Chapter 3 - Bab 3

Hari ini Keyla sangat bersemangat untuk ke rumah. Ia pulang lebih awal dan tepat waktu. Jika setiap harinya Keyla enggan dan malas untuk pulang ke rumah yang ada sang mama. Tapi hari ini ia sangat antusias pulang karena papanya pulang dari urusan luar kotanya.

"Keyla pulang," Seru Keyla bersemangat 45.

"Hai. Tuan putri papa," Sapa lelaki paruh baya berusia 40 an itu.

Alcard Georgia Griffin. Orang tua bagi Keyla dan suami dari Ratu. Sangat penyayang dan akan melakukan apapun untuk keluarganya. Pemilik perusahaan batu bara ternama se asia yang memiliki berbagai cabang. Dan pemilik sekolah Adhyaksa.

"Papa gak akan pergi ke luar kota lagi kan ?" Tanya Keyla merajuk.

"Entahlah. Kalo ada masalah di cabang luar kota,Papa terpaksa harus menyelesaikannya." Jawab Alcard mengelus kepala Keyla.

"Pipi kamu kenapa?" Tanya Alcard melihat bekas tamparan di pipi Keyla.

"I-ini.... emm....ini-" Keyla bingung harus jawab apa.

"Bekas tamparan," potong Ratu muncul dari dapur.

Alcard mengernyit, "Siapa yang menampar putri papa ?"

"Mama," balas Keyla menunduk.

Ratu melirik tajam pada Keyla. Sedangkan Alcard menghela nafas berat. Ia mengusap kasar wajahnya.

"Keyla,Kamu ganti baju dulu sana." Perintah Alcard di balas anggukan oleh Keyla.

"Kamu itu apa apaan sih ? Ini sudah keterlaluan,Kamu menampar anak kita ? Huh ! Ibu macam apa kamu ini ?" Alcard menghujani Ratu dengan raut kecewa.

"Bela terus anakmu yang keterlaluan itu," 

"Aku yakin peringkat kelasnya akan menurun,dia tidak serius belajar !" Lanjut Ratu

"Setidaknya hargai keseriusannya belajar 9 tahun ini. Jangan menekan dia dengan ekspektasi tinggimu untuk menjadikan dia seperti keinginanmu. Dia menginjak usia remaja labil,pikirkan setiap perkataanmu terhadap Keyla." kata Alcard berharap istrinya paham mental Keyla.

Alcard pergi meninggalkan Ratu di ruang keluarga.

***

Keyla masuk kelas dengan amat santai. Ya,kalian tau lah kebiasaan Keyla. Selalu telat. Tapi beruntungnya dia kali ini,kelas sedang kosong. Dia berjalan ke bangkunya yang sudah ada Tania dan Albert yang sibuk ngrumpi.

"Ada tugas nyet." Seru Tania melihat Keyla yang duduk tanpa dosa.

Keyla mendelik pada Tania. "Bodo amat,"

"Bodo amat jidat lu. Ntar nyokap lo marah kalo tau peringkat lo nurun." Nasehat Albert diangguki Tania.

"Bener tuh,"

"Eh,Btw itu pipi lo kenapa,Key?" Tanya Tania menyingkap sebagian rambut yang sengaja untuk menutupi pipi Keyla.

Keyla sedikit kaget dengan Tania yang menyingkap rambutnya. "Biasa," Balasnya acuh.

"Emang lo salah apalagi sih,Key ?"  Tanya Albert yang sudah tau kebiasaan Keyla pasti kena marah sama nyokap nya.

"Pulang larut waktu pulang dari rumah Tania," balas Keyla malas

"Kan gak terlalu larut ," gumam Tania mengingat Keyla yang pulang dari rumahnya.

"Tau ah. Bodo amat. Kantin yuk !"

Serentak,Tania dan Albert menepuk jidat mendengar ajakan Keyla. Sedangkan Keyla menatap mereka bingung. Biasanya selalu siap sedia jika diajak ke kantin.

"Kalian kenapa ?" Tanya Keyla akhirnya.

"Key, Kapan sih lo keluar dari zona bad girl ? Gak takut nyokap lo marah lagi ?" Tanya Albert geram dengan sikap Keyla yang terkenal Troublemaker.

Memang sejak SMP belum pernah mereka berdua melihat sikap Keyla yang bad dan selalu membuat masalah. Tania dan Albert adalah teman SMP Keyla. Dan sampai detik ini Keyla belum memberikan penjelasan perubahan sikapnya.

"Gue udah muak sama nyokap gue. Gue mau bebas,gue mau bebas melakukan apapun. Lagian ini sekolah punya gue bakalan,ya gue nikmati lah," Balas Keyla acuh.

