"Oppa!"
Junhyuk terpaku ditempatnya, mendadak berhenti saat dalam perjalanan dari ruang ganti menuju backstage, ia mematung menatap seorang gadis yang tersenyum riang setelah memanggilnya 'Oppa' tadi. Gadis itu tampak sudah rapi dan cantik, sepertinya ia yang akan memandu acara music bank dan menjadi MC nya. Hanna seperti biasa memberi salam hormat dengan menunduk ringan, dan dibalas oleh gadis itu.
"Oppa, fighting! Heheh," ucapnya ceria memberi semangat pada Junhyuk.
Tapi ... kenapa pria itu tak merespon dan malah terpaku begitu? Batin Hanna bingung.
Lalu Junhyuk tampak mengangguk ragu, kaku wajahnya saat ini tak dapat ia sembunyikan. Hanna mulai menebak-nebak kenapa sikap Junhyuk tiba-tiba berbeda, biasanya dia adalah pria yang akan terlihat datar tanpa ekspresi khusus sebab pandai mengatur air wajahnya.
Gadis itu, Han Yura, meninggalkan mereka dengan tersenyum manis sebelum melangkah pergi, Junhyuk tampak menatap ke arah lantai di bawahnya, tampak tak nyaman saat ini, Hanna dalam posisi berdiri di depan pria itu hingga bisa melihat bagaimana raut Junhyuk sekarang.
"Anda ... tidak apa-apa?" tanya Hanna sedikit meragu, Junhyuk mengalihkan tatapannya dari lantai pada wajah gadis itu saat mendengar tegurannya, tampak olehnya raut bingung Hanna disana.
Junhyuk tersenyum kecil, "Ya, aku tak apa-apa," ucapnya dan tanpa sadar terus menatap wajah itu entah kenapa dengan melihat wajah gadis itu, ia sedikit tenang? Entahlah, yang jelas ia kesulitan mengalihkan matanya lagi.
Hanna yang ditatap intens ditambah sempat diberi seulas senyum ringan pria itu jadi membeku, tak tau harus melakukan apa sekarang, itu adalah serangan mendadak, pesonanya tak main-main membuat semburat merah wajahnya kini terlihat.
"Junhyuk-ssi, ayo siap-siap, 1 menit lagi waktunya naik ke panggung." teguran seorang kru televisi membuyarkan acara pandang-pandangan keduannya, akhirnya Junhyuk bisa menguasai diri. Ia mengangguk paham pada kru yang baru saja membernya informasi.
"Ayo, aku harus bersiap-siap." pria itu melangkah mendahului Hanna, yang membuat gadis itu berdebar adalah cara bicara Junhyuk yang tiba-tiba lembut seperti itu, rasanya sekarang jiwanya sedang melayang ke awang-awang saking senangnya. Akhirnya Junhyuk berubah sikap dan tak lagi bicara kasar, itu tentu saja memudahkan Hanna untuk fokus bekerja dan jadi tak perlu khawatir melakukan kesalahan dan kecerobohan gara-gara gugup atau takut kena omel.
"Kenapa bengong disana?" Junhyuk menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang pada gadis itu, menegurnya sebab Hanna tak beranjak dari posisinya. Caranya bicara masih dengan nada yang nyaman didengar.
"A-ah, maaf ...." Hanna sendiri terkejut, hingga gegas melangkah menyusul jarak antara dirinya dan pria itu.
Hanna jadi tak bisa menahan dirinya untuk mencuri-curi pandang pada punggung Junhyuk yang menjulang kokoh di hadapannya, punggung yang bahkan bisa menyembunyikan tubuh mungilnya jika dia berdiri dibelakang pria itu. Gagah sekali, ini pertama kalinya Hanna bisa memperhatikan secara seksama fisik Junhyuk, selama ini ia tak bisa melakukannya sebab lebih sering menunduk takut dibanding menatap mantap kearah pria itu.
Tapi ... soal Han Yura tadi, Hanna jadi bertanya-tanya di kepalanya, apa yang membuat si es kristal ini jadi mendadak kaku dan tak bisa mengatur ekspresinya ketika bertatap muka dengan gadis itu? Apa mereka punya hubungan yang buruk hingga Junhyuk jadi canggung setengah mati seperti tadi?
Oh! Apa jangan-jangan Junhyuk juga pernah bersikap jahat pada Han Yura seperti sikapnya pada Hanna dan membuat Junhyuk jadi tengsin sendiri setelah Han Yura juga jadi terkenal setelah sukses jadi member sebuah girl grup rookie yang sedang naik daun?
Ck, tapi kala benar seperti itu, Han Yura juga pasti bersikap canggung, tapi gadis itu bahkan terlihat biasa-biasa saja.
'Haish! Entahlah, bukan urusanku!' pekik Hanna dalam benaknya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Grep!
"Kau sedang apa sih? Lihat kedepan kalau jalan." Junhyuk menahan pucuk kepala Hanna dengan telapak tangannya yang besar sebab gadis itu nyaris saja menabrak dirinya saat berhenti dan akan berbalik. Mereka sudah berada di back stage dan dalam 30 detik, Junhyuk akan naik ke panggung.
"Ah! Astaga! Maafkan aku." Hanna buru-buru membungkuk untuk minta maaf, gara-gara memikirkan hal tak penting hingga membuatnya jadi ceroboh lagi.
