Chapter 35 - 4 Kemungkinan

"Kamu ada teman?" Tanya Hayase.

"Tentu saja ada, tidak seperti Grifang, aku ini sering jalan jalan jalan" ucap Riaowl.

"Jadi teman mu ada berapa?"

"Selain kalian, aku ada 3 teman lagi"

"Ooh.. jadi kita ke gua Phiren?, Hmm ke selatan kan?"

"Ikut saja aku"

Kami mengikuti Riaowl dari belakang.

"...."

"....."

"..."

Setelah 2 jam berjalan dalam kesunyian.

"Sudah mau sampai?" Tanya Hayase.

"Kamu kira gua Phiren dekat apa?, Jaraknya bisa 30 km"

"....."

Lalu aku terpikir sesuatu

"Lah kalau kalian berdua pergi siapa yang jadi boss di hutan ini?"

""Kamu"" jawab Grifang dan Riaowl secara bersamaan.

"Haaaaah!???"

Setelah agak lama berjalan tiba tiba ada rombongan orang menghadang kami

"Lah kok ada bandit di hutan sih??" Tanya Hayase.

"Jangan sama kan kami dengan bandit, kami ini rogue" ucap salah satu bandit.

"Ooh.." ucap Riaowl.

Riaowl menggerakkan sedikit tangan kanan nya tiba tiba orang orang yang mengepung kami leher nya teriris sedikit.

"Wah... wah... trima kasih telah muncul di hadapanku, aku sudah mencari kalian selama ini"

Tiba tiba para bandit itu tumbang.

"Memangnya kamu ada urusan ama dengan mereka?" Tanya ku.

"Mereka menambang gunung ini diam diam dan berpindah pindah, aku juga kesulitan menemukan mereka"

"Ooh... Jadi mau kau apakan mereka? Bunuh?"

"Tidak tidak, biarin aja disini, ntar ada kelinci unyu datang"

"... Ok"

Kami berjalan melewati mereka.

Tapi aku masih terkejut juga, si Riaowl bisa melakukan itu tanpa suara sama sekali, melakukan apa??.

Riaowl melempar beberapa jarum dengan gerakan yang sangatlah kecil, bahkan jarumnya bisa berbelok sehingga mengiris leher orang orang tadi.

"Rita" panggil Riaowl

"Ya?"

"Tadi kamu bisa melihat gerakanku ya?"

"Iya"

Tiba tiba dia berhenti dan muncul di depan ku, tangan nya memegang jarum dan mengarahkan ke mata ku.

Aku langsung menggunakan jari telunjuk untuk menusuk tulang dada nya lalu nafasnya seperti tersendat lalu dia menunduk dan memegang dadanya sambil menarik nafas dengan ringan.

"Aaaw... Dadaku serasa sakit tiap kali aku menarik nafas"

"Salah kamu sendiri tiba tiba nyerang orang"

Aku tadi menusuk ujung tulang rusuknya, tepatnya di bagian tulang rawannya, lalu tulang rawan nya bergeser sedikit ke dalam dan menusuk sedikit paru paru nya, kalau memakai kekuatan ku saat di bumi mungkin ngak sampai segitu, cuma merah merah.

Aku mengambil sehelai mahkota bunga dari bunga Strienem dan menempelkan ke kepalanya lalu dia bisa bernafas lega lagi

"Haah... Aku penasaran berapa agi mu jika di konversi"

"Ntah lah memang nya ada alat pengkonversi status?"

"Ada kok"

"Udah ayo lanjut jalan nya" ucap Hayase.

Setelah berjalan agak lama, akhirnya hari pun menjadi siang, kami berhenti dan makan... Kami??, Hanya aku doang yang makan, yang lain malah mengkonversi mana menjadi nutrisi.

"Kalian curang" ucap ku.

"Yah karena kamu bukan monster" jawab Riaowl.

"Lah Hayase itu monster??"

"Aku kan arwah bukan manusia"

"Haaah!??"

'kalau begitu...'

"Umurmu berapa dong?"

"Aku? 32 tahun"

"Heeeeh!!!, Bibi Hayase... Tidak! Mengapa kamu begitu polos padahal dah setua itu???"

"Karena sejak lahir aku disana"

"....."

'Bohongnya nampak sekali...'

"Halah kau bohong, palingan umurmu cuma 14 tahun"

"Lah kok tahu??"

"Kamu ini gak pernah belajar dari pengalaman ya?"

Myeila dari tadi diam, mengapa?? Karena dia hanya menyimak dari tadi, lalu dia mulai bicara.

