Chapter 30 - Hati Hati...

"buset..."

Mata itu bukan mata raksasa di langit tetapi.

"Yo Rita"

Di atas ku tiba tiba ada gadis berambut emas.

"Kamu siapa?, Kita pernah ketemu?, Kalau pernah dimana?"

Gadis itu kemudian menginjak tanah, tinggi badan nya sama dengan ku.

"Kejamnya, kau bahkan lupa dengan ku"

"Emang kita pernah bertemu?"

"Aaah kamu benaran tidak ingat?, Aku yang di toko kelontong di dekat gerbang kota"

"Haaah????"

'siapa? Kok dia kenal aku? Kok dia tahu penyamaran ku?'

"Kamu pengungtit ya"

"Bukan bukan, kita kan pernah kenalan"

"Haaah????"

'kapan? Dimana?, Kurasa aku cuma kenalan ama yang di desa desa dekat hutan'

"Ayolah masa kamu tidak ingat?"

"Aku benaran tidak tahu, nama mu siapa dulu?"

-----------

'aaaaargh wanita ini dari tadi mana nya ku sedot  kenapa gak habis habis sih!??'

"Nama ku Rattle Viola"

"Hah!? Hewan dan bunga?"

'ngeselin lagi, aah sabar mana nya pasti bisa habis'

"Apa namamu hanya Rita?, Ngak ada nama belakang"

"Ngak ada, orang tua ku ngak kasih nama belakang ke aku"

'wah kasihan bangat, dia tidak dianggap orang tua'

-----------

'mengapa aku merasa orang di depan ku ini merasa iba'

Lalu aku tersadar, mana yang ku kumpulkan di kulitku menghilang.

'nih orang nyedot mana ku ya'

"Wah ada serangga di bahu mu" ucapku

"Dimana?"

"Biar aku ambilkan"

Aku menyentuh pundaknya, tiba tiba dia menendang perut ku.

Aku terdorong ke belakang.

'aakh aakh dah lama tidak di tendang'

Aku memegang perut ku.

Namun aku cepat baikan karena ku menyembuhkan perutku dengan mana ku.

"Aku tahu trik licik mu itu" ucap Rattle.

Aku langsung tertawa.

"Segitu saja kau sebut licik"

Aku melempat satu dart ke kepala nya, dia menghindar dengan mudah, lalu dart ku menancap di sebuah pohon.

"Hah gitu aja mah ku bisa menghindari nya"

"Cih!"

Aku mengeluarkan katana ku dan maju ke depan.

Dia mengeluarkan pedang nya dam siap siap menangkis serangan ku.

Aku menebas vertikal dari atas ke bawah.

Dia dengan entengnya mau menangkis serangan ku tapi...

Sebelum pedang ku mengenai pedang nya aku melompat mundur dan dart yang ku langsung tertarik dan berbalik arah lalu menancap leher bagian belakang nya

Lalu dia menjadi cahaya.

"Hah! Mudah"

Aku berencana bergaya seperti memasukan katana ku ke sarungnya, tapi sarung ku tidak bisa di pasang ke pinggangku.

'kau suka curang ya'

'ngak, waktu main gamekan aku main tipe hunter, archer, assasin jadi ku tiru aja'

'buat yang baca jangan ikuti Rita ya, dia contoh gak baik, kalau main game jangan di tiru tiru'

'kau ngomong dengan siapa?'

'tidak tidak, aku hanya ngomong sendiri'

Badanku terasa ringan, lalu aku menutup mataku.

Saat aku membuka mataku, aku sudah di sebuah ruangan dari beton.

Di depan ku ada seorang pelayan pria yang berdiri di depan lorong.

"Silahkan lewat sini"

Aku berjalan di lorong itu, tak lama kemudian aku melihat pintu keluar.

Lalu aku melihat Myeila, Reliave, Zein, Mako, Tia dan Nayo tergantung.

"Hah!?"

Ada begitu banyak orang juga yang melihat mereka.

