Sekarang aku lagi berjalan ke arah kuil di hutan.
Saat tiba di kuil aku melihat genangan darah.
Aku langsung berlari ke dalam kuil dan melihat badan Hayase tergeletak di atas genangan darah.
"Hayase!!!"
Aku segera mengecek denyut nadi nya, tidak terasa apapun.
"Hayase!!"
Aku melihat sekeliling ada satu api hitam di pojok ruangan.
Aku berjalan ke arah api itu.
"Apa yang terjadi??"
"....."
'ah sial aku lupa dia gak punya tubuh'
"Kamu bisa telepati?"
"...."
"Kamu ngomong sama siapa?"
Aku melihat kebelakang ada si darter.
"Itu hanya arwah kosong, percuma kau ajak bicara"
"Arwah kosong?, Lupakan saja apa yang terjadi disini"
"Beberapa petualang menyerang ke sini, dan si Hayase menghadang mereka saat Hayase berhasil membuat mereka mundur tiba tiba jantung nya meledak"
"Berarti hayase..."
"Tenang aku disini kok"
Aku melihat hayase berdiri di atas genangan darah.
"Hah??"
"Aku ini pengendali arwah, jadi aku bebas berkeliaran memakai arwah ku ini, dan juga aku bebas keluar masuk tubuh ku"
"Tunggu.. berarti kamu bisa menghidupkan orang??"
"Sayang sekali itu di luar batas ku, aku hanya bisa mengendalikan arwah"
"..."
"Omong omong kamu bisa lihat arwah kosong itu ya?"
Dia berjalan ke api hitam itu.
"Kamu gak mau coba sentuh?"
"... Apa nanti bisa kerasukan?"
"Ngak kok"
Aku memberanikan diriku untuk menyentuh api hitam itu.
Aku menggunakan ujung jari telunjukku, saat jariku menyentuhnya tiba tiba api itu masuk ke jari ku.
"Wawawwawaawawwaawaa"
"Jangan heboh, lagian tidak terasa apa apa juga"
"Aku terkejut!!"
"Sekarang kamu punya elemen kegelapan, oh iya katamu soal menghidupkan kembali kan?"
"Ya..."
"Dulu kami ada gulungan mantra nya, tadi berhasil di rebut petualang"
"...."
"Dan juga ku dengar gulungan itu sekarang ada di ruang harta istana pusat"
"Apa kamu tahu dimana istana pusat berada?"
"Aku tahu, tapi penjagaan disana super ketat, bahkan ada petualang rank S disana, kalau mau menyerbu sekarang, itu adalah hal paling bodoh yang pernah ada"
'cih aku merasa tersinggung'
"Oh iya mengapa kamu perlu sihir menghidupkan kembali?"
"..."
Lalu aku menceritakan apa yang terjadi.
"Ooh... Kan cuma beberapa hari kenapa sampai segitunya?"
"Yah memang hanya beberapa hari, tapi mereka meninggal karena diriku, dan itu membuat aku merasa sangat bersalah"
"Faktor hati nurani ya, baiklah aku dan para pengikutku akan menemani mu"
"Aa... Kurasa ti-"
"Memangnya kamu tahu kamu harus ngapain, kemana dan lainnya?"
"Tidak.."
"Ok kalau begitu kami akan menemani mu"
Dia kemudian pergi dan mengeluarkan koper dan dua buah jubah.
"Pakai ini"
"Aku pakai cincin ini kok"
"Percuma ada yang bisa melihat tembus cincin itu"
'iya juga aku ke ingat si rambut emas itu'
"Oh iya kau kan pemimpin hutan ini, bentar aku mau kasih sesuatu"
"Huh..."
Dia membuka koper, lalu mengeluarkan gulungan.
"Ini mantra memperkuat tubuh"
"Huh??"
"Kenapa?"
"Aku tidak tahu cara pakainya"
Plak*
Hayase menepuk jidat nya.
"Ku menangiiiiis membayangkan, betapa payah kamu dalam persihiran"
"Berisik, langsung kasih tahu aja"
"Iya, iya"
'tadi lagu ku menangis ya? Terkenal amat sampai dunia lain tahu'
"Kamu buka, dan kamu tahu caranya"
"Ok..."
