Pada saat ini, roda berputar maju kedepan, dan memulihkan waktu menjadi sedia kala.
Nurul terbangun melayang-layang di ruangan putih hampa, tanpa ada siapapun dan hanya sunyi.
"Aku...Dimana...?"
Tak ada yang menjawab, hanya terdengar suara merambat sejauh suara itu bergema.
"Ogya, ogya, ogyaa!"
Tangisan bayi terdengar pada gendang telinga Nurul saat ini.
Nurul melihat sekeliling untuk menemukan sumber suara, lalu melihat sebuah ruang kamar tidur tidak jauh darinya.
Tiba-tiba Nurul terbang melayang tak terkendali, menembus masuk kedalam kamar, tanpa di sadari oleh dirinya sendiri.
"Eh, kenapa aku bisa masuk?"
Di dalam kamar bergaya Victoria, beberapa orang sedang sibuk mengurus proses persalinan tanpa menyadari kehadiran Nurul.
Itu seperti tak ada siapapun dimana Nurul berada!
"Selamat Nyonya! Bayi Anda, perempuan!"
"Ogya, ogya!!"
"Oh, Putriku yang imut!"
Seorang wanita berambut dan bermata hijau terbaring di atas kasur, tersenyum lembut menatap Bayi yang sedang di gendongnya.
"Ogya! Ogya!!"
Meski tangisan Bayi ini terdengar histeris, namun di mata sang Ibu itu normal dan imut.
"Ogya!!!"
"Ini..."
Perasaan terhubung datang dari dalam hati Nurul ketika melihat Bayi di hadapannya.
"Cup, Cup, maaf ya, Putriku ... Ayahmu, Ziel Belsitas. Tidak bisa datang ketika hari kelahiranmu... Hiks..."
"Tenanglah, Nyonya! Jangan menangis! Itu tidak baik untuk kondisi Nyonya saat ini!"
"B-Baik...Hiks... Aku mengerti, Syrl!"
Wanita itu mengambil sapu tangan yang di berikan oleh seorang pelayan bernama Syrl.
Sesudah mengusap air mata, wanita itu tersenyum kembali menatap bayinya dengan penuh kasih sayang.
"Dengar, Putriku! Karena ayah mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat. Jadi, Ibu yang akan memberikanmu sebuah nama yang indah sekarang!"
"Oh, Itu ide bagus, Nyonya!"
Syrl memuji pendekatan sang Nyonya, di samping Bayi yang sudah tidak menangis lagi.
"Baiklah. Aku akan memberikan nama Putri semata wayangku ini dengan nama "Permata" dari bahasa Roh Kuno. Dan itu di sebut sebagai Katiya, Katiya Belsitas! Yang berarti, Permata Tak Tersentuh!!"
Ibu Katiya berseru dengan hati bahagia setelah memberi nama pada Putrinya yaitu, Katiya Belsitas!
"Selamat Nyonya! Selamat Putri Katiya!"
Syrl dan orang-orang dalam ruangan merayakan, dan memberi selamat kepada Ibu dan Putri sulungnya yang tercinta ini.
Dengan itu, seluruh ruangan retak dan kemudian hancur berkeping-keping, hingga tak tersisa dalam sekejap mata.
Lalu, untuk Nurul saat ini sedang memproses ingatan yang datang kepadanya.
Atau lebih tepatnya ingatan tentang hal tadi, yaitu Ibu dan Putrinya.
"Jadi, begitu ... Inikah latar belakang acak yang telah di tetapkan oleh Kakek tua untukku?"
Nurul merenung sambil melayang-layang dengan bebas.
Nurul kemudian menjulurkan tangan kedepan, lalu menunduk memandang kebawah dan kebelakang.
Melirik tubuhnya yang bisa di lihat, dan sepertinya baju telah berganti dengan sepotong gaun putih polos.
Memperkirakan umur dari penampilan tubuh, Nurul menilai dirinya saat ini seperti anak berusia awal 14 tahun.
"Hm. Tapi kenapa tidak dari lahir?"
Nurul menjadi bingung setelah memperkirakan umur dirinya saat ini.
Itu karena Nurul sudah di beritahu oleh Kakek tua, bahwa dia akan bereinkarnasi di mulai dari lahir.
Tetapi kenyataannya, Nurul mulai di tengah hutan belantara dengan tubuh seorang gadis.
Yang dia tidak tahu kapan membuat tampilan tubuh gadis ini!.
Dan bukankah dia di beri kebebasan membuat tampilan sendiri menggunakan mesin pembuat tubuh?
Namun, kapan Nurul ingat telah menggunakan mesin pembuat tubuh, dan membuat tubuh berjenis kelamin wanita ini?
Juga Nurul tidak yakin dia mempunyai fetis mengganti kelamin dirinya sendiri.
Apa ini ada hubungannya dengan mesin yang rusak?
"Ah, aku mengerti!"
Nurul mengangguk seolah-olah mengerti sesuatu.
Sambil melayang tak tentu arah atas bawah, Nurul mengungkapkan pemikirannya dengan lantang dan yakin.
"Aku mungkin bereinkarnasi dari lahir dan menggunakan mesin rusak itu, lalu yang rusak itu adalah pemilihan jenis kelamin. Terus sesuatu terjadi menyebabkan aku lupa ingatan dan terbangun di tengah hutan. Kemudian perlahan sedikit demi sedikit, ingatan itu kembali seperti yang aku alami tadi!"
Dengan "hum, hum" dan "mari tunggu ingatan selanjutnya untuk kemudian bertindak menjadi tujuanku", Nurul menutup mata dan menyilangkan kakinya berpose meditasi-meditasi.
