Chapter 36 - Anda Rabun?

"Hei Rita, kamu naik level?" Tanya Myeila.

"Tidak"

"Kamu benaran level 38 kan??"

"Monster tadi level berapa dulu?"

"Level 79"

"Monster level 150 an aja cuma bikin aku naik 20 an level"

"Weeeh..."

'ada dapat skill kah?'

'gak ada'

'heeh...'

Kami dengan mudah menemukan jalan turun karena Riaowl sangat hapal perangkap dan jalan gua ini.

"Ok hati hati, disini monster bisa muncul dari mana saja, tidak seperti di lantai atas" ucap Riaowl.

"Ok"

Karena kami berdekatan, aku memutuskan untuk menggunakan pisau.

Tiba tiba ada suara dari dinding, aku melihat ke arah dinding di kiri ku, tiba tiba sebuah tangan sebesar badan ku muncul.

Aku reflek menebas ke depan dan tangan itu pecah menjadi tumpukan mana lalu tertiup pergi ke lebih dalam

"Ikuti mana itu" Ucap Riaowl.

Kami mengikuti mana itu, tapi tetap saja tangan tangan itu keluar dari dinding, bukan hanya itu, kadang keluar tentakel, skeleton dan cairan asam.

"Kok lantai kedua ini lebih mudah ketimbang lipan di atas?"

"Iya kah?, Malahan disini lebih banyak yang tewas"

Tak lama dia mengucapkan itu aku melihat 5 tengkorak yang masih memakai pakaian petualang di tanah.

"Waah..."

Kami memindahkan tengkorak itu ke pojok dan lanjut berjalan mengikuti mana tadi.

Lalu kami tiba di depan pintu.

"Apa tiap lantai ada boss?" Tanya ku.

"Hooh, teman ku ini saring petualang, jadi hanya yang kuat bisa menemui dia"

"Haah... Berapa lantai ini?"

"Cuma 4"

"Oh..."

'ternyata gak dalam'

'kamu kira 99 lantai?'

'mayan tuh buat ngehabisin life span'

'anjir'

"Rita" ucap Riaowl.

"Hm?"

"Kamu masuk sendiri saja, soalnya kamu yang mau menemui dia"

"Ooh ok"

Aku mendorong pintu ukuran no akhlak itu, terbuka sedikit aku langsung masuk.

Lalu pintu itu tertutup lagi.

"Yo petualang, khusus kali ini aku yang menyambutmu, aku penguasa gua Phiren"

Aku melihat pria berambut merah pendek memakai kaca mata.

"Anda rabun?"

"Enak aja!, Baru ketemuan dah nanya hal kek gitu"

"Oh jadi anda benaran rabun"

"Cih, udah udah, jadi karena kamu ke sini kamu tahu kan apa yang akan terjadi"

"Iya iya"

Aku mengeluarkan katana, lalu menebas ke belakang, ada bola merah.

"Cairan?"

"Kamu hebat juga ya"

Dari badan nya keluar banyak bola merah lalu dia menembak ke arah ku.

Aku mengeluarkan bantal dan menangkis 1 bola nya, sisanya aku hindar.

Aku mencium cairan merah itu, bau besi.

"Oh darah"

"Memang, aku ini tidak bisa mati meskipun badan ku tercincang cincang"

Aku memasukan bantalku ke storage dan berlari ke depan.

Keluar lingkaran sihir dan muncul 2 golem merah dari darah juga.

"Darah merah, sip"

'siap Rita?'

"Ya"

Aku maju ke depan dan membuat small fire di jari ku.

Aku menebas golem yang baru mau menyerang ku dan langsung menyentuh luka tebasan itu dengan jari ku lalu Golem itu terbakar.

"Apa apa an ini? Mengapa bisa??"

"Rahasia"

Tadi darah di bantalku di analisa Cyaelia, aku tidak tahu bagaimana caranya dia melakukan itu, tapi yang pasti darah pria itu bergolongan O(minus) dan semuanya darah bersih.

Darah bersih mengandung banyak O2, otomatis mudah terbakar.

Golem yang 1 nya lagi lakukan hak yang sama.

Tiba tiba ada bola merah tua ke arah ku.

'darah kotor?'

