Teriakan semangat ketiga orang itu secara alami menarik perhatian para petualang di sekitarnya.
Melihat regu yang begitu energik, para petualang memberikan reaksi yang beragam.
Mulai dari menggelengkan kepala hingga tersenyum penuh arti.
"Ya, ampun. Dasar petualang baru. Dengan tingkah seperti itu, mereka mungkin akan mati begitu cepat. Jika terus seperti itu."
"Benar, temanku. Bahkan ketika aku baru pertama kali menjadi seorang petualang. Aku tidak pernah bersorak untuk pekerjaan, yang setiap saat bisa merenggut hidupku ini."
"Iya... Tapi, aku berharap kedua wanita itu tidak jatuh ketangan serikat jahat..."
Di sisi lain, seorang pria berjubah ungu yang menutupi seluruh tubuhnya.
Dia tersenyum dengan seringai di balik topengnya.
Berdiri jauh di atas pohon yang berada pada pinggiran hutan.
Memandang kepada regu yang bersemangat, terutama terhadap kedua wanita yang berada dalam regu.
"Ah, Ah, mereka akan segera datang. Anak-anak bersiaplah untuk menyambut tamu kita!"
Dengan kata-katanya, seluruh sosok yang bersembunyi di pepohonan.
Bergerak kedalam hutan seperti bayang-bayang, bersiap untuk menyambut tamu.
Pada saat yang sama.
Regu penuh energik akhirnya mereka mulai kembali bergerak menuju kedalaman hutan.
Dengan mengikuti jalur yang baru di putuskan oleh sang Kapten.
Tanpa menyadari akan bahaya yang menunggunya.
Kembali kemasa kini, di kedalaman hutan belantara yang sunyi.
Seorang gadis telah terbaring tidur, dengan tubuh kecilnya yang ramping.
Hampir sepenuhnya terkubur oleh tumpukan daun.
Sehingga gadis tersebut tidak mengetahui berapa lama waktu yang telah dia lalui.
Sampai pada akhirnya.
Sebuah getaran hebat, dan jeritan yang memekakkan telinga, datang melanda dirinya.
"Tidak! Tidak! Seseorang tolong aku...!!"
Seorang pria paruh baya berusaha melarikan diri, dari kejaran monster berbentuk manusia setinggi 3 meter.
Dengan tubuh bayangan gelap yang tipis, dan mata ungu yang menyala dalam kegelapan malam.
Dan di bagian lain tangan besarnya, terdapat cakar hitam yang tajam dan panjang.
Dengan kaki memudar yang melayang di atas permukaan tanah.
Monster bayangan mengejar dengan cepat.
Menyusul orang itu, di bawah tumbangnya pohon yang di terobos oleh monster bayangan.
Dengan kekuatan yang menghancurkan bumi.
"Kenapa, Kenapa monster itu muncul, di lantai ini?!"
Dalam kondisi keputus asaan.
Pria paruh baya sudah tidak mengerti lagi dengan tingkat kemunculan monster acak.
Di setiap lantai dari berbagai tingkat Dungeon ini.
Sebagaimana yang dia pelajari olehnya, sejak pertama menjadi seorang petualang.
Bahwa keberadaan mereka akan menjadi dua hal, yaitu menjadi bencana.
Atau menjadi berkah untuk meningkatkan kekuatan dan kekayaan.
Jika monster acak itu lebih kuat dari orang-orang yang menemuinya, maka akan menjadi bencana kematian.
Sedangkan jika lebih lemah, maka itu merupakan sebuah berkah yang jatuh dari langit.
Karena rampasan yang keluar akan setingkat bos lantai dari dungeon monster acak itu muncul.
Dengan kesempatan mendapatkan pengalaman 10 tingkat secara instan.
Kepada orang yang memberi serangan terakhir, tanpa ada batas tingkat.
Tetapi, monster acak sangat sulit di dapatkan.
Di sebabkan mereka muncul di tempat acak, dengan monster dan tingkatan acak.
Dengan waktu kemunculan sebelum mehilang kembali hanya selama 1 jam penuh.
Dengan kata lain, mereka adalah monster langka yang sangat berharga.
Sekaligus monster yang bisa menjadi bencana bagi orang-orang yang menemuinya.
Jadi bisa di bilang, monster acak sangatlah di cari oleh petualang tingkat tinggi.
Meski sebaliknya sangatlah di hindari oleh petualang tingkat rendah.
Seperti yang di katakan, petualang tingkat rendah sangat menghindari kemunculan monster acak.
Namun, yang namanya sudah jodohnya, pasti ketemu, meski ada di ujung dunia sekali pun.
Contohnya, pria paruh baya yang di kejar monster acak saat ini.
Meski pakaiannya saat ini sangat compang-camping.
Dia adalah seorang petualang tingkat C, yang merupakan anggota Serikat bernama, Flores Goat.
Sebelum menjelajahi Dungeon Airis, dia bergabung dengan sebuah regu yang terdiri dari 16 orang.
Dan mereka semua itu adalah anggota Serikatnya sendiri.
Kemudian untuk kekuatan regu itu, mempunyai 2 petualang tingkat D tipe Pendukung.
6 petualang tingkat C tipe Penyerang jarak dekat.
4 petualang tingkat C tipe Penyerang jarak jauh.
1 petualang tingkat C tipe Penyihir.
2 petualang tingkat C tipe Pembunuh, salah satunya pria paruh baya.
