Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Reinkarnasi♀️ Dunia Lain Menjadi Seorang Gadis Penakluk Dungeon

🇮🇩Shokuhou_Minami
--
chs / week
--
NOT RATINGS
36.2k
Views
Synopsis
Seorang remaja tewas ditindas oleh Tuan Truck secara tragis. Dia bertemu Kakek tua yang menyebut dirinya Makhluk Tertinggi. Dia di beri kemampuan dan bereinkarnasi di dunia lain. Dunia lain itu bernama, Dunglord. Dunia dimana ribuan Dungeon lahir, dan Dungeon merupakan sebuah penjara bawah tanah yang berisi monster dan harta karun tiada habisnya. Bisakah remaja itu mengalahkan monster terkuat dan mendapatkan harta karun tiada tara? Akan tetapi. Kakek tua yang melihat kepergian remaja itu sambil tersenyum. Tiba-tiba dia menepuk jidatnya karena teringat akan suatu hal. "Ah. Aku lupa untuk memperbaiki mesin pembuat tubuh yang telah menjadi rusak." . . . . Tidak ada hal warna-warni atau pun gunting-guntingan. Dan juga Novel yang sama di Wattpad. . . . . Protagonis wanita, pria ke wanita, protagonis arogan, protagonis narsistik, pesona, pemimpin wanita cantik, harem, protagonis tak tekalahkan, lemah ke kuat, pergi kedunia lain, reinkarnasi kedunia lain, sistem, unsur permainan, sihir, fantasi barat, kemampuan unik, menyembunyikan kemampuan, latar belakang misterius, masa lalu kelam, dungeon. . . . . Hanya Bab 1 yang sedikit cukup(revisi), terus Bab sisanya hanyalah pikiran mentah belum sedikit pun(revisi) . . . . Kata pepatah, "tulis aja dulu ide yang keluar, dan untuk kesempurnaan itu belakangan, kalau bisa."
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 - Seorang Gadis♀️

Hutan ungu, lantai 2 : Zona aman dan tersesat. Dungeon tingkat rendah, Airis.

Pada tempat yang sunyi dan lembab, jauh di kedalaman wilayah hutan ungu.

Tiba-tiba, tampak riak di udara yang menyebabkan distorsi sementara, pada lingkungan di sekitar area terbuka, tempat cahaya menerangi hutan melalui celah dedaunan.

Pada saat yang sama, mendadak muncul seorang gadis setinggi 147 cm yang berdiri tepat di tengah-tengah anomali itu berlangsung.

Gadis itu memiliki rambut twintail panjang berwarna hijau yang berkilau cantik, dengan pita hitam mengikat di kedua sisinya yang membuatnya terlihat lebih menarik.

Di tambah untuk saat ini, wajahnya yang dalam keadaan "tidur" dengan kulit halus tanpa noda, sama seperti kulit bayi atau mungkin jauh lebih baik.

Ini memungkinkan dia tampak terlihat seperti Malaikat kecil, yang menghangatkan hati untuk setiap orang yang melihatnya.

Di sisi lain, dia mengenakan gaun kimono lebar berwarna putih polos, dengan lapisan kain hijau sedikit transparan, dan untuk kainnya terdapat motif api berwarna hijau menyala.

Dan dia juga di lengkapi dengan sabuk pinggang dari kain berwarna hitam yang di ikat seperti bentuk pita.

Di kombinasikan dengan kalung liontin berbahan dasar kristal berlian berbentuk hati, dan kalung itu terpasang pada leher terbukanya secara anggun.

Secara keseluruhan, gadis itu dapat di gambarkan sebagai Putri kecil yang cantik jelita.

Yang memiliki keanggunan setara seorang Ratu, dengan aura kehangatan yang sangat lembut terpancar dari gadis itu.

Tepat, setelah seorang gadis muncul.

Anomali di sekitar lingkungan tersebut, secara perlahan-lahan mulai tiada. Dan kemudian pada akhirnya kembali menjadi bukan apa-apa.

Hanya saja, anomali itu meninggalkan sebuah keberadaan yang akan mengguncang semua makhluk.

Tidak, lebih tepatnya meninggalkan keberadaan seorang gadis kecil tak berdaya di tempat kejadian.

Akan tetapi.

Pada saat ini, tiba-tiba tangan dan mata sang gadis yang berdiri diam di tempat itu mulai berkedut.

"Hmph!" Dengan erangan kecilnya, sang gadis kemudian membuka kelopak matanya secara halus.

