya mau ikut tour sedang yang lainnya yang tidak mau ikut cuma empat orang, mereka rata-rata punya urusan keluarga ada yang diajak keluar kota oleh orangtuanya ada pula yang berlibur kerumah neneknya didesa satu diantara mereka tidak ikut lantaran tidak lulus ujian.
Lantaran armin dan tamin harus bekerja keras untuk mendatangi setiap orangtua murid khususnya murid perempuan, tamin mengakui kalau armin seorang pemudah ulet dan tangguh penampilan dan logatnya sangat sopan setiap menghadap orangtua murid adalah berkat keberhasilannya.
Memang selama dua hari berturut-turut, setiap dia menemui orang tua murid tak banyak mengalami kesulitan enam orangtua murid telah mengijinkan anaknya untuk ikut tour termasuk diantaranya susi dan rika.
Dan armin boleh merasa bangga dalam waktu empat hari saja dia sudah megantongi setiap restu orangtua murid-murid perempuan yang akan ikut tour dan tiga belas murid lainnya sudah dinyakan boleh ikut tour oleh orangtua masing-masing sekarang hanya tinggal dua orang gadis lain, lala dan sari kedua gadis ini tidak terlampau sulit bagi armin dia sudah sering datang kerumah mereka orangtua mereka sangat baik kepadanya lebih-lebih ibunya lala, setiap armin datang kerumah lala perempuan itu selalu bersikap ramah, penuh kejujuran.
Lampu dijalanan menyala terang, dia terus meluncurkan mobilnya menujunkerumah anita rumah mewah yang ditujunya itu nampak sepi namun lampu diruang tamu menyala terang walau tak seterang lampu-lampu jalanan yang dia lewati tadi sewaktu mau kerumah lala,armin menghentikan mobilnya dihalaman rumah itu dan dengan tenangnya dia turun dari mobil tersebut, dia melangkah dan menhetok pintu yg berwarna coklat itu dengan perlahan, lala yang sedan tadi duduk diruang tamu bergegas menyambit armin.
"Malam,lala"
"Hai..,armin ayo masuk",kata lala senang sekali.armin sebelum melangkah masuk keruang tamu terlebih dahulu dia melongok keruang dalam.sedang lala tak sabar lagi membawa lengan armin.
" ayo duduk, kaya orang baru pertama kali datang kemari aja,"lalu keduanya duduk dikursi tamu.
Saat sedang duduk armin melihat sekeling dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang nanti terjadi, apa kedua orang tua lala mau mengijinkan anak nya ikut tour seperti orangtua murid yang lain.