Dan terakhir inti dari kekuatan regu, yaitu 1 petualang tingkat B tipe Pertahanan.
Mereka di tugaskan oleh pemimpin Serikat untuk melakukan ekspedisi ke lantai 20, Dungeon tingkat rendah, Airis.
Namun, sangat di sayangkan mereka telah bertemu monster acak tingkat 1 A tipe Kegelapan.
Ketika sedang melewati salah satu rute dari hutan ungu di lantai 2 Dungeon.
Lebih buruknya lagi, monster itu di katakan hanya bisa di lukai oleh Elemen Cahaya atau Suci.
Dan sedangkan dalam regu tidak ada yang memiliki Elemen Cahaya atau bahkan Suci.
Hasilnya, mereka semua mati, dan hanya tersisa 1 orang yang melarikan diri, yaitu si pria paruh baya.
Tapi, sepertinya pria paruh baya tidak akan hidup lebih lama lagi.
Karena pria paruh baya sudah berada dalam jangkauan serangan monster bayangan.
"Tidak!! Aku tidak ingin matiー"
Sudah terlambat untuk menyelesaikan ucapannya, karena kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya.
Tidak jauh dari mayat pria paruh baya.
Seorang gadis baru terbangun dari tidurnya, akibat gangguan terus menerus di dekatnya.
"Uh, ada apa, sih? Berisik sekali!"
Setelah bangun, Nurul melihat sekeliling dengan suasana hati yang buruk sambil berbicara penuh amarah.
Sampai pada akhirnya, tatapannya jatuh pada sesosok manusia gelap besar, dan bermata ungu menyala.
"Apa itu...H-Hantu...?"
Saat Nurul melihatnya, dia bertanya tanpa sadar dengan tubuh gemetar.
Namun jika di pikirkan lagi, dia saat ini berada di dunia lain.
Jadi, bila sosok itu di sebut hantu, itu terasa sedikit salah.
"M-Monster...? Tidak mungkin!"
Nurul memperbaiki sebutan yang menurutnya salah tadi.
Ketika dirinya sudah berlari dengan sekuat tenaga, jauh kesisi lain dari monster itu.
Menyadari ada 1 kelinci yang melarikan diri sangat cepat.
Monster bayangan memilih mengabaikannya.
Karena dia masih sibuk memakan mayat pria paruh baya, dengan darahnya masih mengalir sangat segar.
"Lari" itulah kata yang ada di benak Nurul saat ini, karena dia merasa belum mampu untuk mengalahkan monster tadi.
Alasan pertama adalah dia tidak pernah berkelahi.
Apalagi dia belum mempelajari kemampuan yang di berikan oleh kakek tua itu.
Alasan kedua adalah dia merasa bahwa monster itu sangat kuat.
Karena dia melihat mayat seorang pria paruh baya dengan kepala terpisah dari tubuhnya.
Dengan alasan itu semua, dia dengan tegas memilih melarikan diri.
Meski tubuhnya masih sangat lemas dan lapar.
Kemudian, Nurul terus dan terus berlari sekuat tenaga.
Sampai pada akhirnya kembali mencapai batas manusia.
Merasa sudah hampir pada batasnya, Nurul hanya berharap dia bisa sampai melewati semak-semak di depannya.
Karena dia melihat secercah cahaya dari sebuah kobaran api minimalis.
Dan dia juga mendengar suara canda tawa, dari sekelompok orang di balik semak-semak itu.
Dia berharap mereka membantu memulihkan nutrisi tubuhnya dengan sedikit makanan.
Meski terlihat naif, setelah mendengar peringatan dari Kakek tua.
Tetapi, Nurul tidak punya pilihan lain lagi.
Namun dia masih berharap bertemu orang-orang baik, dan dengan itu dia akan sangat terselamatkan, mungkin?
Sebaliknya jika dia bertemu orang jahat, maka dia hanya akan sengsara selama sisa hidupnya, mungkin?
Nurul sebenarnya sedikit tidak percaya dengan peringatan Kakek tua.
Walau dia tahu kemana arah peringatan itu.
Karena Nurul merasa tubuhnya saat ini masih seukuran anak-anak di bawah umur.
Jadi, tak ada alasan bagi penjahat kelamin untuk menyerangnya, kan?
Dan juga seharusnya siapapun akan merasa kasihan, bila melihat seorang gadis kecil tak berdaya, kan?
Terus menolongnya, kan?
Dengan keyakinan di hatinya, Nurul melepaskan energi terakhir dari tubuhnya.
"Sedikit lagi, sedikit lagi... Ayolah, sedikit lagiー"
"Terjatuh" itu kata yang tepat untuk menggambarkan Nurul saat ini.
Yang sudah terkubur dalam semak-semak lagi, dengan kondisi drop secara tiba-tiba.
Tetapi, yang tidak di ketahui oleh Nurul sebelum pingsan.
Bahwa pakaian yang dia kenakan telah lenyap, menghilang menjadi secercah cahaya dalam sekejap.
Di gantikan oleh gaun putih polos yang lusuh, dengan tubuh Nurul menjadi kurus tidak terawat.
Dengan rambut twintail hijau yang berkilau telah berubah menjadi hijau biasa.
Namun, wajah Nurul masih cantik di atas kecantikan dunia, meski telah turun berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Dengan kata lain, sang Putri terlahir kembali menjadi gadis pedesaan biasa.
Semua itu terjadi dalam sekejap mata.