"Sebenarnya kalian ini monster humanoid atau apa?" Tanya Myeila ke Riaowl dan Grifang.

".... Kamu seharusnya tahu sendirikan?, Kita ini monster berintelektual dan bisa berevolusi jika level mencukupi, atau kamu ini sebenarnya demi human?" Ucap Grifang.

"Huuh evolusi?, Aku dari awal sudah dalam wujud ini saat muncul"

"Waw kamu ini bakal jadi super bangat kalau berevelosi lagi" ucap Riaowl.

"Benarkah??"

"Yap aku jamin itu"

'berevolusi, tak ku sangka ada fitur seperti itu juga'

'hooh.. tapi di menu command ada fitur evolusi juga loh'

'apa!??'

'di sini tertulis perlu level 84'

'dah lah, masih lama itu'

'iya, kalau di hitung, kemungkinan kamu perlu 1 miliar xp'

'dah dah, seumur hidup juga gak kesampean itu'

'kamu gak penasaran kamu nanti jadi apa?'

'penasaran sih tapi nanti kalau wujud tubuh ku berubah gimana?'

'iya juga sih...'

"Hei, apa cuma monster yang bisa berevolusi?" Tanya ku.

"Ngak kok, demon bisa, beastkin bisa, malaikat juga bisa" jawab Riaowl.

'jadi ada 4 kemungkinan'

'kurasa 3 deh soalnya kamu tidak mungkin beastkin'

'hmm...'

Kami lanjut berjalan hingga langit agak sore, lalu di depan kami ada sebuah tebing dengan gua.

"Yap disini"

Aku membuka map dan dia benaran mengambil jalur terpendek.

Kami masuk agak dalam tiba di ruangan yang besar, lalu aku merasakan sesuatu dari atas.

Aku melihat ke atas, dan ada kelabang raksasa.

"Bersiap!!" Teriak Grifang.

Kelabang itu jatuh ke bawah, kami semua menghindar lalu kelabang itu memutar tubuhnya dengan cepat.

Aku hampir terkena kibasan antena belakang nya.

"Katanya teman mu, kenapa kita malah di serang!?" Tanya Hayase.

"Karena kita semua dalam wujud manusia, otak di pakai dong" teriak Riaowl sambil menghindari kibasan nya.

Myeila menyedot mana kelabang itu, untuk jaga jaga kalau ada sihir explosive.

Grifang melompat mundur dan mengeluarkan tongkat putih.

"Bind!"

Rantai putih muncul dan mengikat kepala kelabang itu.

Aku dan Hayase langsung mengeluarkan pedang dan secara bersamaan melompat dan menebas kepala kelabang yang terikat itu, lalu kelabang itu jatuh dan tidak bergerak.

'jantung kelabang itu panjang dan di punggung kan?'

'iya'

Aku mengeluarkan pisau dan meloncat ke atas kelabang yang setinggi badanku.

"Mau ngapain?" Tanya Riaowl

"Mau ambil kristalnya"

"Ooh, jangan langsung ambil kristalnya tapi ambil dulu bagian bagian berharga nya"

"Ooh begitu!!"

Aku ke kepala nya dan membuka lapisan keras nya dan mengambil matanya, lalu aku ke bagian rahang dan memotong taringnya, lalu aku juga mengambil kantong racun nya, kemudian aku mengambil cakar di tiap kaki nya sehingga menghabiskan waktu setengah jam, lalu aku mengambil daging di punggung nya juga, lalu antena belakangnya dan akhirnya kristal nya.

"Buset kau ambil semua tanpa menyisakan sedikit pun bagian yang berharga" ucap Hayase.

Kami lanjut masuk dan seperti nya untuk ke dasar akan menghabiskan waktu yang lama...

--------------

"Bang bang!!!! Eschiea kembali, baiklah, ehm tadi kok si Riaowl kek psikopat ya tiba tiba serang gitu?, Tapi tidak apa apa lah, si Rita lebih cepat gerakan nya"

"Kau di pihak siapa sebenarnya??"

"Aku? Aku pihak netral, oh iya, si Rita itu ras apa sih?, Haah jangan jangan ras nya.."

"Kau spoiler lagi gak bakal muncul kau di chapter berikutnya"

"Ok ok, lalu si Grifang ini kok pendiam amat ya??, Pas dia berwujud macan dia lebih banyak ngomong, lalu ada berapa lantai sih tuh gua?"

"Kau di suruh review malah nanya ini itu, udahlah, kinerja mu buruk mulai hari ini kau di pecat"

"Eeeeh!!!!"