"Hei aku mau tanya, sebenarnya apa gunanya kau menembak darah?"

Aku membiarkan punggung ku terkena bola merah yang di tembakkan nya.

"Lihat tidak terjadi apa apa kan?"

"Kena kau"

Tiba tiba baju ku serasa di sedot, aku langsung memotong baju kesayangan ku dan melepas baju ku, lalu baju ku tercabik cabik.

"Sial jaket biru ku"

Sadar aku cuma memakai bra, secepat mungkin aku mengambil baju yang ku beli dan memakai nya.

Aku melihat ada sobekan jaket ku yang tidak terpotong lalu aku mengambilnya dan menggunakan mending.

Dan baju ku terperbaiki lagi, untuk jaga jaga aku memasukan nya ke storage ku.

"Kamu mau tahu golongan darahku?" Tanya ku.

"Apa itu golongan darah?"

"Cih"

Dia menembak bola darah lagi, aku menghindari semua itu, kekuatan nya kemungkinan memanipulasi darah.

"Pain immune"

Aku langsung mengeluarkan wadah dan mengiris leher ku, seketika darah yang banyak keluar dari leherku dan aku menampung darah itu ke wadah.

"Hah bunuh diri?"

"Ti-tidak juga"

Aku mengeluarkan bunga Strienem dan langsung memakainya setelah hampir 30 detik.

"Ok aku siap"

Aku mengambil dart dan memasukan ujung dart itu ke wadah berisi darah lalu melemparkannya nya ke orang itu.

Orang itu diam saja menerima dart ku.

Dart ku menancap ke bahunya dan dia menariknya.

"Apa ini? Memberikan aku darah?, Tubuhku terbuat dari darah tahu"

"Selesai cingcong nya?"

Aku melumuri pedang ku dengan darah ku, kemudian aku memasukan wadah berisi darah itu ke storage lalu aku berlari ke depan.

"Tebas saja aku, sampai kau mati pun kau tidak bisa membelahku menjadi dua"

Aku menebas nya dan langsung mengeluarkan wadah berisi darah dan menuangnya ke tebasan nya lalu mundur.

"Hah!? Menuang darahmu ke diriku"

"..."

Aku mundur sambil menghindari bola darah nya, bola darahnya menjadi sedikit menggumpal.

"A-aaapa ya-ya-yang te-te-te"

Gerakan tubuh, mulut nya dan matanya berhenti dan tumbang.

Aku kemudian berjalan ke depan nya lalu jongkok.

"Gimana rasanya terkena stroke?, Apakah badanmu seperti patung?, Apakah kamu bisa merasakan tubuhmu?, Apakah kamu ingin berteriak?, Apakah kamu ingin bernafas?"

Tak lama kemudian dia benar benar berhenti bergerak, aku tidak tahu dia punya jantung atau tidak, yang pasti dia hanya seperti boneka yang tergeletak.

Apa yang terjadi?, Darahnya yang tercampur dengan darahku menggumpal dan menjadi kental, otomatis aliran darah ke otak nya tersumbat dan akhirnya stroke.

Golongan darahku?, Aku O(plus).

Tak lama kemudian pintu terbuka dan terlihat Riaowl berlari ke arah pria itu.

"Hei Rita!, Apa yang kau lakukan ke dia?"

"Dari pada terbunuh lebih baik aku membuat dia menjadi lumpuh"

"Kau... Licik level dewa ya?"

"Ntahlah"

Aku mengambil sehelai mahkota bunga dari bunga Strienem dan menjatuhkan nya ke kepala pria itu, seketika dia bisa bergerak lagi.

"Sial, hebat hebat, baru kali ini aku kalah tanpa di serang dengan sihir elemental"

"Mau benaran ku bunuh?, Aku bisa membunuhmu dengan cara yang sama tapi lebih extreme"

"Tidak tidak, mendingan aku mati membeku ketimbang tidak bisa bergerak seperti itu"

Tak lama kemudian yang lain ikut masuk.

"Baiklah aku akan mengikuti perintah mu mulai hari ini" ucap pria itu.

"Huh?"

'title'

[-boss of Rutira Forest

-monster apprentice

-Rutira Forest Ruler

-leader of Phiren]

'...'

---------------

"Eschiea gak ada hari ini"