Chereads / i can do anything i want in another world / Chapter 31 - Jangan Bodoh!!!

Chapter 31 - Jangan Bodoh!!!

Aku sekarang duduk termenung di tebing aku pertama kali tiba di dunia ini.

Apa yang harus aku lakukan dan apa yang terjadi, apa salah mereka, hanya itu yang dipikiran ku.

'Rita....'

"Apa aku bunuh diri aja..."

'jangan bodoh!!, Dunia ini ada sihirnya, ingat sihir!!! Pasti ada sihir yang bisa menghidupkan kembali'

"Sihir.."

Aku membuat bola cahaya

"Pasti ada sesuatu yang bisa ku lakukan dengan elemen cahaya ini"

Aku melihat ke langit.

"Cahaya, air, udara, suhu, tanah bisa membuat kehidupan asalkan ada atmosfer, tapi apakah kehidupan ini benaran bisa tercipta, apakah kehidupan ini sama sesuai yang ku harapkan?"

'... Dunia ini mungkin manusia bisa melampaui dewa, tapi semakin besar kekuatan, beban yang kau pikul semakin besar'

"Haah..."

Tak lama kemudian aku merasa kibasan angin.

Aku melihat ke depan dan ada paman burung hantu.

"Aku sudah mendengar apa yang terjadi, kurasa aku harus memberitahu mu sesuatu, ikut aku"

Aku berdiri lalu berjalan ke belakang nya.

"Elemen cahaya mu itu sangat langka, biasanya manusia hanya memiliki elemen cahaya untuk melakukan healing namun cahaya mu ini bisa melakukan apapun"

Dia kemudian terbang.

"Kau bisa melakukan nya"

Aku membuat pijakan dengan mana di bawah kaki ku

Dia lalu terbang perlahan, aku mengikutinya dari belakang.

"Sebagai pemimpin hutan ini kamu harus tahu soal kehidupan di hutan ini"

"Pemimpin..."

"Kamu lebih kuat dari kami berdua, kamu juga lebih kuat dari Hayase dan para hantunya, otomatis kau lah pemimpin hutan ini"

Paman burung hantu tiba tiba menghilang, aku terus berjalan ke depan aku tiba tiba melihat ruangan batu.

Dan aku melihat puluhan bola biru.

Dan aku melihat ada paman macan di salah satu bola biru.

"Disini dimana para monster di hutan ini terbentuk, hanya monster, hewan biasa hanya berkembang biak sendiri"

Aku melihat kelinci, semak, ikan lele yang agak besar, cacing tanah berwarna ungu, burung oren dengan cakar singa dan berbagai hewan lain.

"Mereka di bentuk ulang atau di buat baru"

"Monster yang mati akan di ganti yang baru dengan ingatan baru, tetapi insting dan memori otot nya masih sama"

"Berarti paman macan...."

"Untuk itulah ada aku"

"Huh?"

Dia berjalan ke bola yang ada paman macan.

"Kami boss berintelektual agar saat mati masih memiliki ingatan yang terdahulu kami membuat tempat yang akan menyimpan ingatan kami, biasa berbentuk bola mana yang tersembunyi, hiasan ruangan, atau sejenisnya, Grifang memilih membuat diriku sebagai tempat menyimpan ingatan nya"

"Berarti apa yang paman macan lakukan kamu tahu?"

"Tidak, ingatan kami memang tersimpan di satu tempat tapi kami tidak bisa saling mengakses"

Dia kemudian berjalan ke arah ku.

"Soal teman mu itu, pasti ada cara menghidupkan mereka kembali, aku yakin hal itu, mungkin si Grifang ada sedikit petunjuk, tapi untuk sekarang apa kamu ngak ngerasa ada hal yang harus kau lakukan?"

"Ada.. tapi aku tidak berani melakukan nya"

"Hmm... Lebih baik lakukan sekarang sebelum kau tidak bisa melakukan nya"

"Aku tahu...."

Aku kemudian berjalan ke arah tadi kami masuk.

Aku berjalan ke dinding dan tok*

Kepala ku menghantam dinding.

"Aduh sakit"

"Oh iya disana pintu keluarnya"

Aku berjalan ke arah yang dia tunjuk.

Ada tangga ke atas.

Aku menaiki tangga, sudah agak tinggi lalu badan ku tiba tiba melemah dan aku jatuh ke bawah.

'Rita!!!'

"...."

Aku tidak mau melakukan apapun lagi..

'Rita!!!'

Aku...

'Rita!!!'

Tiba tiba di depan ku berkumpul sekumpulan mana lalu membentuk wujud manusia.

Diriku saat aku kecil...

"Jangan bodoh!!!"

"Hah.. pantas saja suara mu begitu familiar"

Aku mengumpulkan mana di punggung ku.

"Kembalilah menjadi buku, aku tidak bisa menahan 2 dua orang"

"Ok"

'aku tidak suka yang norak'

Mana di punggung ku menyelimuti satu badan ku.

Aku menggunakan mana ku untuk memperbaiki posisi tubuh ku.

Akhirnya kaki ku berada di bawah.

'mengapa kau tidak membuat sayap bodoh!?'

"Aku gak suka norak"

Aku mengumpulkan mana ke kaki ku dan membuat beberapa penghalang tipis di bawah kaki ku untuk mengurangi gaya potensial yang akan ku terima nanti.

'buat sayap aja!!!!'

"Ok ok"

Aku mengumpulkan mana ke punggung ku dan membentuk sayap yang agak lebar.

Memang jadi lambat turun tapi gak bisa ku kepakkan.

"Percuma ku gak tahu cara mengepak sayap"

'naik turunkan?'

"Nih ku coba ya"

Aku menggerakkan sayap mana ku itu.