"Hmmh ... tolong hati-hati, dan bergeser kesana dulu, aku harus naik kepanggung sekarang."
5
4
3
2
1
Junhyuk segera melangkah naik ke panggung setelah 5 detik hitungan mundur sebagai aba-aba yang diberikan oleh kru. Gegas Hanna menyingkir dari dekat Junhyuk berdiri tadi.
Ia lagi-lagi tak percaya, Junhyuk bicara dengan baik padanya tanpa membentak, tatapannya pun berubah lebih baik, tak ada kernyit alisnya lagi, Hanna meraba pucuk kepalanya yang tadi dipengang Junhyuk untuk menghentikan dirinya agar tak menabrak, tangan lebar pria itu, terasa lembut dan cukup hangat, ia tak mendorong kepala Hanna, hanya menahannya.
Tanpa sadar Hanna tersenyum, lega sekali dirinya kini, entah malaikat mana yang merasuki Junhyuk hari ini, tapi ia cukup senang dan berdoa agar malaikat itu tetap bersemayam dalam diri Junhyuk sebab itu terasa lebih baik. Heheheh.
Musik panggung sudah mulai sesaat lalu, Hanna mendongak menatap layar di atas back stage yang memang tersedia disana, terlihat penampilan Junhyuk di atas panggung dalam layar itu, Memang superstar itu berbeda, auranya luar biasa ketika dia sudah bergerak dan bernyanyi di panggung. Hanna merasa tidak mengenali orang di dalam layar itu, seolah Junhyuk kini berubah jadi orang lain dalam sekejap.
***
15 menit kemudian, Junhyuk kembali ke ruang ganti setelah menyelesaikan syuting come back album barunya, wawancara dengan MC acara juga sudah ia lakukan, tapi kali ini dia bisa mengatur wajahnya di depan kamera meski bicara dengan Han Yura yang merupakan MC acaranya hari ini. Hanna memperhatikan dengan seksama acaranya sedari tadi dari dalam ruang ganti, ya ... dia sudah kembali ke ruang ganti setelah membantu Junhyuk di back stage.
Pria itu, menyeka keringatnya dengan handuk kecil yang disodorkan Hanna sesaat lalu setelah lebih dulu menenggak air mineral yang juga dengan sigap di berikan asisstennya itu. Junhyuk duduk di sofa ruang ganti dengan mata terpejam sambil terus mengeringkat keringatnya, ia terlihat cukup lelah setelah tampail tadi.
"Apa anda ingin sesuatu Junhyuk-ssi?" tanya Hanna sebab artisnya terlihat sedikit letih.
Junhyuk menoleh, menghentikan aktifitasnya dengan handuk tadi, lalu menggeleng pelan. "Tidak ada, aku hanya butuh istirahat sebentar di mobil nanti saat perjalanan," sahut Junhyuk tenang, lalu merebahkan kepalanya pada sandaran sofa hingga wajahnya menegadah, handuk kecil itu sudah ia letakkan di sebelahnya.
"Baiklah kalau begitu." Hanna tak bisa bicara apa-apa lagi, dia gakut mengganggu Junhyuk jika berbicara labih lagi.
KLEK!
"Hei, maaf aku harus bicara dengan pihak televisi tadi, bagaimana penampilanmu hari ini Hyuk-ah?" Suho baru saja masuk ruang ganti dan mulai memastikan bagaimana kondisi Junhyuk setelah tampil.
Junhyuk menegakkan kepalanya, menatap pada Suho dan mengerdikkan bahunya ringan. "Aku tidak tahu, menurutku tadi itu cukup lancar, nanti minta salinannya pada mereka agar bisa kita lihat ulang." sahutnya dan kembali merebahkan kepalanya pada sandaran sofa.
"Yah, tak ada komentar apapun dari mereka sih. Hanna, apa kau tadi melihat penampilan Junhyuk dari layar? bagaimana menurut pendapatmu?" kini Suho beralih bertanya pada Hanna, membuat Junhyuk juga ikut menegakkan kepalanya untuk dengar pendapat Hanna. Mereka memang selalu membicarakan bagaimana penampilan Junhyuk dipanggung setelah ia tampil lalu mengkoreksi kekurangannya agar tak terulang di pebampilan selanjutnya, terutama penampilan live.
Kini dua orang pria dihadapannya menatap pada Hanna untuk menunggu pendapatnya soal penampilan Junhyuk tadi, dan itu sukses membuatnya gugup.
"Ee ... eeuumm ... aku kira ... cukup bagus, Junhyuk-ssi terlihat keren di panggung, ekspresi wajahnya juga cocok dengan setiap lirik yang dinyanyikan." Hanna menelan salivanya gugup, taku kalau dirinya salah bicara.
"Begitu menurutmu?" tanya Suho lagi, sedangkan Junhyuk nampak terpaku menatap wajah Hanna setelah dengar pendapat gadis itu, membuat Hanna makin gugup dan hanya bisa mengangguk menanggapi Suho.
"Baiklah, kalau Hanna bilang begitu, bisa kita anggap penampilanmu hari ini cukup baik Hyuk-ah, mata perempuan biasanya lebih baik dalam menilai. Heheh."
Junhyuk bergeming, tak menanggapi Suho karena otaknya sekarang sedang mengepul senang, ujung telinganya sudah memerah mendengar pujian Hanna untuknya, tak disangka ternyata gadis itu juga pandai memuji. Rasa letihnya kini menguap begitu saja.