"Hah!?"

Aku berjalan ke arah mereka badan mereka masih hangat.

"Hah??"

Ku melihat sekeliling, tidak ada orang yang ku kenal, juga tidak ada pak Praiton maupun guru di sekolah.

"Hei apa yang salah mereka!!!"

Para penonton itu hanya melihat diam ke mata ku dengan tatapan benci.

"Ada apa!? Mereka hanya ingin menjadi petualang!!"

Lalu mereka mulai berteriak.

"Berhenti bersandiwara lah monster!!!"

"Kau tidak bisa menipu kami!!!"

Dan berbagai kecaman yang tidak jelas lain nya.

"Monster?"

'rita...'

"Monster?"

'rita tenanglah!'

"Aku sudah tenang bodoh!"

'aah!!'

Lalu aku tertawa.

"Ahaahahahahahahahahaha kalau kalian menganggap ku sebagai monster baiklah! Akan ku bunuh kalian semua disini!!!"

Tiba tiba badan aku tidak bisa bergerak.

"A-apa!?"

Lalu dari lorong keluar bibi Hire.

"Bibi!!!"

"Rita, di sayangkan sekali ya..."

Dia memakai jubah penyihir ungu, dan memegang tongkat hijau.

Dia berdiri di depan ku lalu dia berbalik arah.

Lalu dia membungkuk.

"Yang mulia, saya akan menahan monster ini"

"!?"

Aku melihat ke atas, ada seorang pria berambut pirang panjang tersenyum.

"Baiklah Hirerarie Hiriura, ku percayakan padamu"

Lalu bibi Hire melihat ku sedikit, tangan yang di belakang membentuk angka tiga.

"Hah!?"

Aku kemudian kembali tenang.

'Cyaelia, maafkan aku tadi, aku punya permintaan padamu'

'tidak apa apa, apa yang kau mau?'

'bisakah kau memasukan mayat mereka ke inventory ku seolah olah aku menyedot mereka'

'... Bisa tapi agak menguras mana'

'sisakan untuk kabur aja'

'ok'

Aku merasa seperti mana yang banyak keluar dari tubuh lalu tiba tiba orang orang berteriak.

"Dia menyedot teman nya sendiri!!!"

Dan lain sebagainya.

Angka di tangan bibi Hire menjadi 5.

Penahan di badan ku menjadi agak longgar.

Aku langsung menggerakkan badan ku sekuat tenaga.

Bibi Hire terlihat seperti melemah dan dia langsung berbalik dan berencana menembak bola api ke diri ku.

Aku langsung berlari ke dia dan menendang perut nya, dia terpukul mundur.

Lalu aku melewatinya.

"Ty"

"Hati hati.."

Aku kemudian menendang leher belakang nya lalu dia pingsan

Aku melihat pintu keluar di samping ku.

Aku segera berlari ke sana.

"Hentikan monster itu!!"

Beberapa penjaga berlari menutupi jalan keluar.

Aku membuat 5 bola cahaya dan membentuk panah cahaya dan menusuk para penjaga itu.

Aku akhirnya berhasil keluar.

Lalu aku merasakan sesuatu tertembak ke arah ku.

Aku mengeluarkan perisai dan menangkis tembakan itu tanpa melihat ke belakang.

Warga warga yang melihat ku langsung menepi.

Tak lama kemudian ada penjaga di depan ku.

Aku mengeluarkan pedang ku.

'soul weapon'

'aktif'

Aku langsung menebas mereka tanpa peduli apapun.

Beberapa lama berlari aku akhirnya keluar dari kota.

Aku menggunakan mp charger dan terus berlari.

"Apa yang harus aku lakukan!!!!"

Lalu terlintas di pikiran ku untuk memakaikan bunga Strienem ke mereka tapi.

"...itu hanya akan menyiksa jiwa mereka"

'Siaaaaal!!!!!'

Aku terus berlari hingga keRutira Forest....