"Hanna-ya! Aku sudah kirimkan lokasi gerai ayam gorengnya, bisakah kau kesini sendiri? Juna bilang ingin ikut juga, dia sudah lama tak bertemu denganmu kan."
"Hanna-ya aku merindukanmu~~" pekik suara Oh Juna samar-samar didengar Hanna.
"Hiss, kau ini! Hanna jadi susah dengar suaraku kalau kau berteriak begitu!" Sohee terdengar memarahi Juna, Hanna hanya terkikik geli sendiri, dia bahkan tak mendapat kesempatan bicara sedari tadi.
"Hanna-ya, aku tunggu disini ~~" Juna sekali lagi memekik.
"Haish!"
PLETAK Hanna bisa menebak kalau Sohee baru saja memukul Juna karena cerewet.
"Hei, Hanna pokoknya kami sudah di gerai dan menunggumu, kau mau makan ayam apa? Biar aku pesankan dari sekarang." Sohee akhirnya bisa bicara bebas tanpa interupsi Juna.
"Heheheh, aku mau ayam pedas setengah ekor."
"Aye-aye captain! Aku akan pesankan untukmu. Ya sudah pergilah sekarang, aku tutup telponnya, bye!"
Tuuut ... tuuutt ... ttuutt ...
Hanna terkekeh sendiri, ia baru saja keluar asrama dan sedang menuju gerai ayam goreng yang lokasinya sudah di berikan Sohee melalui chat. Tempatnya tidak begitu jauh dari lingkungan mereka dan hanya butuh satu kali naik bus untuk sampai.
DING!
Hanna masuk ke dalam gerai ayam goreng bertajuk 'Delizio Chicken', tempat yang di beritahukan oleh Sohee melalui share lokasinya. Tempat ini terlihat nyaman dan bersih, beberapa gambar ayam goreng dengan bumbu-bumbu andalan gerainya terpampang besar sekali di bagian-bagian dinding, dominasi warna hitam dan keemasan pada ornamennya menjadikan tempat ini jadi terlihat cozy dan bersih.
Gadis itu mengangguk-angguk, merasa mulai menyukai tempat ini meski baru pertama kalinya ia datang kesini.
"Annyeong haseyo ... ingin makan disini atau take away?" seorang pria mengenakan apron hitam berlogo gerai ayam goreng itu menyapa Hanna, dan hal itu sukses membuat Hanna terkejut, begitu pula dengan pria itu.
"O-oppa?" Hanna membelalak saking tak percaya bisa bertemu Cha Suho disini, pakai seragam gerai pula.
"Oh, Hanna? Heheheh." Suho justru nyengir dan tertawa geli karena kebetulan Hanna berkunjung ketempatnya.
"O-oppa ... pemilik tempat ini?" tanya Hanna dengan wajah yang masih tampak terkejut sambil menunjuk Suho di hadapannya.
"Heheh, bukan aku ... ini gerai ayam goreng milik kakak perempuanku, biasanya setiap libur aku akan bantu-bantu disini," jawab Suho masih dengan senyumnya yang terkembang. Dia memang ramah.
"Aaah ... begitu, tidak menyangka akan bertemu Oppa disini, heheh." cengir Hanna setelah mengetahui kenyataannya.
"Heheh, aku juga tak menyangka Hanna akan kesini, bukankah cukup jauh dari asrama?"
"Iya, tapi masih terjangkau dan hanya satu kali naik bus kok, jadi sepertinya aku akan sering-sering kesini nanti, heheh."
"Hahahah, baguslah kalau begitu, kau harus coba dulu ayam gorengnya kemudian jadi langganan disini."
"Emh! Oke Oppa, sebenarnya temanku yang merekomendasikan tempat ini, dan hari ini aku janjian dengannya disini."
"Oh ya? Kalau begitu carilah tempat yang nyaman untuk menunggu."
"Tidak Oppa, dia sudah sampai lebih dulu, tadi aku sedang mencari dimana dia duduk."
"Aah ... begitu, mau aku bantu mencari temanmu? Bagaimana ciri-cirinya?"
"Hahahah, tidak perlu Oppa, sepertinya barusan dia melambai padaku, heheh." Hanna balas lambaian tangan Sohee di meja sudut sana. Pantas saja Hanna kesulitan menemukan mereka sebelumnya, meja yang dipilih oleh Sohee dan Juna berada di paling sudut dengan sofa bersandaran tinggi di kedua sisinya hingga takkan terlihat jelas siapa yang duduk disana.
Suho ikut menoleh ke arah Hanna melambai, lalu kembali menatap Hanna, "Kalau begitu, akan aku buatkan menu spesial untuk kalian," ucap Suho dengan senyumnya.
"Tak perlu Oppa, mereka bilang tadi sudah pesan kok."
"Oh ya, baiklah kalau begitu, panggil aku jika kau butuh sesuatu oke?!"
"Heheh, baik, terimakasih hanyak Oppa." Hanna membungkuk sedikit lalu berjalan menuju meja Sohee dan Juna dipojok sana.
"Heeeii ... kenapa lama sekali?" keluh Sohee sesaat setelah Hanna duduk.
"Aku bertemu dengan manager Junhyuk barusan, dan jadinya bicara sebentar." sahut Hanna meletakkan tasnya. Benar saja setengah ekor ayam pedas manis dengan taburan biji wijen sudah tersaji menggoda di hadapannya.
"Manajer Kang Junhyuk? Yang artis itu?" Juna menyahut sambil mengunyah.
"Yup!"
"Jadi benar kau bekerja untuk artis itu?"
"Yaaa ... begitulah."