Lalu, dalam pandangan pertamanya.

Tampak pohon-pohon tinggi dan rimbun, terpantul pada pupil hijau zamrud pada matanya yang cerah, dan juga jernih terlihat indah penuh pesona.

Namun, jauh di dalam matanya terdapat rasa kebingungan terhadap apa yang di tangkap oleh pandangannya tersebut.

Sebab, pohon-pohon itu sedikit berbeda dengan apa yang di simpan dalam memorinya.

Dan itu karena mereka memiliki warna daun berbeda yaitu berwarna ungu gelap, yang memberinya kesan suram.

Tetapi, dalam sekejap dia hanya mengesampingkannya begitu saja. Sebab gadis itu telah mengetahui dimana dia berada.

"Ini, kah...Dunia Lain...? Dan tempat aku tiba... Apakah aku sekarang berada di dalam hutan?"

Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri dengan penuh ketidak pastian.

Melihat seorang gadis kecil berdiri sendirian dengan linglung di tengah hutan, itu terlihat agak aneh.

"Kurasa hutan ini terlihat sangat suram dan begitu sepi, kan...?"

Ketika pernyataannya berakhir, hanya kesunyian, dan dinginnya udara lembab yang menanggapi atas pendapat penuh kekecewaan sang gadis.

Tapi...

Saat ini, jiwa telah kembali berhasil beradaptasi penuh dengan tubuh.

Dengan itu, indra perasaan yang tadinya samar, sekarang meningkat tajam menjadi yang seharusnya.

Dan dalam sekejap, sang gadis tiba-tiba merasa kedinginan akibat udara lembab yang dingin terasa pada kulit sensitifnya.

Sehingga dia pun memeluk tubuh yang menggigil dengan kedua tangannya secara erat.

"Hiss... Kenapa udaranya mulai terasa dingin sekali!"

Sang gadis yang meringis merasakan kedinginan tak tertahankan pun, penuh dengan rasa ketidak nyamanan.

Oleh karena itu, gadis itu segera menggosok tubuhnya secara naluriah dengan kedua telapak tangan.

Berharap meredakan rasa dingin yang di alami oleh tubuhnya.

Akan tetapi.

"Oh, oke...?" Sang gadis mengerutkan kening saat ini.

Ketika dia merasa ada kejanggalan dan perbedaan, saat sedang menggosok tubuh miliknya, yang sedari awal dia anggap sebagai tubuh "pria buatan sendiri" dengan suara feminim dari dunia lain.

Dan oleh sebab itu, dia mulai segera meraba-raba tubuhnya lebih, dan lebih jelas lagi.

Empuk... Ke-Kenyal...?

Sang gadis tertegun sejenak, tetapi tetap melanjutkan dan perlahan memandang kebawah.

Halus... Lembut...

"I-Ini apa yang terjadi?!"

Pada saat sang gadis mengangkat tangannya, dia sangat terkejut.

Karena dia menemukan bahwa ukurannya telah menjadi kecil di bandingkan sebelum dia datang kedunia lain ini.

Di bilang dunia lain juga, itu karena dia sebelumnya pernah tinggal di dunia bernama Bumi.

Dan dia hidup sebagai seorang pria remaja biasa bernama Nurul Irianto yang berkewarganegaraan Indonesia.

Namun, kesampingkan hal itu.

Tangan kecilnya ini sungguh sangat amat ramping, bahkan dapat dikatakan sebagai bentuk yang sempurna.

Dan terus terang, pada kulit lembutnya memiliki warna putih cerah alami yang sehat tanpa cacat sedikit pun.

"Benar-benar tangan idaman para gadis."

Nurul tersenyum memuji tanpa menyadari bahwa dirinya sendiri saat ini adalah seorang gadis tulen.

Dengan senyuman alami yang terlihat sangat menawan dan juga begitu imut sekali.

Oleh karena itu, pada detik berikutnya.

Ekspresi wajah Nurul tiba-tiba berubah menjadi masam, ketika dia sedang melanjutkan meraba kepada bagian bawah tubuhnya.

Alasannya adalah karena dia merasa suatu hal yang merupakan identitasnya sebagai pria, telah menghilang dari tempat yang seharusnya hal itu bersemayam.

Atau kata-kata yang lebih tepat untuk sekarang adalah mantan pria, dan sekarang tempat itu telah menjadi "belahan daging mulus" tanpa "tonjolan".

Kemudian, Nurul mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangannya, dan menunduk untuk melihatnya.

"Eh...?! Ke-Kenapa tempat itu bisa terbelah??"