Aku mengambil gulungan itu lalu melihat lihat.
Lalu ku melihat ada tempelan merah.
Aku melepas tempelan merah itu dan gulungan itu terbuka.
"Aaaaaaaaaaaaaah!!!!!"
"Kenapa?"
Aku melihat kertas itu kosong.
"Kamu menghapus sihirnya!!, Tidaaaaaaaaaaak"
'ah.... Mending ku baca buku manual sihir'
'emang dari dulu kau harus lakukan itu'
Hayase terlihat pusing.
"Aduuuuh... Kurasa kamu harus ku ajari tentang sihir"
"Uuh...."
Dan mungkin sekitar 2 jam?, Ya 3 jam aku duduk, aku berhasil menyimpulkan beberapa hal.
Pertama tiap pengguna sihir memiliki elemen, walau gak ada elemen tetap saja di sebut elemen netral, elemen bisa elemen dasar, lanjutan, tinggi, dan spesial, elemen dasar seperti api, air dan cahaya. Kalau lanjutan bisa elemen kabut, kabut di hitung elemen ya?, Elemen batu juga lanjutan, elemen tinggi seperti listrik, panas, udara, bahkan daging, kalau elemen spesial seperti si Hayase bisa mengendalikan arwah.
Kedua, cara makai gulungan sihir tuh narik tali di ujung gulungan nya.
Tentang tingkatan sihir, tidak ada batasan, kalau mampu ya bisa tinggi bangat, aku sekarang cuma bisa 3 tingkat, manusia paling tinggi 10 tingkat, elf bisa 17, dwarf hanya 7, demon 21, dan beastkin atau furry tergantung dari ras mereka.
Dan beberapa lain yang kurasa tidak terlalu penting.
"Ok ayo kita berangkat" ucap Hayase
"Sebenarnya aku mau mengucapkan sampai jumpa kepada paman macan"
"Ok sekalian aja yuk"
"Tapi dia lagi cooldown"
"Heeh.... Ok deh berapa lama lagi?"
"Besok pagi sudah"
"Ooh ok... Di sini tidak ada kamar"
"Gapapa aku sudah terbiasa tidur di lantai"
'pas di kos aku sering tidur di bawah karena dingin, gak ada AC dan kipas angin rusak, pas kemarau lagi'
"Huh.. baiklah, tapi disini tidak ada bahan masakan"
"Aku ada kok"
"Lalu gak ada alat masak"
"Aku ada kok"
"Disini kotor"
"Cleaning ku bisa membersihkan 1 kuil ini"
"Banyak hantunya"
"Aku ini elemen cahaya"
"Disini gak ada lampu"
"Aku ada batu bulan"
"Terserah deh"
Dia kemudian pergi, lalu darter keluar dari bayangan nya.
"Aku sudah mendengar ceritamu, kamu mau tahu alasan kamu di panggil monster?"
".... Aku mau tahu soal itu"
"Mereka iri pada mu yang spesial, mereka selalu menyingkirkan yang lebih baik dari mereka"
"Mereka itu siapa?"
"Anggota kerajaan"
"...."
'dimana mana selalu ada aja yang salah dengan yang di atas'
"Hayase juga di singkirkan mereka dan ada beberapa juga yang bernasib sama"
"Bisa aku menanyakan satu hal"
"Silahkan"
"Apa mereka baik kepada warga nya?"
"Tidak, mereka memasang pajak yang tinggi, perbudakan, diskriminasi, penindasan, peram-"
"Cukup aku sudah tahu cara melawan mereka"
"Huh?"
"Khusus pada dirimu akan ku kasih tahu"
Aku kemudian memberitahu nya
"Rencana yang bagus, banyak juga petualang yang merasa seperti itu, tapi bagaimana dengan yang itu?"
"Mudah saja, aku akan mengumpulkan sebanyak yang aku bisa"
"Hah sekarang sudah dapat 1 ya"
"Yap"
"Semoga saja berhasil"
"Tidak tahu lah, tapi ada kemungkinan aku gagal, kalau gagal lakukan rencana G"
"Sudah sudah, bahas saja saat itu akan tiba"
"Omong omong minta dart mu lagi"
"....."