Mengingat adegan sebelumnya, yang di konfirmasi oleh Nurul sebagai hari kelahirannya.
Nurul mengingat wajah cantik yang saat ini sudah di akui sebagai Ibunya sendiri.
Serta wajah Nurul ketika Bayi yang sedikit mirip dengan Ibu.
Sudah bisa di bayangkan bahwa wajah yang di miliki tubuh Nurul saat ini pasti sama cantiknya dengan Ibu.
Sudut mulut Nurul sedikit terangkat.
Mendapatkan tubuh gadis cantik juga sepertinya itu tidak buruk.
Meski Nurul belum melihat tampilan penuhnya sendiri, tapi itu pasti berparas cantik sejauh kesimpulan yang di dapatkan.
Pada saat ini.
Hati yang tergantung telah terlepas, dan kini Nurul sudah dapat menerima takdir dengan lapang dada.
Walau Nurul tidak melupakan asal jati diri.
Yah, mengetahui dia masih memiliki seorang Ibu dan Ayah, itu sudah cukup bagi Nurul untuk membuang masalah sepele.
Masalah sepele seperti tidak bisa menikahi seorang perawan bahkan janda!
Tidak bisa melepas keperjakaan!
Tunggu, Nurul masih punya keperawanan...
Kalau sudah begini, ayo melajang seumur hidup!
Karena sudah mati sekali, mari jalani kehidupan yang baru dengan baik!
Kemudian.
Seperti mendapat pencerahan, Nurul kembali membuka mata kilau zamrudnya, dan berbicara sendiri dengan nada penuh pujian.
"Permata ... Katiya ... Ini nama yang bagus! Seperti yang di harapkan dari Ibuku! Mulai sekarang namaku adalah Katiya, Katiya Bersー Belsitas!"
Katiya bersemangat ketika menyebut dirinya sendiri dengan lidah sedikit tergelincir.
Dengan hati gembira karena mendapat identitas baru, Katiya melayang-layang di ruangan putih sunyi dan kosong.
Dalam beberapa saat melayang, Katiya mulai menyadari sesuatu yang genting.
"Bagaimana aku keluar dari tempat ini? Seingatku, aku pingsan belum lama ini dan datang ketempat entah apa ini? Mungkinkah tempat ini adalah alam bawah sadarku? Bila begitu, semoga tubuhku yang pingsan di temukan oleh orang baik!"
Sambil melayang-layang, Katiya mengharapkan keberuntungannya untuk mendapatkan orang baik.
Karena Katiya tidak tahu apa yang akan terjadi, jika tubuhnya yang tidak berdaya di temukan oleh orang jahat.
Membayangkannya saja membuat Katiya menjadi takut dan merinding di sekujur tubuh!
Keputusan yang salah! Tidak! Bagaimanapun, dia tidak punya pilihan lain lagi!
Hutan sepi! Dia tersesat! Dia lapar! Dia lelah! Dan ada monster mengejar, mungkin...
Dia bisa mati! Mungkin...
Membuang pikiran negatif, Katiya mencoba memikirkan hal lain.
"Hmm... Setelah aku baik-baik saja. Aku ingin mencoba menjelajahi Dungeon yang di katakan Kakek tua itu. Dan menjadi kuat dengan kemampuan yang di berikan Kakek tua padaku ... Kemudian, barulah mencari tahu tentang latar belakangku, dan orang tuaku sendiri!"
Katiya tersenyum manis, mengingat wajah lembut, dan penuh kasih sayang dari sang Ibu ketika menatap Bayi atau dirinya.
"Aku memiliki seorang Ibu 'kah... Ah, aku jadi ingin menemuinya secara langsung! Meski aku tahu, aku telah melupakannya!"
Katiya masih sedikit tidak percaya bahwa dia bisa memiliki seorang Ibu.
Karena kehidupan sebelumnya, meski pun tergolong bahagia, tapi itu terasa sangat kurang.
Kurang satu hal, yaitu merasakan dan memiliki kasih sayang orang tua, sebab dia ketika lahir dia langsung di jual.
Entah apa yang membuat orang tua sebelumnya menjualnya.
Yah, lupakan itu, karena sekarang di kehidupan ini dia adalah Katiya.
Seorang gadis yang masih memiliki kedua orang tua masih hidup, mungkin...
"Hah."
Melayang dengan tubuh terbentang, Katiya menghela nafas, sedikit merenung.
"Banyak hal yang terjadi padaku hari ini ... Jati diriku, hidupku, takdirku... Apa yang akan terjadi padaku di masa depan, ya? Semoga itu masa depan yang cerah..."
Kelopak mata Katiya perlahan menjadi berat, perlahan menutup mata, perlahan kesadaran memudar.
Dan perlahan Katiya tertidur...
Ruang putih menjadi pecah dan hancur, di gantikan oleh kegelapan dengan satu cahaya bintang bersinar terang!
Menyinari kegelapan tak berujung!
Dengan pusat bintang tepat di tengah dada Katiya yang tertidur saat ini.
Kemudian, bintang itu berubah-ubah warna dalam miliaran skala warna yang menakjubkan.
Hingga sampai pada titik kepadatan ekstrim yang mengakibatkan bintang itu meledak menjadi supernova dahsyat.
Big Bang!
Setelah beberapa waktu tidak di ketahui, ruang gelap telah menjadi ruang angkasa dengan triliunan galaksi memadati.
Saat ini, Katiya melayang di antara galaksi dengan di selimuti beragam cahaya warna berkilauan.
Dan ketika ini, muncul panel mengitari dimana Katiya berada.
Proses...1%...24%...78%...99%...
100%..."Sistem" Berhasil Terpasang!