Pria raksasa itu menjadi cahaya.
"Ok.."
Aku bergaya keren.
"Sekarang langkah besar ke dua"
Aku berjalan selangkah ke depan lalu lari secepat yang aku bisa.
'kabur nanti ketahuan orang!!'
Aku berlari ke arah sungai.
Sesuai yang ku duga ada bekas pertarungan di sini, ada pohon yang tergores, rumput terinjak, dan corak hitam di tanah.
Aku berjalan ke arah tepi sungai, ada beberapa baju terlipat rapi.
"Waah..."
Aku memutuskan untuk membiarkan mereka mandi dan kemudian aku berjalan ke padang rumput dekat hutan, tidak luas luas amat karena di kelilingi hutan.
Setiba di sana aku melihat segunung lingkaran sihir di tanah
'waah.. bahaya'
Aku mengambil batu dan melemparkannya ke salah satu lingkaran sihir dan buaaar, meledak gas LPG satu kampung.
Muka ku serasa di depan api unggun dan angin yang menerpa muka ku seperti tetesan air hujan saat ngebut pakai motor
Aku langsung membalik badan.
'cuuuk!!! Tanahnya masih sehat tidak'
Ledakan itu pun berhenti, lalu aku meniup asap nya pergi, dan ada lubang besar di padang rumput itu.
"Tidaaaaaaak"
'tanah impian ku rusak, aku rencananya bikin rumah disnana kalau dah kaya'
Aku berjalan ke dekat lubang lalu menggunakan mending ke lubang nya.
'ayo bisalah'
Lubang di tanah itu sedikit sedikit mulai tertutup tiba tiba puluhan bola api ditembakkan ke arah ku.
Aku dengan mudah menghindari semua itu dengan mudah, hanya tinggal loncat ke lubang.
Lalu terlihat 4 orang keluar dari semak, 4 orang wanita
"Kok bisa dia tahu ada jebakan sihir disini" ucap si rambut oren panjang.
"Dia pasti pintar" ucap si rambut biru.
"Aaah dia ganteng bangat, aku jadi ingin jadi pacarnya" ucap yang berambut kuning panjang.
"Hati hati dia berbahaya" ucap si coklat pendek berkacamata.
'kakek, pemuda, pria ganteng, aiahaiahhaihaiha'
Aku naik ke atas, ya lubang nya cuma seperti di kolam renang.
"Yoo gadis cantik" ucap aku.
Mereka berempat tiba tiba menjadi merah mukanya.
"Ayo kesini kalian berempat, aku akan memeluk kalian" ucap ku lagi.
"""Kyaaaaaaa"""
3 dari mereka berlari ke arah ku tiba tiba perisai sihir muncul di depan mereka dan mereka berhenti.
"Jangan bodoh!, Dia pasti ada rencana terselubung!"
'cih, mengapa tiap yang berkacamata selalu pintar?'
Mereka bertiga mengangguk kan kepala mereka lalu mereka menembak bola api ke arah ku.
"Hahaha..." Tawa ku.
Aku mengeluarkan perisai ku dan menangkis nya.
Lalu aku mengeluarkan dart, dari mana? Aku minta sama si darter, katanya dart miliknya itu tak terbatas.
Dart nya sudah ku kasih tali laba laba di ujung, selain elastis, itu cukup tahan juga.
Kapan aku menyiapkan nya? Tadi pagi pagi bangat lah..
Aku memasukkan perisaiku ke inventory dan mengeluarkan pisau bertali ku.
"Baiklah para gadis sayang sekali kalian melewatkan kesempatan ku peluk"
Aku melempar pisau ku ke perisai sihir, perisai sihir itu pecah lalu aku berlari ke depan dan melempar 3 dark yang masing masing terkena kepala mereka.
Dan mereka bertiga menjadi cahaya dan lenyap.
"Wow...." Gadis berkacamata itu hanya berdiri diam.
Aku berjalan ke depan nya.
"Tidak mau menyerang?"
"Tidak, aku tidak mungkin menang"
"Haah kasih tahu ketiga teman mu kalau aku ini palsu"
Aku melepas cincin ku.
"Sudah ku duga, pria tampan seperti tadi tidak akan menawarkan pelukan dengan semudah itu"
"Hah rupanya kamu juga mau di peluk"
"Jelas lah, wanita macam apa yang bisa menolak tawaran pria seganteng itu"
"Aku tidak tahu apa yang kalian lihat, tapi sampai jumpa di sekolah"
Aku memukul bagian belakang kepala nya lalu dia pingsan, kemudian aku menusuk syaraf utamanya yang terletak di leher nya dengan jarum dan dia menjadi cahaya dan hilang.
