"ASAAM!!!!" teriak Myeila
"Biasa saja, itu masih gak as bangat" ucap ku.
"Tapi lidah ku ini sensitif"
"Bohong, saat di rumah Sraid kamu diam diam ke dapur buat ngemil garam"
"Lah kok kamu bisa tahu sih"
"Aku di marah maid nya, mereka bilang harga garam itu mahal"
"Ehe.. maaf"
"Apa!? Tadi barusan kamu sebut maaf!!?"
"Haah!? Gak boleh apa!?"
"Terasa aneh doang"
"Kalian berdua ribut terus ya?"
Aku melihat ke belakang, ada bibi Hire.
"Oh bibi Hire, si Hayase mana?"
"Dia sekarang gak bisa keluar sembarangan"
"Kenapa?"
"Dia kan mantan penjaga raja, dia rank S loh karena gak bisa mati"
"Sebentar.... Aku tidak konek"
"Haah.... Dia lah 8 orang pada saat wither day"
"Apa!??"
"Cuma bohongan"
"Bangsat"
Dia kemudian duduk di samping Grifang.
"Hmm kok kek pernah ngerasain mana mu?"
"...."
"Dimana ya, kok aku lupa ya..."
"Hanya khalayan mu kali"
"Benarkah, tapi aku kek pernah ngerasain"
'wah... Si Grifang pasti sering di babak belur Hire'
"Ah iya!! Kamu boss macan yang di hutan kan?"
"...."
"Waw dah evo rupanya, nanti aku kunjungi dungeon mu lah"
"Kami blom ada modal" ucap Riaowl
"Ooh kamu pasti burung hantu saat malam hari, cantik juga ya"
"Makasih"
"Jadi si Hayase dimana?"
"Dia kan anak raja dari istri gelapnya raja" ucap bibi Hire.
"Benaran?"
"Iya, dia sebenarnya bisa hidup damai, tapi kemampuan nya membuat dia di singkirkan ke hutan"
"Raja kah yang menyingkirkan nya?"
"Bukan, tapi bangsawan yang membunuh teman teman mu, dengan kedok nama baik mereka bisa melakukan itu tanpa bisa dihentikan raja"
"Memangnya apa yang bangsawan itu jaga?"
"Nama baik mereka sebagai bangsawan dengan manusia terkuat"
"Apa apa an itu?"
"Oh iya, yuk tes ras kamu"
"Bisa di tes?"
"Ikut aja"
Aku mengikuti bibi Hire dan meninggalkan yang lain.
Lalu kami tiba di sebuah gedung, kami masuk dan melihat banyak beastkin.
"Apa ada yang bisa kami bantu?" Ucap seorang pria berpakaian laboratorium.
"Cek ras ini anak"
"Baiklah, silahkan ikut saya"
Aku mengikuti nya ke salah satu ruangan.
Benar benar menenangkan, warna biru mudah dengan lampu yang memanjakan mata, atmosfernya terasa lembut.
"Baiklah, alirkan mana mu ke bola kaca ini"
"Ok"
Setelah itu dia ke meja dan ntah menghitung dan menulis apa.
Terkadang dia terlihat menggaruk garuk kepalanya.
Lalu dia mengeluarkan nafas panjang.
Dia mengambil gunting dan mengambil sehelai rambutku dan ke meja lagi.
"Baiklah, ini hasil analisis nya, meskipun bukan memakai mesin, tapi kinerja kami akurat 100%"
Aku mengambil kertas yang di tangan nya lalu membacanya.
"Hiiiuh"
"Yaah... Ini cukup merepotkan, karena skill spesialmu dan tumpukan traitmu sempat membuat ku mengira kalau kamu itu monster, tapi kamu benaran keluar dari rahim manusia"
"Trima kasih ya.."
"Bayar saja 1 juta ke resepsionis"
"Huuh... Ok"
Aku keluar dan memberikan 2 uang kertas di kasir.
"Ok dengan ini kurasa cukup untuk melawan bangsawan itu"
"Yap, kertas ini menggunakan kertas khusus loh, jika di alirkan mana nanti akan muncul rekaman, dan logo perusahaannya"
"Wow"
Seminggu kemudian
"Sudah reunian dengan ayah mu?" Tanya ku
"Udah, omong omong siapa yang kasih tahu kamu?"
"Si Hira"
"Berhenti memanggil nama asli ku!!!"
Kami sekarang di gerbang kota, menunggu seseorang.