"Gak naik naik malah bikin capek"

Aku membuat pijakan di kaki ku lalu ku hilangkan sayap di punggung ku dan lanjut memanjat tangga.

Tak lama kemudian aku tiba di lorong lurus.

Saat berjalan di lorong itu aku tiba tiba muncul di tebing.

Aku langsung loncat ke bawah.

Tenang aku membuat pijakan jadi ku seperti meloncati tangga.

Aku melihat ke jari ku cincin nya terlihat redup, lalu aku mengisikan mana ke dalam dan cerah kembali

"Aku harus berani"

Aku ke desa tidak melewati pintu depan.

Aku masuk dengan memanjati tembok.

Kemudian aku berlari ke pandai besi.

Aku membuka pintunya

"Selamat datang tuan ada yang bisa ku bantu"

"Aku hanya berjalan jalan, oh iya aku sudah mendengar soal anak asuh mu itu"

"Aah... aku tahu kalau suatu hari dia akan pergi, tapi dia bahkan belum memulai kisah nya"

"Apa kamu tahu alasan mereka melakukan nya?"

"Aku dengar katanya karena dia berhubungan dekat wanita yang di tuding sebagai monster yang menyamar"

"Begitu ya..., Kalau kamu bertemu dengan gadis itu apa yang akan kamu lakukan?"

"Mungkin aku memaksa dia mengatakan yang sebenarnya"

"Bagaimana jika gadis itu di depan mu"

"Huh?"

Aku melepas cincin ku.

"Kau!!"

Dia langsung memegang kerah baju ku.

"Lakukan lah, aku tidak apa apa..."

Aku melihat ke samping bersiap muka ku di tinju.

"Apa kamu benaran monster!?"

"Ntahlah, aku sendiri tidak tahu ras ku apa, yang aku tahu aku ini manusia"

"Kau menyerap jasad mereka! Kau ini monster!"

"Soal itu..."

Aku mengeluarkan kasur dan menaruhnya di tanah, lalu aku mengeluarkan badan Reliave lalu menaruhnya di kasur.

"Kau..."

"Paman..."

"Ya?"

"Aku bersumpah kalau aku mengembalikan Reliave kepada mu lagi seperti semula tanpa perlu menyiksa jiwa nya"

"...., Apa kata katamu bisa di percaya?"

"Atas nama diriku aku bersumpah akan hal itu"

"Baiklah"

Aku lalu berjalan ke pintu.

"Tolong rawat Reliave dengan baik, aku akan datang lagi suatu hari nanti"

"Baiklah"

Aku memakai cincin dan pergi lagi.

Aku pergi ke gerbang.

Namun aku tidak melihat kenalan Zein yang ada malah penjaga lain.

"Permisi pak Prit dimana ya?"

"Dia frustasi karena adik nya meninggal, kalau mau menemuinya kamu bisa ke pondok kecil di bagian selatan kota"

"Trima kasih"

"Sama sama"

'jadi Zein itu adik nya'

Aku menggigit bibir ku dan pergi ke bagian selatan kota.

Lalu aku melihat sebuah rumah kecil.

"Permisi pak Prit ada dirumah?"

Pintu terbuka dan terlihat pria berambut coklat acak.

Dan dia sangat bau alkohol.

"Ada apa ya bapak kemari"

"Dilihat dari penampilan saya kira kira apa yang saya inginkan?"

"Memeriksa kesehatan saya"

"Yap"

"Kalau begitu silahkan masuk"

Aku masuk ke rumah nya lalu melihat beberapa foto dia dan Zein.

Dan juga botol botol alkohol.

"Wah kalau pak Prit begini terus kesehatan hati bapak bisa menurun"

"Biarkan, aku juga sudah malas hidup"

Aku duduk di salah satu kursi.

"Apa karena adik pak Prit yang di eksekusi?"

"Kamu tahu soal itu?"

"Aku kebetulan disana, kurasa itu terlalu tidak adil"

"Begitukah pikirmu?"

"Menurutmu bagaimana?"

"Aku juga berpikir begitu, padahal gadis itu sangat baik bahkan mengubah sifat adikku, dia juga menyelamatkan kami dan menghentikan penyerangan penghuni kuil, tapi tidak ku sangka dia adalah monster"

"Yaah.. memang sulit di percaya, tapi bagaimana jika dia tidak tahu apa apa"

"Apa maksudmu? Dia menyerap badan mereka, di depan semua orang"

"Baiklah baiklah kamu punya kasur?"

"Buat apa?"

"Bawakan saja"

Dia pergi sebentar dan kemudian dia kembali membawa kasur.

Aku menerima kasurnya dan ku bentangkan ke lantai.

Lalu aku mengeluarkan badan Zein dan menaruhnya di kasur.

"Zein!!!"

Dia langsung memeluk badan Zein.

"Jangan jangan kau"

Aku melepas cincin ku.

Dia langsung mengambil pedang di dinding dan mengayunkan nya ke leher ku.

Aku hanya diam saja.

Karena..

Dia menghentikan ayunan pedang nya lalu dia menjatuhkan pedang nya.

"Trima kasih telah membawakan Zein kembali pada ku"

Dia kemudian menangis.

"Jangan menguburnya"

"!?"

"Aku akan mencari cara untuk menghidupkan dia kembali"

"Hah!?"

Aku mengeluarkan 1 batang emas.

"Mungkin ini cukup untuk merawat kondisi tubuhnya agar tidak membusuk"

Aku menaruh batang emas itu ke meja

"Aku akan datang kembali setelah aku menemukan cara menghidupkan mereka kembali"

Aku memakai cincin ku dan pergi keluar.

Aku ke depan penginapan masih tertutup.

Aku menulis surat dan menaruh sebatang emas di kotak surat nya.

"Baiklah.. tinggal paman macan dan Hayase"