"Waaah, bagaimana rasanya bekerja dengan artis, kau pasti sering melihatnya dari dekat kan? Hei, beruntung sekali kau Hanna, bukankah kau suka Junhyuk dari dulu?" cerocos Juna tak henti.
"Itu dulu, sekarang rasanya aku mau mati saja bekerja dengan dia."
"Eeii ... kenapa? Apa sifat aslinya itu buruk? Wah, kalau itu tersebar bisa habis karir Junhyuk."
"Ck, hish! Aku tau, makanya aku tidak bisa membicarakan ini di sembarang tempat."
"Hissh! Juna-ya diamlah, jangan tanyakan hal yang tidak perlu kau ketahui." tegur Sohee sebab sudah melihat rasa tak nyaman Hanna saat ini.
"Ck, kenapa sih, aku kan hanya bertanya." gerutu Juna dengan gumaman tak jelas.
"Lalu, manager Kang Junhyuk bagaimana bisa ada disini?" giliran Sohee bertanya.
"Ternyata gerai ini milik kakak perempuan Suho Oppa, jadi kalau dia libur, dia sering kali membantu disini." jawab Hanna setelah meneguk cola dalam gelas besar di hadapannya.
"Aaah ... begitu, kebetulan sekali ya, oiya, aku pesankan kau cola sebab tidak tau kau sedang ingin beer atau tidak."
"Tak apa, ini cukup. Aku sedang tak ingin minum." sahut Hanna sambil menggigit makanannya dan takjub karena rasanya enak, bikin nagih, mau meninggoy.
"Enak kan!" Juna sudah mengacungkan jempolnya di hadapan Hanna, gadis itu hanya mengangguk setuju dengan mulut penuh makanan. Yaaah, dia juga sudah sangat lapar sebab siang tadi hanya makan kimbab supermarket dan sandwich sebab malas keluar jauh untuk beli makan siang.
"Heheheh, makan yang banyaaak uri Hannaaaa~~" celoteh Juna, dia memang mirip Sohee, dan sama dekatnya dengan Hanna, hanya saja Juna suka menjahili Hanna sejak dulu.
TAP
"Bonus untuk Hanna dan teman-temannya, ini menu yang juga banyak di pesan dan ratingnya bagus. silahkan mencobaa ~~" Suho meletakkan setengah ekor ayam berbumbu dengan mozarella meleleh diatasnya, tak lupa saus pendamping juga melengkapinya.
"Uwaaaaahhhhh ...." ketiganya kompak ternganga takjub melihat mozarella yang begitu mengundang air liur untuk menetes itu.
"Waah Oppa, terima kasih ba .... nyak?" Hanna kesulitan menyelesaikan ucapannya sebab melihat Junhyuk muncul dari belakang Suho, dan nampak terkejut saat mata mereka bersirobok.
Apa gerai ayam ini adalah markas mereka saat libur dari jadwal seperti sekarang? Kenapa Junhyuk seakan mengikuti kemana Suho pergi sih. Hanna menggerutu dalam hati, merasa sebal sekali karena terus berurusan dengan Junhyuk meski di hari libur.
"Kau?" sapa Junhyuk tak melepas tatapannya pada manik Hanna.
"A-annyeong haseyo ...." Hanna jadi refleks berdiri dan menyapa sopan.
"Sudahlah, santai saja. Kau tau tempat ini juga?" tanya Junhyuk sambil matanya melirik pada Suho, bermaksud meminta penjelasan apakah Suho yang mengundang Hanna ke gerai ini.
"Hahah, bukan aku yang memberitahunya, dia kesini dengan teman-temannya. Kami juga sama-sama terkejut saat berpapasan tadi." jelas Suho pada Junhyuk yang kini matanya sudah beralih pada Hanna kembali.
"Aah ... begitu ...." gumamnya sambil memperhatikan Hanna dan teman-temannya, terutama Juna karena menurutnya orang ini bukan pria yang malam itu bersama Hanna di resto barbaque.
Juna dan Sohee jadi ikut berdiri dan menyapa seperti yang Hanna lakukan tadi, tapi terlihat sekali Sohee malas melakukannya. Junhyuk hanya membalas salam mereka sekedarnya saja.
"Lain kali kalau kesini, pesan privat room di sana saja, itu akan membuat kalian lebih nyaman." Junhyuk membuka suara sambil melirik Hanna yang diam saja di posisinya.
"Aah ... baiklah, terimakasih atas sarannya Junhyuk-ssi."
Junhyuk hanya mengangguk sedikit dalam, topi dan masker yang dia kenakan membuat ekspresinya sedikit sulit terlihat.
"Baiklah, silahkan bersenang-senang, kami akan kembali ke belakang." Suho membuyarkan kecanggungan yang mendadak meliputi mereka.
"Iya Oppa, silahkan," ucap Hanna dan dua temannya bersamaan.
Junhyuk mengikuti Suho di belakangnya, Hanna masih setia memperhatikan mereka. Tak sangka ternyata Junhyuk juga membantu di dapur. Hanna bisa melihatnya dari tempat ia duduk karena pembatas ruangan meja pesan dengan dapur ada sebagian yang terbuat dari kaca hingga ia bisa lihat Junhyuk memakai apron seperti Suho dan terlihat ngobrol dengan orang-orang disana, Hanna tebak adalah keluarga Suho.
Mereka terlihat akrab, seakan Junhyuk juga bagian dari keluarga, pria itu bahkan memegang spatula sekarang dan Hanna tak bisa membayangkan pemandangan seperti ini sebelumnya. Seakan-akan dia sedang lihat Junhyuk melakukan kerja paruh waktu di gerai ayam goreng. Gadis itu merasa sedikit geli, seorang superstar yang angkuh kini sedang pakai apron dan pegang spatula. Heheheh pemandangan yang langka.