Lalu aku memakai cincin ku lagi.
"Ok langkah besar ku lagi"
Aku langsung berlari ke sungai.
'nanti saja deh ku perbaiki lubang nya
Aku melihat 3 orang sedang makan.
'aku samperin aja'
"Kalian tahu tidak kalau sekarang lagi perang"
""Hah!? Pak Praiton!??""
'oho...'
"Memang boleh makan, tapi lakukan lah secara tersembunyi"
Aku mengeluarkan katana ku.
""Woah kenapa bapak mengeluarkan punisher sword!??""
'hah? Terserah'
"Kalian di hukum"
Aku menebas mereka bertiga lalu mereka menjadi cahaya.
'tidak kabur huh?, Apa sehebat itu kekuasaan paman itu'
Dan masalahnya, aku masih melihat baju terlipat di tepi sungai.
Karena penasaran aku pergi ke sungai dan tidak melihat apapun di tepi, maupun di sungai.
"Akhirnya ada mangsa juga!!!"
Aku melihat ke atas ada wanita meluncur ke bawah tepat di atas ku.
"Hmmm...."
Aku mengangkat pedang ku ke atas.
"Hiaaah!! Turunkan itu"
Jleb*
"Aah~"
Aku tidak tahu bagian mana yang kena yang pasti dia menjadi cahaya setelahnya.
"Hmm jangan jangan..."
Aku langsung mencuci pedang ku di sungai.
"Maafkan aku wanita yang tadi"
Kurasa aku akan menemui nya saat di sekolah.
'dari tadi kau one hit kill terus, kamu nge cheat ya?'
'mana ku tahu njir'
'kurasa team yang tersisa tinggal sedikit'
'Aku juga berpikir begitu, apa si Reliave yang mengalahkan mereka?'
Tiba tiba leher ku merasakan sesuatu.
Aku melihat ke langit, ada petir hijau menyambar ke bawah.
'buset, petir nya dekat bangat'
Aku memutuskan untuk melihat apa yang terjadi aku melihat Mako, Nayo dan Tia yang terbaring di tanah lalu menjadi cahaya.
Zein menahan seorang pria berambut ungu, pria itu menggunakan kapak.
Myeila terluka di pojokan lalu dia sembuh.
Dan Reliave melawan dua orang.
Tiba tiba petir hijau menyambar mereka berdua.
Lalu mereka menjadi cahaya.
Myeila menyedot mana semua orang di sana lalu dia di punggung tumbuh sayap dan kepala nya tumbuh 2 buah tanduk.
Namun tiba tiba dia berhenti bergerak dan menjadi cahaya.
Lalu sebuah pedang jatuh.
'F'
Mereka berempat berkumpul tiba tiba ada lubang di bawah mereka dan kepala ular raksasa muncul dan melahap mereka.
'F lagi'
Lalu terlihat gadis kecil tertawa tawa di ujung dia di temani beberapa pria.
Kemudian ada bayangan menutupi mereka.
Ada pria kekar memegang pohon utuh dan mengayunkan ke arah mereka.
'... F lagi'
Pria itu tertawa bangga dan sangat keras tiba tiba kepalanya tertancap sebuah panah.
'wanjay... F'
Tiba tiba lingkaran sihir terbentuk di bawah kaki ku.
Aku langsung menghindar.
Lalu 4 orang berjubah hijau dengan lambang bunga hitam di jubah mereka.
Mereka ber empat tiba tiba berada di dekat ku sambil membuat kotak di dengan pedang di leher ku.
"Woah woah bung, leher ku sedikit nyut nyut an saat kalian melakukan ini"
Aku melepas sepatu ku dengan kaki ku lalu menginjak kaki salah satu dari mereka.
Mereka terlihat tidak peduli.
"Ok bung, sampai jumpa"
Pedang mereka mulai menekan leher ku, sakiiiiit bangat sialan.
"Mp charger!!!!!"
Duaaar*
Salah satu dari mereka terlontar dan 3 lain mundur.
Aku langsung menggunakan bunga strienem dan aku mengeluarkan pedang ku dan menebas mereka bertiga dengan cara memutar badan ku.
Tiba tiba ada sepasang mata raksasa di langit melihat ku dari atas.
"Buset...."