Kedua orang tersebut kaget,baru kali ini Keyla memberitahu alasan perubahan sikapnya. Tania menghela nafas.

"Key,Bentar lagi kita UAS. Lo gak takut kalo nilai lo turun ?" Kali ini jiwa malaikat Keyla tergerak sedikit mendengar tutur Tania.

Tapi kemudian senyum miring tercetak di bibirnya. "9 tahun gue pertahankan nilai sempurna gue !! Sejak SD sampai nilai UN SMP selalu 9,7. Gue udah muak dengan semua tekanan dari nyokap gue. Dan tahun ini gue mau bebas,gue ingin terbebas dari semua tekanan itu," jawab Keyla mengusap kasar wajahnya sampai rambutnya berantakan.

Tania dan Albert saling berpandang. Mereka terkejut dengan kata kata Keyla tapi mereka juga merasa sedih dengan tekanan dibalik kesuksesan Keyla yang seperti settingan nyokapnya.

Tania dan Albert memeluk Keyla menyalurkan semangat. "Tetap semangat,Key. Lo gak sendirian. Ada gue dan Albert yang ada untuk lo,"

"Lo harus semangat ! Gue gak akan halangi apapun yang lo mau ,Key!" Kata Albert membuat Keyla terharu

"Kita cuma mau lo selalu bahagia tanpa beban dari nyokap lo,"

Tak lama,suara berisik terdengar dari luar kelas. Siswa siswi bergerombol berjalan melewati kelas Keyla.

"Princess gue lagi main basket di lapangan ? Wah,,,,gue harus terdepan nih,"

"Ya ampunnn ! Sheira main basket lagi ? Duh,,,, dia pasti keren dong."

"Kak Sheira main basket ?"

"Gue penasaran,ketos kita bisa main basket ?"

"Emang cewek anggun kak Sheira bisa main basket ya ? Tapi keren pastinya nih ,"

"Kakak gue main basket anjirrrrr !"

Itulah yang Keyla dengar saat gerombolan itu lewat. Seisi kelasnya ikut heboh.

"Kak Sheira main basket !" Seru Chika kaget plus kagum dengan melihat foto di hp nya yang mendapat kiriman foto Sheira di lapangan.

Semua teman teman di kelas Keyla berhamburan ikut keluar menyaksikan Sheira.

"Kak Sheira ? Main basket ?" Tanya Keyla penasaran.

"Kepo gue. Ayok nonton !" Tania bangkit diikuti Albert dan Keyla tentunya.

.

.

.

Disinilah Keyla berada. Di pinggir lapangan basket yang sudah penuh siswa siswi. Tapi untungnya ia dapat tempat di depan lapangan tepat.

Di tengah lapangan sana,terlihat cewek tinggi menjulang memakai pakaian basket cewek. Kulit putihnya terekspos jelas dengan kaki jenjangnya. Ia sedang mengikat rambutnya yang selalu tergerai jika sedang bertugas sebagai ketua OSIS. Ia mengikat asal rambut se punggungnya itu membuat beberapa anak rambut tidak ikut terikat. Terkesan seksi tapi tetap anggun dengan rambut yang Ia kuncir ekor kuda asal.

"Welcome kapten," Seru seorang cewek dari pinggir lapangan berjalan menuju Sheira.

Keyla mendengarnya karena cewek itu seperti berteriak. Keyla tak percaya jika Sheira adalah kapten basket putri.

"Dia kapten ? Berarti bisa main basket dong ?" Gumam Keyla tak percaya.

"Kata kak Zeva,kak Sheira dulunya itu ikut basket dan udah jadi kapten sejak kelas 10. Dan sampai sekarang Dia vakum basket dengan alasan fokus akademik. Tapi sekarang Dia main basket lagi. Keren sumpah tuh cewek " Jelas Albert. Zeva itu kakaknya Albert yang berteman dekat dengan Sheira.

"Kakak lo deket banget sama kak Sheira," Gerutu Keyla dengan nada bicara berbeda.

"Ya iyalah deket !!! Mereka sekelas,sebangku pula. Kak Zeva kenal sama kak Sheira sejak MOS,dan sahabatan sampe sekarang." Jelas Albert.

"Owh," balas Keyla datar.

Keyla memperhatikan Sheira yang melakukan pemanasan di lapangan. Entah apa yang membuat jantung Keyla berdetak tak karuan saat tatapan mereka bertemu. Sheira tersenyum tipis namun masih bisa dilihat oleh Keyla. Senyum itu untuk Keyla.