Setelah bertemu Hayase aku langsung memakai ke kamarku dan tidur.
Seperti biasa, aku bangun pagi pagi.
Aku memakai cleaning lalu berjalan keluar kamar.
Aku mengeluarkan ubi dan memakannya.
"Aku mau makan nasi.."
"Baiklah kalau itu yang anda mau"
"Waa!!"
Aku melihat ke belakang, ada salah satu maid yang menangkis pedangku.
"Ka-kamu sejak kapan ada di belakangku??"
"Baru saja"
"Ooh.., soal nasi tidak udah repot repot, aku hanya numpang tidur disini"
"Tidak, kami telah memasak makanan, saya kesini untuk mengajak anda makan"
"Oh.."
Aku mengikuti dia dari belakang, tak lama kemudian kami tiba di ruangan makan.
Aku melihat ada kursi di pojok ruangan lalu duduk di sana.
"Maaf kursi anda yang disana" tunjuk maid itu ke kursi yang terlihat berkilauan.
"Ooh ok"
Aku menyeret kursi kayu itu lalu menukar kursi emas itu dengan kursi kayu lalu kursi emas itu ku taruh ke pojok lalu aku duduk di kursi kayu.
Tak lama kemudian Hayase, Grifang, Riaowl dan Myeila datang.
"Lah kok kursimu doang yang berbeda" tanya Hayase.
"...."
Dia melihat sekeliling lalu menghela nafas.
"Kenapa gak duduk pakai kursi emas itu aja?"
"Gak, gak nyaman"
"Eh... Nyaman loh" ucap Myeila.
"Bagi kalian, tapi aku lebih suka yang polos, tidak norak atau heboh, dan aku suka yang warna agak gelap"
""Oooh..""
Tak lama kemudian beberapa maid mendorong troli makanan lalu menaruh makanan di troli itu ke meja.
Ada ayam kalkun panggang, kentang rebus, spageti, steak, salad, dan ada lobster, uwaw...
Tak lama kemudian maid yang membawaku ke sini datang membawakan nasi ke depan ku.
"Woaah makasih"
"Bukan masalah"
Aku mengambil spageti lalu memakannya dengan nasi.
"Sebentar.. kamu memakan mie dengan nasi?" Tanya Riaowl.
"Emang kenapa? Enak loh"
Aku juga mengambil kentang.
Lali aku merasa ada yang kurang, rupanya itu karena nasinya kering.
Aku mengambil mangkok, membuat air ke mangkok itu lalu kasih bumbu steak lalu mengaduknya, setelah itu ku tuang ke nasi.
"Nah ini.."
Yang lain melihatku dengan tatapan bingung.
Hayase langsung berdiri dan menunjuk ke arahku.
"Kamu pasti dari timur kan???, Cara makanmu kebiasaan kamu memakai sendok, rambut dan mata hitam mu, kamu pasti dari timur!"
"Aku bahkan gak tahu timur apaan yang kau sebut dan bicarakan"
"Kau berbohong"
"Dari pada ribut mending habisin dulu yang di depan"
"Ok, ok"
Setelah selesai makan Sraid datang, beberapa pelayan membereskan piring piring.
"Rita, kamu membunuh naga yang di depan pintu??"
"Aa.. sepertinya iya"
"Sepertinya?"
"Soalnya yang ku lawan itu gudriton"
"Haah??"
"Gurita ber badan naga tuh"
"Hah dia masuk phase 2?"
"Hooh, jadi aneh bentuknya, bahaya sih bahaya, tapi karena berhasil aku bikin buta jadi lebih mudah melawannya"
"Jadi levelmu itu level berapa?"
"40"
"Apa? Hanya naik 2 level?"
"Hooh"
"Perlu berapa xp lagi biar kamu naik level?"
"Lawan kelabang dan golem tambah 10% dan botol xp cuma 50%, jadi sisa 40%"
"Aku tanya jumlah xp"
"672 ribuan"
"Apa!??"
Dia kemudian mengerutkan keningnya.
"Monster dan demon aja tidak segitu xp nya, masa kamu high human"
"Hah? High human?, Apaan tuh? Kukira hanya ada high elf"
"Siapa tahu?"
"...."
Setelah itu kami berpamitan dah pergi ke tujuan kami selanjutnya, si Sraid gak ikut kok.
"Sekarang kita ke mana?" Tanya Myeila.
"Kita ke desa dekat sini"
Setelah agak sore akhirnya kami melihat desa.
Karena lapar aku mengeluarkan ubi dan memakannya.
Tiba tiba Riaowl, Hayase dan Myira berbalik ke arahku dan berpose aneh.