Nurul sangat terkejut, dan berkata dengan tidak percaya terhadap apa yang di lihatnya.

Celana dalam putih polos dengan pita hitam mini yang imut sebagai satu-satunya motif yang menonjol tanpa hal yang menonjol lainnya.

Hm, Itu cukup imut!

Kemudian...

"Mungkinkah...Kakek tua itu...?"

Nurul ragu-ragu, ketika dia mengingat seorang kakek tua yang mengaku sebagai makhluk tertinggi, dan Kakek tua itu kemudian mereinkarnasikan dirinya kedunia lain ini.

Dan pada saat yang sama Nurul melepas tindakan tidak senonohnya saat ini.

Tepat, sesuai tebakannya.

Sebuah suara serak dan tua terdengar melalui pikiran Nurul, dan memotong keraguannya saat ini.

(Hallo, Nak! Mohon maafkan, Kakek ini. Karena Kakek telah melakukan kecerobohan dan menyebabkan masalah terjadi padamu saat ini, Nak.)

"Iya?"

(... Ehem, memalukan untuk di katakan. Tetapi ini terjadi di karenakan Kakek telah lupa untuk memperbaiki mesin pembuat tubuh, yang sebelumnya rusak akibat suatu hal yang tidak bisa di katakan kepadamu, Nak.)

"Oh."

(Namun, hal yang lebih memalukannya lagi. Kakek ini, bahkan dengan cerobohnya memberikannya kepadamu sebelum benda itu di perbaiki.)

"Hm."

Suara yang terdengar dalam pikirannya Nurul itu, berbicara dengan penuh nada penyesalan dan rasa malu terhadap diri Nurul sekarang ini.

(Jadi, oleh sebab itu. Sebagai permintaan maaf Kakek ini. Kakek akan memberikanmu sebuah hadiah yang mungkin berguna bagimu, atau lebih tepatnya terhadap penampilan tubuhmu saat ini.)

"A-Apa..."

(Baiklah. Sudah selesai. Kalau begitu sampai jumpa lagi, Nak!)

Dengan begitu, sebuah cahaya yang berkilau, mendadak muncul dari udara tipis di depan Nurul.

Dan dengan segera, cahaya itu bergegas secepat kilat menuju tubuh Nurul.

Dan langsung masuk kedalam tubuhnya tanpa hambatan, dan tanpa bisa di halangi oleh Nurul.

Merasakan perasaan panas di dalam tubuhnya, Nurul tidak bisa menahan untuk tidak mengeluh dalam rintihannya.

"Ngh! Pergi begitu cepat...? Bahkan Kakek tua itu tidak menjelaskan apa yang masuk kedalam tubuhku ini!?"

Lalu, seperti merespon atas pertanyaan Nurul. Suara yang sama terdengar kembali dalam pikirannya.

(Ehem, mohon maaf, Nak. Kakek ini lupa untuk mengatakan, bahwa dunia ini sungguh telah menjadi sangat berbahaya bagimu, atau lebih tepatnya karena penampilanmu sekarang ini. Jadi... Ekstra berhati-hatilah, Nak!!)

"Hah? Bagaimana bisa...!?"

Nurul merasa tidak percaya, dan berharap tidak ada yang salah dengan apa yang di dengarnya.

Tapi...

"Tidak mungkin... Sialan, dia pergi begitu cepat lagi!"

Dalam sekejap mata ekspresi wajah Nurul menjadi gelap, dan bahkan merasa kesal dengan Kakek tua itu.

Karena jika dia ingat dengan betul bahwa perkataan Kakek tua itu kepadanya tadi, dan di saat sebelum dia di kirim kedunia lain ini, itu benar-benar merupakan kebalikannya.

Jadi, Nurul merasa kemalangan yang satu ini benar-benar salah Kakek tua itu, dan bukan karena nasibnya yang baru-baru ini sangat buruk.

Oleh sebab itu. Kemalangan kali ini pantas untuk dimarahi oleh Nurul secara habis-habisan, karena penyebabnya itu terlihat.

"Dasar sialan! Kakek tua pikun...!!?"

Tetapi, teriakan awal yang keluar dari mulut kecilnya yang manis, hanya menghasilkan suara keras yang begitu imut, yang bergema di dalam hutan yang sunyi.

Suara imut itu berhasil membuat Nurul tertegun beberapa detik, dan kemudian meledak karena ekstasi.

"Eh!!! Bahkan suaraku juga berubah menjadi begitu imut...!!!?"