Sekitar 1 jam seseorang datang membawa sebuah kereta kuda.
"Gak aku gak mau naik itu lagi, pantat ku sempat wasir" ucap Hayase.
"Jalan kaki saja dah"
Pintu kereta kuda itu terbuka dan terlihat seorang bangsawan.
"Duta besar Grouper?" Ucap bibi Hire.
Terlihat seorang pria tua yang ceking, rambut putihnya tertata rapi.
"Anda kah pak kerapu?"
Tiba tiba mulutku tak bisa bergerak.
"Maafkan ketidakjelasan anak ini"
"Tidak apa apa, raja juga memanggil ku begitu"
Aku memaksakan mulutku untuk bergerak lalu akhirnya bisa bergerak.
"Huaah sakit tahu"
"Siapa suruh mulutmu blak blakan"
Dan akhirnya kami naik juga itu kereta kuda.
"Sesuai dengan rencana Hayase jadi
..."
Kami sudah di tiba di kota tempat drama akan terjadi, kereta kuda kami menarik perhatian bangsawan setempat.
"Selamat datang rombongan duta besar Grouper"
"Dari mana dia tahu?" tanyaku
"Dari lambang kebangsawanan" ucap bibi Hire.
Sesuai rencana, aku yang keluar duluan untuk melihat reaksi mereka.
Dengan baju khas ku pasti mereka langsung mengenalku.
Supir kereta kuda itu membukakan pintu dan aku keluar dari kereta kuda.
"Yo bangsawan bodoh"
Aku sempat mendengar suara batuk dari kereta.
"Kau!! Kau kan monster waktu itu!!" Ucap bangsawan yang kelihatan jelek, eh emang jelek deh..
"Monster?, Apa harus ku tuntut kalian ke pengadilan benua?"
Aku mengeluarkan kertas bukti ras.
"Aku ini human"
"Mana bis kami percaya dengan kertas seperti itu!!"
Aku menyalurkan mana dan dan muncul sebuah video seperti hologram.
"Saya Chaint Virane dari pusat penelitian Brakestool telah menganalisis wanita bernama Rita, hasil analisisnya adalah Rita 100% ras human, sekian"
Hologram itu hilang lagi.
"Baiklah, pengfitnahan, pembunuh terencana, penyelundupan barang ilegal, perbudakan diluar penjahat perang, wah wah... Apa hukuman yang cocok bagi kalian ya?"
"Hah! Sangat tidak mendasar ya ucapanmu itu"
Aku melihat sekeliling, para rakyat hanya diam saja.
"Yah, mungkin kamu kenal muka ini"
Hayase keluar dan muka bangsawan itu makin terkejut.
"Tunggu, aku pernah melihat wajah itu, kalau tidak salah dia adalah anak perempuan yang di gendong raja" ucap salah satu warga
"Aah iya aku ingat" katanya dia meninggal saat perjalanan ke sini.
"Ehem, warga warga, aku Hayase, Hayase Sukihara, anak kedua raja kalian"
""HUOOOH itu dia!!!""
Para warga bersorak sorai.
"Baiklah, aku dengar kebangsawanan ini dijuluki kebangsawanan terkuat, bagaimana kalau taruhan? Aku akan melawan orang terkuat kalian" ucap Hayase.
"Hah!! memang nya apa yang akan kamu taruhkan!!!"
Aku mengeluarkan kristal merah.
"Hydra high end quality cristal" ucap ku.
"Hah mustahil!"
Lalu sebuah kertas melayang di sekitarku lalu ada lidi merah menuliskan mantra pengecek stat dan aku menempelkan kristal itu ke kertas lalu memberikan kristal ini kepada nya.
"Mu-mustahil"
Dari mana aku dapat 1 biji lagi?, Beberapa hari yang lalu Vionea datang mengunjungi ku, dia bilang hydra yang ekornya ku potong mati lalu dia membawakan kristal nya ke aku.
"Bagaimana tertarik?, Kalau kami kalah itu milikmu, kalau kalian yang kalah, hukumannya akan kalian terima dari raja" ucap ku.
"Hah! Buat apa kami terima duel dari dua orang yang tidak jelas asal usulnya!?"
"Terima saja"
Sekarang duta besar grouper yang keluar.
"Jika kalian menolak, berarti kalian mengakui kekalahan kalian?, Menarik"
"Duta besar Grouper!! Cih! Baiklah kami terima"
-------------