""Kami tidak pernah merasa lapar""
"Oh..."
Aku lanjut berjalan melewati mereka lalu Grifang tertawa.
Seperti biasa di gerbang ada penjaga.
"Halo pak"
"Oh halo"
Karena kami bergerombol kami jadi bisa masuk dengan mudah tanpa perlu di tanya ini itu.
Kami kemudian berpencar.
Aku langsung menuju Main post.
Aku masuk dan berjalan ke meja yang ada pegawainya.
"Apa ada yang bisa kami bantu?"
"Aku mau menukar hasil loot"
"Oh, keluarkan saja"
Pertama-tama aku mengeluarkan kaki kaki kelabang, lalu matanya, lalu kantong racunnya.
"Wah banyak juga ya"
Aku lanjutkan dengan mengeluarkan kepala colossal orc dan gada raksasa yang belum sempat aku kasih ke para guru.
"Wow, kamu solo?"
"Ngak"
Lalu aku lanjutkan dengan mengeluarkan pecahan badan golem.
"Ini busa di tukar"
"Ee... Bisa"
Dan ke terakhir, aku mengeluarkan 2 sayap naga, mata gudriton, jantung gudriton, dan kantong tinta gudriton.
Seketika..
""HEEEEEEEH!!!!!!""
'untung pakai jubah dan tudung'
"Ini semua, cakar, tanduk dan kristalnya akan aku pakai sendiri"
"Sebentar"
Dia menghitung semuanya.
"Baiklah totalnya 34.218.250 Dricash"
"Apakah jumlah itu banyak?"
"Hmm lumayan sih, biasa guild besar sekali looting bisa 100 jutaan"
"Wow"
"Buat rakyat biasa sih 10 juta dah cukup untuk seumur hidup, tapi bagi petualang itu jumlah yang masih dalam ukuran sedang"
"Heeh..."
Aku menerima tumpukan lembar kertas dan sekantong koin.
"1 lembar uang ini berapa?"
"Yaah.. 500k dricash"
"Oooh trima kasih"
Tenang tittle ku sudah aku kosongin.
Aku memasukan uang uang itu ke storage, dan pegawai main post membawa barang barang hasil loot ku.
Kemudian aku berjalan jalan di sekitar desa lalu melihat pandai besi yang memamerkan senjata senjata.
Aku melihat senjata itu dan harganya...
"BUSET, NIH PEDANG KOK BISA BISA HARGANYA 80 JUTA DRICASH????"
Karena penasaran aku masuk ke pandai besi itu.
"Halo ada yang bisa ku bantu?" Ucap seorang pelayan berbaju pink.
"Ini pedang hitam kok bisa mahal?"
"Ooh itu karena ketajamannya yang luar biasa, serta ke efisiensinya yang tinggi dan sudah di kasih 3 stat"
"Wow..., Oh iya apa kamu tahu stat kristal kristal ini?"
Aku memperlihatkan kristal naga, golem, dan kelabang.
"Wow, kalau naga agi naik 50%, str naik 60%, tapi int turun 10%"
"Bentar, apakah ini memengaruhi pola pikir dan kecerdasan kita?"
"Tidak, itu hanya menurunkan daya serang sihir elemental"
"Kalau kelabang?"
"Agi naik 50% str turun 20%"
"Kalau golem?"
"Mending jangan, agi turun 90%"
"Huh.."
"Kecuali kamu tanker, atau destroyer"
"Oooh ok, lalu logam ini apa?"
Aku memperlihatkan logam yang ku dapat di peti.
"Waaah.. breislt alloy, itu bahan yang bagus, dan sangat keras, mungkin bisa sekeras adamantite, sedikit di atas orichalcum"
"Kalau gitu bisa perkuat pedang ku?, Sekalian masukin stat kristal ini"
"Bisa"
"Aku ada dua kristal kelabang, bisa di masukan 2 buah?"
"Sayangnya tidak bisa"
"Ok, aku tunggu ya"
"Baiklah tunggu sebentar"
Sekitar 20 menit, pelayan itu kembali membawa pedangku yang terlihat sama
Aku mengambil pedangku dan tiba tiba badanku terasa super super ringan.
"Wow, efeknya hebat"
"Pedang mu agak sulit di tempa"
"Yaah.. maaf"
"Tidak apa apa, oh iya, pedangmu hanya mau di pegang oleh kamu"
"Bisa gitu ya?"
"Bisa karena pedang itu terlalu sering di aliri mana"
"Jadi berapa harganya"
"10 juta dricash"
"Apa!??"
---------
"Eschiea masih gak ada"